pt.1(pertemuan)

52.4K 3.2K 754
                                    

˙·٠•●🅁🄾🅂🄴🅁🄴🄽 🄿🅁🄴🅂🄴🄽🅃🅂●•٠·˙

ʝαҽɾҽղ ƒαղƒìçτìοղ

.
.
.



Di sinilah Renjun sekarang. Berdiri di depan sekolahnya. Ia memandang ke seluruh penjuru untuk mencari seseorang.

Renjun tersenyum ketika mendapati sahabatnya tengah berbincang dengan kekasihnya.

"Eumm.. Selamat pagi" sapa Renjun pelan, dia tidak enak sebenarnya.

"Renjun!" pekik sahabat Renjun, setelah itu yang di rasakan Renjun adalah sebuah pelukan dari sahabatnya itu.

"Lepash-Chan.. Sesakh" ucap Renjun susah payah.

Haechan melepas pelukan itu lalu tersenyum pada Renjun.

"Mianh.. Ahh kau kapan kembali dari China?" tanya Haechan kemudian.

Ya, sahabat Renjun itu adalah Haechan. Dan di sebelahnya itu adalah kekasih Haechan, Baejin.

"Kemarin" jawab Renjun sekenanya. Karna memang dia tipikal orang yang irit bicara.

"Ohh.. Kenapa tidak bilang padaku? Kan aku bisa menjengukmu" tutur Haechan.

"Renjun pasti lelah pudu.. Mengertilah" sahut Baejin yang sedari tadi hanya diam.

Haechan melihat kearah Baejin lalu menengok kearah Renjun lagi.

"Jinjja? Tapi kau baik-baik saja kan Njunie?" tanya Haechan memastikan. Dan di balas anggukan dari Renjun.

"Syukurlah.." desah Haechan lega.

"Aku masuk dulu ya pudu.. Dan Renjun daahh.." setelah itu Baejin pergi ke kelasnya yang berbeda dengan Renjun dan Haechan.



"Ayo kita juga ke kelas Njunie" ajak Haechan semangat.

.
.
.

Belum sempat Renjun dan Haechan masuk kelas, mereka di buat bingung dengan suara bising dan teriakkan para gadis dan uke.

Renjun mengernyit bingung dengan keadaan ini. Lalu Haechan maju untuk bertanya pada salah satu orang di sana.

Setelah bertanya Haechan kembali pada Renjun yang masih setia di tempatnya.


"Mereka lagi Njun" ucapan Haechan sudah bisa ia tangkap.


Mereka yang di maksud Haechan adalah para Penguasa Sekolah. Lima orang pria dengan segala kuasa mereka.

"Ayo" Renjun lalu mendahului Haechan dan berlalu dari kerumunan itu. Haechan yang juga tidak peduli pun mengikuti Renjun.


Di sekolah ini sudah tidak asing lagi dengan kelima pria penguasa sekolah itu.


Siapa yang tak kenal dengan mereka? Orang luar pun juga pasti mengenal mereka.


Mereka selalu di elu-elu kan, di puji, di kagumi. Bahkan tidak ada satu hari pun tanpa adanya kerumunan dan juga pekikan histeris dari penggemar mereka.

.
.
.

Bel istirahat menjadi tanda bahwa pelajaran telah selesai.

"Njunie, kita ke kantin ya? Aku yang traktir. Oke" ujar Haechan yang memegang bahu Renjun guna menahan pemuda manis itu agar tidak pergi.


Not A Fake Love〈Jaeren〉✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang