Prolog

3.8K 91 0
                                    

(Bonus pict rambut Sarah ⬆)

Sarah Alexandria
-Prolog-
Happy reading

Boleh di vote dulu:)

...

Sarah membuka matanya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Sinar matahari yang masuk dari jendela, menerangi kamarnya.

Saat tersadar, ia langsung bangkit dari kasurnya. Terlambat lagi. Hari pertama di sekolah baru dan ia sudah terlambat.

Sarah langsung memakai seragamnya asal dan keluar dari kamarnya. Ia melihat kedua orangtuanya menatapnya bingung.

"Terlambat lagi?" Tanya Kristin

Sarah yang sedang memakai sepatunya hanya mengangguk. Tentu saja dirinya terlambat. Apa tidak ada pertanyaan lain yang lebih masuk akal?

"Makan dulu, Sarah"

"Gak usah Ma... Sarah pergi dulu"

Sarah langsung keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobilnya. Ia mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.

Sarah menghela nafasnya lega saat melihat pintu pagar sekolah masih terbuka. Sarah memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya.

Ia tersenyum tipis saat melihat dua orang perempuan yang sangat ia kenal. "Gue tebak, kalian juga telat" ucapnya yakin.

Mereka tertawa. "Tahu aja lo. Gue baru aja sampai tadi". Perempuan berambut warna-warni itu tersenyum.

Mereka Nicole dan Syifa. Kedua sahabat Sarah yang selalu membuat Sarah emosi sendiri jika bersama dengan mereka.

"Tuh rambut masih aja kayak gulali. Warna-warni" ledek Syifa

Nicole melirik Syifa tajam. "Tolong ya, ngaca dulu sebelum ngomong". Syifa tertawa. "Setidaknya rambut gue di cat warna biru gelap. Coba lihat rambut lo, warna pink terang, udah kayak cabe-cabean"

"Heh! Apa maksud lo ngatain–"

Mereka berdua terdiam saat baru sadar jika Sarah sudah berada jauh di depan mereka. Mereka langsung berlari mengejar Sarah.

"Ra! Bareng dong!"

"Lo berdua lama, gue malas nunggu"

.......

Mereka bertiga menghentikan langkah kakinya saat melihat papan kelas di depannya. XI IPA 1.

"Ini kelas kita kan?" Tanya Syifa

"Hooh, ketuk gih" jawab Sarah

Tok Tok Tok

Semua mata di ruangan itu langsung tertuju pada Syifa yang mengetuk pintu tersebut. Syifa menatap mereka canggung. Ia langsung masuk ke dalam kelas itu dengan Nicole dan Sarah yang berada di belakangnya.

"Anak baru?" Tanya seorang wanita yang sepertinya merupakan guru.

"Kagak, gue orang lama. Pertanyaan gak logis"

Sarah menatap wanita itu malas. Bagaimana orang seperti itu bisa menjadi gurunya?

"Iya, kami anak baru" jawab Syifa

Di antara mereka bertiga, bisa dibilang jika Syifa adalah orang tersopan. Ia bisa mengatur emosinya. Beda sekali dengan Nicole dan Sarah yang sama sekali tidam bisa menahan emosinya.

"Baiklah, perkenalkan diri kalian"

Syifa mengangguk. "Halo semua, nama gue Syifa. Semoga kita bisa berteman" ucap Syifa lalu tersenyum.

"Gue Nicole. Salam kenal semua"

Tatapan mereka beralih ke Sarah. Mereka terkejut melihat Sarah. Tidak, lebih tepatnya mereka kagum. Kedua perempuan di depan mereka memang cantik. Namun Sarah bisa dibilang mempesona.

Sarah menatap mereka dingin. "Gue Sarah. Gue harap kita gak berteman". Semua orang langsung menatap Sarah bingung dan canggung.

Syifa tersenyum canggung. "Dia bercanda, jangan pada salah paham ya" ucap Syifa

Mereka mengangguk mengerti. Wanita itu juga mengangguk dan menyuruh mereka untuk segera duduk di tempat masing-masing.

▪▪▪

Kring.....

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua murid langsung bergegas pergi ke kantin. Ada juga yang hanya duduk di kelas dan memakan bekalnya.

"Kantin?" Tanya Nicole

Syifa dan Sarah mengangguk.

Mereka pun berjalan keluar dari kelas dan menuju ke kantin. Selama di koridor, mereka menjadi pusat perhatian. Tentu saja pasti karena gaya mereka.

Rambut di warnai, rok seragam yang pendek, sepatu dan perhiasan mahal. Hal itu yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Seperti biasa" kesal Sarah

Jujur saja, Sarah tidak suka menjadi pusat perhatian. Hal itu sangat menyusahkan untuknya.

"Anak baru?"

Langkah mereka berhenti saat ada 3 cowok berdiri menghalangi jalan mereka. Syifa dan Nicole mengerutkan alisnya saat melihat mereka.

"Urusannya sama lo?" Ketus Nicole

Mereka tersenyum miring. "Tipe cewek jutek rupanya, menarik" ucap salah satu dari mereka

"Kalian gak ada kerjaan ya? Pengangguran" cibir Syifa

"Nusuk lho itu"

"Bisa minggir?" Akhirnya Sarah bersuara. Ia menatap mereka bertiga dingin.

"Jadi lo ketuanya?" Tanya cowok yang berdiri di tengah

"Jadi lo babunya? Gak heran sih, soalnya daritadi lo yang jadi juru bicara" Sarah menatapnya tajam.

Cowok itu mengangkat sebelah alisnya. "Menarik. Nama gue Sebastian, panggil sayang juga boleh" godanya

Sarah tertawa hambar. "Jadi cuma segitu kemampuan gombal lo? Miris"

Sarah langsung berjalan melewati mereka. Ia menyenggol tangan Sebastian dengan keras. Nicole dan Syifa juga mengikuti Sarah dari belakang.

"Gue tertarik"

Sebastian menatap tajam Leon yang mengucapkan hal itu. "Pacarin aja kalau tertarik" cibirnya

Leon tertawa. "Santai bro, gue tahu lo cemburu"

"Gue? Cemburu? Gila lo?"

"Udahlah Yon, ego bastian mah tinggi" ucap Axel

Sebastian memutar bola matanya malas. "Suka-suka lo berdua lah. Susah emang ngomong sama orang gak waras kayak lo berdua." Sebastian berjalan meninggalkan mereka berdua yang tertawa.

......

Panjang ya? Hahaha
Terima kasih sudah membaca chapter ini....
Nantikan terus part selanjutnya yaa

Sarah Alexandria [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang