Valerie terdiam di kamarnya siang itu. Setelah ia mengepak barang dan menyerahkan semua kepada pelayannya, Valerie setengah merasa bersalah setengah tidak. Saat pelajaran paginya, Merlin tampak cemas, khawatir, marah, terpaksa Valerie berbohong kalau ia sudah mencuri, ia merasa cermin itu sengaja memilihnya.
Cermin dan gulungan kalendernya dimasukkan ke dalam tas yang dulu Joker berikan kepadanya. Lamunan Valerie terbuyar ketika ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya, segera saja gadis itu menyuruhnya masuk. Allistor lengkap dengan seragam Jack barunya menyembul dari balik pintu.
"Vale, nanti jam 3 sore kamu ke menara bagian selatan ya. Nanti aku dan raja menunggu di sana."
Valerie mengangguk dan menoleh ke jendela, melihat sinar matahari yang memasuki kamarnya, entah tapi hal itu membuatnya tenang. "Ya, tentu saja. Nanti aku akan ke sana." Allistor mendekatinya dan berjongkok di depannya. "Aku khawatir denganmu, Vale. Akhir-akhir ini kau lebih pendiam dibanding biasanya." Valerie kembali menoleh, menatap pemuda itu, dan tiba-tiba saja ia menangis. Allistor kebingungan, "Hei, tidak apa-apa."
Valerie merasa pusing, ia ingin sekali menceritakan semuanya kepada sang Jack Spade. Namun ada suara lain di dalam kepalanya yang menjerit jangan katakan sekarang. Valerie hanya bisa menangis di depan pemuda itu dan ia sendiri merasa malu. Allistor akhirnya melakukan satu-satunya hal yang bisa ia pikirkan, memeluk gadis itu dan menenangkannya.
"Hei, tenang, semuanya baik-baik saja," ujarnya sambil mengusap kepala Valerie. Wajah Valerie panas karena menangis dan merona di saat yang sama. Allistor mengira kalau Valerie mungkin terlalu stres dan memutuskan untuk mengajaknya jalan-jalan keliling istana. Valerie tertawa ketika mendengar kisah konyol Allistor. Mereka berdua memutuskan untuk duduk di gazebo ketika Allard membanting pintu kandang dengan mantap disertai banyak ringkikan kuda setelahnya. Allard menyeringai membawa ember kayu dan lap di pundak, menyapa mereka.
"Akhirnya hukuman menyakitkan ini selesai juga. Aku sudah bebas," kata Allard sambil membungkuk.
Allistor terkekeh, "Baguslah kau ingat. Kan kemarin kau nggak kerja." Allard memonyongkan bibirnya, "Kan kemarin dansa musim gugur, beri aku kemudahan lah." Allard memberi kode kepada Valerie tentang apa yang nanti sore akan mereka lakukan, Valerie mengangguk dan tertawa kecil.
"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan tadi dan jangan lupa kemasi barangmu. Nanti sore pukul 4 kita sudah berlayar, tidak ada kompromi." Allistor melepas topi Jacknya dan menaruhnya di kepala Valerie. "Baiklah, aku pergi dulu kawan-kawan. Ingat Vale, kalau betulan terjadi traktir aku makan!"
"Konyol ah!"
"Apasih yang kalian maksud tadi?" tanya Allistor heran. Valerie menggeleng, "Nggak penting, kok." Menara jam istana berdentang 3 kali dan mereka segera beranjak menuju menara selatan.
Valerie terkejut ketika mendapati ratu dan Merlin juga berada di sana. Raja Arthur mendekatinya dan mulai menjelaskan, "Valerie, mereka akan membantumu memperkuat pertahanan sihir kerajaan. Merlin sudah menceritakan kepadaku semuanya," di sisi ruangan, pria itu menghembuskan asap cerutunya dengan bosan, Valerie mengangguk mengerti. "Baiklah. Di mana aku bisa—"
"Mirana yang akan memandumu nanti. Nah setelah ini kamu harus langsung ke pelabuhan. Allistor nanti menunggumu di sana," jelas Raja Arthur. Valerie mengangguk, "Aku nanti turun sekalian bersama Allard. Kami harus beli sesuatu." Raja Arthur tertawa, "Ya ya jika kalian mau beli snack untuk di perjalanan silakan saja. Nah, duluan semua, Ayo Allistor." Allistor melambaikan tangannnya kepada Valerie dan pergi mengikuti sang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cards Chronicles - The Magical Stones
FantasyMusim gugur telah tiba, Kerajaan Clubs mengundang ketiga kerajaan lainnya untuk merayakan Halloween. Namun di samping itu, batu sihir di tongkat Ace milik Valerie retak dan sihirnya pun menjadi lemah. Ia dan teman-temannya mau tidak mau harus mencar...