Gita dan Aldi berjalan berdampingan menaiki eskalator yang akan mengantar mereka ke lantai gramedia berada. Perjalanan mereka dari sekolah tadi hanya diisi dengan keheningan dan tidak ada yang berani untuk membuka topik pembicaraan. Aldi tentu saja canggung jika tiba-tiba menanyakan sesuatu yang membuat mereka terlihat 'akrab'. Sedangkan Gita sebisa mungkin tidak mengeluarkan serentetan pertanyaan untuk Aldi, walaupun ia ingin.
"Raka kemana, Git?" pertanyaan pertama untuk 15 menit yang diisi dengan keheningan. Kedua langkah kaki mereka menuju ke rak-rak buku cerita anak.
"Nggak jemput." Tangan Gita mengambil satu buku, melihatnya sejenak, lalu kembali menaruh dan berjalan lagi. Diikuti oleh Aldi.
"Iya itu juga gue tau."
"Kalau tau ngapain nanya."
Aldi mendengus sebal dan memutuskan untuk diam sambil mengikuti langkah Gita.
Tapi Aldi tidak tahan untuk bertanya lagi, "Raka udah jarang jemput lo ya, Git?"
Gita mengambil sebuah buku yang sudah terbuka plastiknya dan membuka halaman per halamannya. "Iya."
"Dia sibuk apa emang sampe nggak punya waktu buat lo?"
Gita menutup buku tersebut dengan keras sehingga menghasilkan bunyi yang membuat Aldi terkejut. Kepalanya menoleh dan sedikit mendanga agar bertatapan dengan mata Aldi. "Yang jadi pacarnya Raka siapa sih, Al? Gue aja nggak pernah seribet itu mikirin urusannya Raka."
"Yaudah, sih, sori." Aldi mengambil buku cerita yang baru saja Gita taruh dan membolak-balikkannya. "By the way, ini udah buku ke berapa yang lo ambil, baca, taro tapi nggak jadi beli juga."
"Bantu pilihin, Al. Gue bingung." Gita berjongkok untuk melihat buku cerita lain yang berada di rak rak bawah.
Dan permintaan tolong dari Gita membuat Aldi tersenyum lebar. Aldi langsung bergerak untuk mencari sebuah buku yang menurutnya paling menarik. Kepalanya bergerak dengan mata yang meneliti setiap jajaran buku yang tersusun rapih di rak.
"Anakku Anak Suamiku Tapi Bukan Anakku."
"Suamiku Bukan Suami Bersama."
"Adzab Bagi Teman yang Numpang Hotspot Tapi Malah Buka Youtube."
"Cara Membuat Anak yang ba-ik, wah, nyasar nih buku. Parah yang naro di sini. Gimana coba kalau ada anak kecil yang baca." Aldi membolak-balik buku yang ia pegang lalu kepalanya ia tolehkan ke kanan dan ke kiri. "Gue baca ah dikit."
Gita yang berada di rak sebelah tertawa kecil mendengar serentetan perkataan Aldi yang sama sekali tidak diindahkan oleh Gita. Gita tidak tahu alasan Aldi tetap berbicara walau tanpa respon dari Gita. Apakah Aldi berniat menarik perhatian Gita? Sepertinya tidak. Karena Aldi tipikal orang yang akan langsung mengomentari sesuatu yang dilihatnya.
"Kak Aldi?"
Suara itu membuat Gita berjinjit dari sebelah rak supaya bisa melihat siapa yang memanggil nama Aldi
"Ya ampun kak Aldi. Kebetulan banget kita ketemu di sini."
Gita memutarkan matanya kesal. Mengambil sebuah buku cerita asal dan berjalan ke kasir. "Gue bayar dulu," ucapnya sambil lalu pada Aldi. Gita sendiri bahkan tidak yakin bahwa Aldi mendengar kata-katanya.
Ternyata kasirnya tidak mengantri dan membuat Gita langsung menghitung total belanjaannya-yang hanya buku cerita anak-seharga tiga puluh delapan ribu rupiah.
Gita mengucapkan terimakasih dan pergi begitu saja tanpa memedulikan apakah Aldi akan mengikutinya atau tidak.
Ketika sampai di tengah eskalator baru Gita menyadari suara langkah kaki yang memburu dan berhenti tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greška
Teen Fiction"Nyatanya, kita sama-sama sakit hati sama hal-hal bahagia yang selama ini kita lakuin."