Aku dan Leoni sering bermain dare, waktu itu kami berjalan disekitar komplek, dan pada akhirnya sampai didepan rumah tua diujung komplek yang dielu-elukan adalah rumah angker, orangtua selalu melarang kami pergi kesana. Tapi? hei, anak-anak semakin dilarang semakin penasaran.
Kami memasuki pekarangannya, aku mulai berujar, "aku tantang kau untuk memeluk pilar rumah itu."
Leoni berdeham sejenak, langkahnya ragu mendekati pilar rumah, lantas tangannya terulur memeluk tiang itu, tiangnya lusuh membuat beberapa debu menempel pada tubuh serta wajah Leoni, aku tertawa keras melihat wajahnya yang cemong.
Selanjutnya ia menantangku, "kutantang kau membuka pintu itu."
Mendengar itu aku sedikit gentar, namun dengan langkah berani aku menuju pintu itu, melewati Leoni dan meraih ganggang pintu, saat terbuka debu-debu menyapa hidungku, aku bersin beberapa kali, lalu mataku menatap ke dalam, gelap. Aku menyeringai lantas menatap Leoni, "Aku tantang kau untuk masuk ke dalam rumah ini," ujarku membuat Leoni melotot kaget.
"Ta-tapi, ini rumah yang cukup menyeramkan, kau tau? Aku bukannya takut hanya saja..."
"Jadi kau kalah dalam game kita ini, Leoni?" ujarku meledeknya.
"T-tidak!"
Dengan gentar ia melangkah masuk, hilang tertelan kegelapan, dia pasti kencing di celana sangking takutnya, aku terkikik, masuk menyusul Leoni. Ah, aku merasa menjadi sahabat yang jahat.
"Leo--"
_brak_
Jendela serta pintu dirumah itu terbuka lalu tertutup lagi hingga berkali-kali, aku kaget dan reflek berlari menuju pintu utama, pintu itu tidak bisa dibuka, aku berjongkok, menangis, ketakutan, sungguh aku menyesal melanggar ucapan orangtua-orangtua yang melarang mendatangi tempat ini.
Ceklek.
Pintu dihadapanku tiba-tiba terbuka, aku berdiri dan langsung saja berlari. Aku selamat, tapi hei!? Bagaimana dengan Leoni? Airmataku mengalir menyesali perbuatan kami, langkahku terhenti, dengan tangan yang mengusak airmata aku kembali menoleh kebelakang hendak mencari Leoni.
"BAAA."
"AHHHH"
Aku terkaget saat Leoni sudah berdiri dihadapanku, tersenyum begitu lebar dan bodoh.
"Kukira kau terjebak dalam rumah itu!"
"Haha, tidak mungkin."
"Kau mengerjaiku ya? Kau jahat."
"Sudahlah. Bagaimana jika kita bermain lagi?"
"Tidak, Leoni, aku ingin pulang."
"Ayolah. Satu kali lagi."
"Tidak."
"Ayolah! Jangan menolakku."
"Baiklah, satu kali saja."
"Kutantang kau, untuk masuk ke dalam sana mencari Leoni yang asli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Stories
Mystery / ThrillerSHORT STORY ABOUT HORROR, THRILLER, AND RIDDLE I HOPE U LIKE WITH MY STORY :) # 2 Horror # 2 Creepystory # 3 Creepystory