a t t e n t i o n !!
part ini sangat panjang cem daftar nama gebetan yang ujungnya cuma PHP doang.
***
Ujian ambil nilai kali ini adalah menendang bola sampai masuk ke gawang. Setiap murid diberikan kesempatan menendang 3 kali. Jika 3 tendangan masuk, mendapat nilai 9.2 tendangan masuk, nilai 8. Dan 1 tendangan masuk 7. Sedangkan bagi murid yang tidak masuk ke gawang sama sekali mendapat nilai 6.
Mudah sekali untuk para laki-laki. Tapi tidak untuk para murid perempuan. Bahkan mereka yakin, untuk menendang mengenai bolanya saja itu sulit.
Dan yang menjadi penjaga gawang adalah Aldi. Aldi yang akan berdiri di tengah-gawang untuk menghalau benda bundar itu mengenai jaring-jaring gawang.
Pak Irfan memanggil murid laki-laki yang berada di kelas 12 A dan 12 B dan mereka bergantian menendang. Rata-rata dari mereka semua mendapatkan nilai 8.
Sebenarnya penjaga gawangnya bisa saja berganti menjadi wanita. Tetapi Pak Irfan bilang bahwa membiarkan wanita menjadi penjaga gawang dan lelaki yang menendang bola itu... er yah 'tidak sopan', you know what i mean lah.
Yang perempuan menunggu dengan duduk atau beristirahat di tempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Gita sendiri duduk di bawah pohon mangga lebat yang bersebrangan dengan gawang yang berada di ujung lapangan ini. Gita hanya diam. Memerhatikan Aldi dari jauh. Sebenarnya Gita tidak ingin melakukan hal ini. Tapi tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain memerhatikan objek indah yang ada di ujung lapangan ini. Sementara Salsha dan Arin sibuk bergosip dengan teman sekelas lainnya membicarakan tentang Rania. Ternyata adik kelas itu tidak hanya merusak hubungannya dengan Aldi, dulu. Tetapi sampai saat ini pun kelakuannya masih berlanjut.
Sebelah bibir Gita tertarik menghasilkan senyuman ketika melihat Aldi terjatuh saat berusaha menangkap bola. Yang menendang bola pun bersorak kegirangan karena benda bundar itu berhasil merusak pertahanan Aldi. Aldi berdiri dari jatuhnya dan menepuk-nepuk celana olahraganya yang kotor sambil tertawa.
"Git, lo dipanggil tuh." Arin menepuk bahu Gita dan mengalihkan Gita dari objek yang daritadi diamatinya. Gita tergagap dan langsung bangun dari duduknya. Berlarian kecil menghampiri Pak Irfan dan sebuah bola yang sudah siap untuk ditendang.
Baik kelas Aldi atau Gita, semua muridnya tahu bahwa mereka berdua pernah menjalin hubungan sebagai seorang kekasih. Bahkan banyak yang mendukungnya karena Gita dan Aldi tampak serasi jika bersama.
Dan sorakan-sorakan langsung terdengar ketika Gita sudah sampai di tempatnya.
"Wah, ini mah dijebretin semua dah."
"Awas lo, Di, sampe lo masukin semua, nggak bakal gue kasih contekan kimia lagi."
"Kalau lo masukin semua, anggep aja kita nggak pernah ketemu." Dan ucapan ini diteriakan oleh Bagas yang duduk di pinggiran koridor untuk meneduh.
"Siap ya, Gita? Sudah tau peraturannya, kan?" tanya Pak Irfan bersiap meniup peluit yang menggantung di lehernya.
"Iya, Pak."
Priiitttt...
Gita menghela napas dan menunduk. Kakinya mengayun dan tepat mengenai bola itu, tetapi sayangnya tendangannya menuju ke arah lain.
"Jangan nuduk, Git."
"Gita, liat kipernya. Aldi kurang ganteng apa, sih?"
"Udah sini gue aja yang jadi kipernya. Rela kena tendang muka gue asal ditendang Gita."
"Percobaan pertama gagal, ya." Pak Irfan menuliskan sesuatu di kertas yang sedang ia bawa. "Jangan nunduk, Gita. Kamu harus melihat ke depan supaya bisa melihat ke arah mana kamu akan memasukan bola itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Greška
Teen Fiction"Nyatanya, kita sama-sama sakit hati sama hal-hal bahagia yang selama ini kita lakuin."