pt.6

15.4K 1.9K 90
                                    

˙·٠•●🅁🄾🅂🄴🅁🄴🄽 🄿🅁🄴🅂🄴🄽🅃🅂●•٠·˙

ʝαҽɾҽղ ƒαղƒìçτìοղ
.

.

.

Kalian tau caranya menghargai sesuatu kan?
.
.
.
.
.
.
.
.

Burung-burung yang bernyanyi dengan merdu kini menjadi alarm pagi untuk membangunkan pangeran kita. Matanya yang sipit, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya matahari yang masuk lewat celah jendela kamarnya.


"Eungh.." Dia merentangkan kedua tangannya ke atas. Lalu menengok kearah jam dinding untuk mencari tahu jam berapa sekarang.

Setelah itu, dia beranjak dari tempat tidurnya dan berlalu ke kamar mandi. Dia harus bersiap-siap untuk sekolah dan menjemput crush-nya.

Dua puluh menit ia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Lalu menyambar kunci motornya dan turun ke bawah untuk sarapan.


"Jae? Tumben sudah siap, biasanya masih tidur." Ucap pria paruh baya tapi masih terlihat gagah dan tampan. Jung Yunho. Ayah dari Jung Jaehyun.


Yang di sapa hanya tersenyum memperlihatkan dua cacat di kedua pipinya.


"Sarapan dulu sayang" ucap nyonya Jung. Yang masih cantik dan anggun di usianya yang sudah menginjak akhir kepala tiga. Jung Soo Jung.


"Ya, bu. Euhm, ayah tidak ke kantor?" Tanya Jaehyun pada sang ayah.


"Tidak. Ayah mengambil cuti untuk hari ini." Jawab sang ayah yang di balas anggukan dari Jaehyun.

"Oh, ya Jae. Ibu penasaran kenapa kau jadi rajin sekali akhir-akhir ini? Ada yang spesial, eoh?" Goda sang Ibu.


Sedangkan yang digoda hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu sang ayah juga tampak terkejut.


"Ouw, jadi ini bukan pertama kalinya putra ayah begini, eoh? Wah, ada apa Jae?" tanya sang ayah.


"Tidak, ayah. Dan Ibu, aku tak punya yang spesial. Belum maksudnya." Jawab Jaehyun sambil tersenyum.


"Oh, jinjja? Siapa Jae? kenalkan pada Ibu." Balas ibunya dengan antusias.


"Ne, kapan-kapan bawa dia ke rumah Jae. Kami juga ingin kenal dengan siapa itu yang telah merubahmu sampai seperti ini" tambah sang ayah.


Jaehyun tersenyum kembali.
"Okay, tapi Ibu jangan terkejut ya saat melihatnya. Karena dia sangat manis dan sempurna." Ucap Jaehyun dengan bangga.


"Wah, Ibu jadi semakin penasaran."


"Ayah akan menagih itu Jae"

Dan sarapan pagi di keluarga Jung itupun tampak hangat setelahnya.

.
.
.

Di sisi lain, di kediaman keluarga Huang. Terlihat pemuda manis nan mungil yang tengah memakan sarapannya.


Raut wajah datar tercetak jelas di pahatan anggunnya. Dia menghela nafas sejenak dan beranjak dari kursinya dan bersiap untuk pergi sekolah.

"Bibi, aku berangkat dulu." pamitnya pada seorang wanita paruh baya.


"Oh, tuan Renjun sudah mau berangkat? Kalau begitu hati-hati tuan." jawab sang bibi.


Kenapa Renjun tidak pamit pada orang tuanya? Ya. Karena Renjun hanya tinggal dengan bibi pengasuh sekaligus pembantu di rumah nya. Orangtua nya sedang sibuk di luar kota. Bekerja lebih tepatnya.


Not A Fake Love〈Jaeren〉✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang