Bag 24 ● Penantian

67 7 0
                                    

Hadir mu...
Bak senja yang indah di ujung petang
Membuat ku terdiam mematung
Memandangi betapa indah ciptaan Tuhan
Berkhayal ingin ku jadikan pujaan.

Senyum mu...
Membuat ku jatuh pada hati nan suci
Hati yang belum pernah ku dimiliki
Hingga kasih mu datang meminang ku
Meminta ku tuk jadi kekasih mu.
.
.
.

"Mamah Caca berangkat dulu, Assalamualaikum."  Ujar Callista sambil berlari keluar rumahnya.

"Walaikumsalam, hati-hati kamu." Teriak Mellysa dari ruang makan.
Callista berlari menuju rumah Rehan yang berada di samping rumahnya, beruntung ia masih menemukan lelaki itu sedang bertengger diatas motornya.

"REHANN?"

Rehan menoleh ke arah sumber suara, ia membuka kaca helmnya dan mematikan mesin motornya.

"What?" Tanya Rehan sambil menyeritkan keningnya.

"Nebeng dong. Masa lo mau ninggalin gue." Ujar Callista sambil memajukkan bibirnya

"Lah, lo gak sama Dapa?"

Callista menggeleng lemah "katanya dia ada urusan."

Rehan membulatkan mulutnya lalu ia memakaikan helm yang berada di jok belakang pada Callista. "Ayo naik!" Ujar nya.

"Siap!" Callista pun menaiki motor Rehan dan memeluk tas ransel Rehan dari belakang dengan kuat.

"Are you readyy??" Tanya Rehan dengan penuh semangat.

"I am ready captain!" Jawab Callista antusias, dan Rehan pun melajukan kendaraannya dengan kecepatan diatas rata-rata membelah kota Jakarta untuk bisa datang tepat waktu di sekolahnya.


***

Akhirnya mereka telah sampai di sekolah setelah menempuh perjalanan kurang dari dua puluh menit lamanya. Callista sengaja berjalan melewati kelas Dava untuk melihat orang itu ada atau tidak, sedari tadi ia mengedarkan pandangannya melihat kelas Dava melalui jendela luar.

"Nyari apan si, Ca?" Tanya Rehan yang bingung melihat Callista seperti itu.

"Kok Ka Dava gak ada ya?" Tanya Callista dengan raut wajah sedihnya.

"Haaah??" Rehan menarik nafasnya dalam sambil menunjukkan raut wajah mengerikannya "Jangan-jangan si Dapa kelindes trek pas lagi otw ke sini." lanjutnya

"IHH APANSI, HAN!" Kesal Callista sambil memukul-mukul lengan Rehan.

"Loh, kalian berdua ngapain berantem di sini?" Tanya Bimo yang datang entah darimana
Callista pun menghentikkan pukulannya pada Rehan dan menatap Bimo yang ada di belakangnya.

"Kak Dava mana, kak?" Tanya Callista

"Dava?"

"Iya" Callista menganggukan kepalannya, "Kok di kelas gak ada?" Lanjutnya

Bimo melirik kelasnya dari luar jendela, lalu ia terlihat berfikir sejenak. Callista semakin bingung dibuatnya dengan raut wajah Bimo dihadapannya kini.

"Dimana kakk???" Tanya Callista semakin penasaran.

"Gatau lah ya," Jawab Bimo enteng sambil melangkahkan kakinya mememasuki kelas.

"ISHH!!" kesal Callista sambil menghentakkan kakinya
Sementara Rehan, ia tak kuasa menahan tawa melihat wajah merah padam sahabatnya itu.

"HAHAHA.. kan udah gue bilang, Ca." Tawa Rehan meledak sempurna
Callista tak menghiraukan Rehan, ia melanjutkan langkahnya menuju kelasnya dengan tanda tanya besar dimana lelaki itu sekarang?


NO REASON (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang