12

13 2 0
                                    

Seminggu setelah Audrey menemukan Ayahnya pergi dengan perempuan lain, selama itu pula dirinya berusaha mati-matian untuk mogok bicara pada sang Ayah.

Hari ini adalah Sabtu pagi terburuk untuk Audrey. Bagaimana tidak? Jam wekernya masih menunjukkan pukul 06.15 dan dirinya sudah dibangunkan oleh teriakan yang ia yakin berasal dari Gabby.

Audrey berdiri dari kasurnya. Saat tangannya bergerak untuk membenahi kasur, matanya menangkap bercak merah darah pada sprei kasurnya. Ia berlari cepat ke arah cermin dan..

"What the heck?!"

Oke, cukup sudah. Moodnya benar-benar hancur.

Audrey berjalan ke arah kamar mandi dan mulai membersihkan diri, kemudian ia membenahi kasurnya, dan jangan lupakan dengan serentetan sumpah serapah yang senantiasa keluar dari mulutnya.

Tok tok tok

Audrey mengerang, "Apa?!"

Pintu dibuka dan muncul Arella. Arella tersenyum kikuk, "Gabby datang bulan, bisa bant—"

"Gak! BULAN JUGA LAGI BERKUNJUNG KE GUE!"

Arella terperangah dengan teriakan kembarannya itu. Ia kemudian menaikkan dua jempolnya, "O-oke. Goodluck."

"Screw you! Apanya yang di-good luck-in, you idiot!"

Dengan langkah seribu, Arella langsung saja menutup pintu kamar Audrey dan berlari ke kamar Gabby. Goldina yang sedang membantu Gabby hanya memandang Arella bingung.

"Audrey lagi jadi singa!"

"Hah?"
"Maksudnya?" Gabby dan Goldina menaikkan satu alis mereka bersamaan. Sedetik kemudian, Gabby tiba-tiba merubah posisinya dari berdiri menjadi jongkok sambil memegangi perutnya, "Sakiiiiiit!"

Arella bertukar pandang dengan Goldi, "Gimana?"

Goldi mengerutkan keningnya, "Gimana apanya?"

"Itu," Arella menunjuk Gabby. Goldina menggidikan bahunya, "Lah, mana gue tau."

"Aduh!!"

[][][]

Andrea terbangun karna suara ringtone dari handphonenya yang memenuhi ruangan kamarnya pagi ini.

Ninny is calling you

-accept- | -decline-

-accept-

"Ha—"

"Bukan maksud ngebangunin lo atau apa, tapi keluar rumah sekarang."

Andrea mengerutkan keningnya, "Maks—"

"Cepet!"

Dan panggilan terputus sepihak.

Andrea mengerang pelan dan mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya bergerak mengelus sebelahnya, namun yang didapati hanya udara kosong.

"Ge?"

Matanya terbuka dan tidak menemukan suaminya di sampingnya. Ia mendesah pelan, "Kemana lagi sih, Ge?"

Andrea berdiri dan mengikat rambutnya asal. Kemudian berjalan pelan ke arah pintu rumah.

"Pagi, anak-anak Mami.." sapanya begitu melihat Audrey, Gabby, dan Arella tengah duduk di ruang keluarga dengan handphone di tangannya.

Audrey mendongak, "Pagi, Mi."

"Ada yang dateng, Mi?" tanya Gabby.

Andrea mengangguk, "Mama Henny."

Becoming C [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang