"Bang Ian, ada temen lo datang Kak Satya, cepat turun" panggil Brysilya--adik perempuan Bryan.
Lia segera mempersilahkan Satya masuk dan menyuruhnya duduk di ruang tamu. Sambil menunggu kedatangan Bryan, Lia menawari Satya minuman. Tapi Satya menolaknya, katanya Ia hanya sebentar di sini.
Lia mengangguk anggukan kepalanya tanda bahwa mengerti. "Kalo gitu gue ke atas dulu, soalnya Abang gue punya kelainan, liat kan sekarang aja dia gak turun turun" Lia mempelankan suaranya.
Jelas saja Satya melototkan kedua matanya.
Lia maju mendekat selangkah dan membisikkan sesuatu pada Satya.
"Kalian berdua ngapain?" Tanya Ian melihat Lia dan Satya saling berdekatan berdua.
Lia menoleh ke arah tangga Ia melihat tatapan tajam dari Abangnya yang tengah menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Ian mendekati Lia dan Satya posisi keduanya masih sama, mungkin karena keterkejutan keduanya dengan kemunculan tibah tibah Ian membuat keduanya masih diam tak menggubris kedatangan Ian.
"Ehem" dehem Ian menyadarkan keduanya.
Lia langsung berdiri tegap dan salah tingkah, beda dengan Satya yang tampak santai dan tersenyum tipis melihat tingkah Lia.
Lia segera memutar tubuhnya Ia berjalan dengan menunduk nundukan kepalanya karena malu.
Bughh!
"Aww.." ringis Lia memegang keningnya.
Ia baru saja menabrak dada bidang Abangnya yang berdiri tegap tidak jauh dari mereka.
Terdengar kekehan dari Satya.
Lo lucu juga ya. Gumam Satya.
Mendengar kekehan Satya, Lia merutuki kebodohannya bisa bisanya Ia sampai menabrak Abangnya. Lia beralih melihat Abangnya yang sedang menampilkan senyum mengejeknya. Lia memberikan tatapan intimidasinya seakan akan Ia mengatakan bahwa akan membalas Abangnya nanti.
Setelah Ian memastikan Lia kembali ke atas, Ia baru menghampiri Satya.
"Adek lo lucu juga ya"
"Lo baru sadar?"
"Ya iyalah, adek loh jarang balik ke Indonesia, kalau lagi balik gue hanya liat dia sekilas gak seperti kayak tadi, ternyata Lia cerewet juga ya" Satya terkekeh mengingat tingkah Lia tadi.
"Ngomong ngomong Lia berapa lama di Indonesia?" Sambung Satya iseng mendekatkan kepalanya pada Ian.
"Apaan sih lo?" Ian menjauhkan kepala Satya dengan menjitak kepalanya.
Satya meringis kesakitan dan mengelus ngelus bagian kepalanya yang di jitak oleh Ian, ya meskipun tidak sakit sama sekali.
"Yee gue kan nanya kali"
"Lo niat nanya atau mau nyium gue nih?"
"Jijik gue" Satya berakting seolah sedang muntah di depan Ian.
Ian memutar bolah matanya malas. Ia segera mengambil bendah pipih di kantong celana levis pendeknya dan sekarang kefokusan Ian beralih pada bendah pipih itu.
"Ada apa lo datang sore sore begini? Lo ganggu gue main PS tau gak" Sambung Ian kesal, Ia masih sibuk mengotak atik bendah pipih itu.
Satya menghela nafas berat. "Kalau gue gak datang, lo gak akan dengar berita ini"
"Fisal lagi patah hati?" Tebak Ian yang masih fokus pada benda pipih itu.
Fisal--teman Bryan dan Satya. Mereka bertiga sudah bersama sama sejak SMP, namun beda dengan Satya, Bryan dan Satya sudah temenan sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEBRA (Zera-Bryan)
Teen Fiction#fiksiRemaja #SMA #Baperan 13+ Ini bukan tentang kisah percintaan antara gadis biasa dan mostwanted. Tapi... Tentang gadis SMA yang populer karena kecantikannya,kepintarannya, serta ia juga merupakan anak yayasan sekolah yang ia tempati sekarang, me...