1. Zera Aurelia

101 29 24
                                    


Tumpukan buku dari berbagai jenis buku menghiasi meja belajar Zera. Malam ini Zera menghabiskan waktunya dengan berhadapan dengan buku buku kesayangan Zera.

Jika sudah berhadapan dengan buku, Zera lupa akan segalanya, makan bahkan kadang Ia lupa. Terkadang Zera mendapat teguran dari Alisa--Mama Zera. Jika tidak di ingatkan Zera tidak akan turun makan.

Sering juga Zera membuat Alisa geram melihat keras kepala Zera. Ia selalu saja menunda nunda waktu makannya. Jika belum selesai dengan beberapa tumpukan buku di depannya Zera rasanya tidak tegah meninggalkan buku buku kesayangannya itu.

Zera menghentikan sejenak aktivitas belajarnya, Ia melirik ke arah jam dinding di kamarnya. Sudah jam setengah dua belas malam. Zera sudah tidak terkejut lagi, karena memang itu adalah kebiasaannya setiap malam jika terlalu fokus belajar.

Brrrrrr...~~~

Suara khas perut keroncongan membuat Zera sadar bahwa malam ini Ia belum makan malam. Jelas saja malam ini rumah Zera tidak ada siapa siapa. Hanya ada dirinya seorang saja. Alisa dan Adam--Papa Zera, sedang berada di luar Negri mereka sudah tiga hari di sana dan mungkin lusa pulang.

Selama Alisa dan Adam tidak ada dirumah, makan Zera tidak teratur kadang sehari Ia hanya makan sekali dan juga tidak. Tapi tidak adanya Alisa bukan berarti Zera bebas. Alisa bahkan hampir tiap jam menelfon Zera, menanyakan apakah Zera sudah makan atau belum, keadaan Zera dan membangunkan Zera sholat.

Karena belum makan dari tadi, Zera memutuskan untuk pergi kedapur. Di dapur Zera tidak melihat apa apa di meja makan.

"Bi' Mia emang gak masak yah?" Tanya Zera sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Zera beralih membuka kulkas, semua bahan makanan lengkap di dalam kulkas, namun bukan itu yang di cari Zera. Melainkan Zera mencari snack. Apa lagi yang bisa Zera makan jika bukan snack-snack kesukaannya. Mau masak Zera tidak bisah masak.

Brrrrrr~~~

"Aduh" ringis Zera memegang perutnya.

Zera menatap perutnya yang masih mengeluarkan suara tidak menyenangkan itu.

"Jangan malam ini yah. Please, masa iya gue mau keluar jam segini, mana hujan lagi" Zera mendengus kesal.

Ia kembali ke kamar dengan wajah yang di ketuk serta tangannya yang masih setia memegang perut.

Zera benar benar lapar malam ini, satu hari tadi Ia belum memasukkan makanan kedalam perutnya. Alasannya simpel karena Zera sibuk belajar.

Zera merutuki kebodohannya saat menolak mentah mentah roti serta susu kotak pemberian Hasbi--salah satu yang nge-fans banget sama Zera. Sekarang Zera hanya menghayal hayalkan roti serta susunya.

Ah...kalau gini gue tambah lapar kan jadinya. Gumam Zera kesal.

                               ~ZEBRA~

Deringan telfon di atas nakas membangunkan Zera yang masih tergulung di dalam selimutnya. Dengan keadaan masih setengah sadar, Zera meraba raba di atas nakas yang ada di samping tempat tidurnya dan menemukan benda pipih yang Ia cari.

Tanpa melihat si pemanggil, Zera segera mengangkatnya.

"Hallo" Ucap Zera dengan suara khas orang bangun tidur.

"Astagfirullah Zera...kamu baru bangun?!" Bentak orang itu dari seberang sana.

Karena suaranya memekikkan telinga Zera menjauhkan benda pipih itu dari telinganya dan melihat nama si pemanggil.

ZEBRA (Zera-Bryan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang