#4

1.1K 179 36
                                    

"Mau sampe kapan lo main hape mulu sih, Git? Kasian tuh siomaynya ngeliatin lo mulu," tegur Arin pada Gita yang sudah sejak 10 menit lalu terus fokus pada ponsel miliknya.

"Tadulu gue lagi stalk," jawab Gita singkat sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Stalk siapa? Mantan?" Salsha menelan kunyahannya dan melanjutkan, "itu mantan lo lagi ngumpul bareng temennya di dua meja sebelah kanan kita." Dan ucapan Salsha langsung mendapat lirikan sinis dari Gita.

"Emang mantan gue cuman dia?"

"Emang lo pertama kali pacaran bukan sama Aldi?" skak Arin

Ibu jari Gita yang tadinya bergerak aktif untuk men-stalk, kali ini berhenti ketika mendengar pertanyaan Arin.

"Nggak enak ya, Git, pacaran sama sahabat sendiri? Kalau putus, kehilangan pacar sekaligus sahabat." Tanya Salsha lalu meminum es teh miliknya.

Arin yang duduk di samping Salsha mengibaskan tangannya pelan. "Nggak-nggak. Kalau menurut gue enak-enak aja, sih. Asal nggak putus."

"Lagian kok bisa putus sih, Git? Padahalkan kalian temen dari kecil. Mama lo sama Mama nya Aldi kan sahabat deket dari SMA."

"Ih! Lo nggak inget emang, Sha, Gita sama Aldi putus gara-gara siapa?"

"Si adek kelas itu kan? Ranya?"

"Rania."

"Ke gep cipokan sama Aldi kan dia?"

Arin langsung menutup mulut Salsha erat dengan wajah yang panik. "Toa banget sih lo anjir."

"Ih." Salsha memberontak dan melepaskan tangan Arin yang menutup mulutnya. "Tangan lo bau sikil."

Salsha menggosok-gosokkan hidungnya sampai memerah dan menggerutukan sesuatu yang tidak jelas. Kedua tangannya ia taruh di pinggir meja untuk menopang tubuhnya yang maju ke depan. Seperti ingin menanyakan sesuatu yang penting pada Gita. "Eh, btw, Git. Dulu pas pacaran sama Aldi lo pernah ciuman nggak sama dia?"

Gita memakan siomaynya dengan tenang.

"Ciuman gituuuu. Yang kayak di drama korea yang suka lo tonton. Aldi kan ke gep lagi kayak gitu sama Ranya, nah lo sendiri pernah kayak gitu nggak?"

Gita menyeruput es tehnya tanpa gangguan.

"Sha?" Arin memotong.

"Masa nggak pernah sih, Git? Yakali nggak pernah, tapi Aldi kayak gitu sama Ranya." Salsha tetap menanyakan hal ini walaupun Gita sama sekali tidak memberikan respon tertarik.

"Salsha!" kali ini Arin menyikut Salsha demi mendapat perhatian Salsha.

"Apaan sih, Rin? Orang gue nanya Gita." Salsha mengibaskan tangannya pertanda ia tidak ingin Arin ikut mencampuri pertanyaan itu.

"Sha!" kali ini Arin menarik kuat seragam Salsha dan berhasil membuat gadis itu menoleh.

"Apaan ta— eh, Aldi?"

"Tolol banget, sih," gumam Arin yang masih bisa didengar oleh Salsha.

Aldi berdiri tegap di samping Arin. Sepertinya Aldi sudah lama berdiri disitu dan bisa dipastikan bahwa pria itu mendengar apa yang ditanyakan Salsha pada Gita. Terbukti, karena saat ini Aldi menatap Salsha dengan wajah datar.

Salsha menyeringai. "Lo...denger?" pertanyaan bodoh. Sudah pasti Aldi mendengarnya.

"Tadi Pak Anto nggak masuk, kan?" pertanyaan Aldi untuk Arin. Sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Salsha.

Pak Anto yang dimaksud adalah guru olahraga kelas Arin.

"Iya nggak masuk. Kenapa emang?"

"Pak Irfan nyuruh gue buat nyampein kalau olahraga kelas lo sama kelas gue digabung."

GreškaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang