#3. They never know

3.7K 322 0
                                    

Pagi ini entah mengapa Si Maknae Exo sibuk sendiri berkutat di dapur. Dia sendiripun heran kenapa sepagi ini perutnya sudah protes minta di isi.

D.O yang melihat Sehun di dapur terperanjat kaget dan sedikit tak percaya dengan yang di lihatnya. Sehun yang melihat D.O mendekatinya hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatannya mengolesi selai pada roti yang di pegangnya.

Beberapa waktu kemudian semua member telah berkumpul di meja makan. Tatapan mereka persis seperti D.O yang pertama kali melihatnya. Mereka menatap Sehun dengan heran. Sehun cuek dan tetap saja melanjutkan makannya.

"Hyung?" Kai menyenggol Xiumin yang duduk di sebelahnya.
"Wae?"
"Apa di Hawai sedang turun salju sekarang?" Tanya Kai sambil tetap saja menatap Sehun.
"Aneh kan?" Ucap Xiumin pada Kai.
Kai hanya mengangguk setuju. Sehun yang telah selesai makan langsung menatap lurus kedepan. Ke arah Suho yang duduk di hadapannya.
"Hyung!" Sehun menatap Suho dengan serius.
"Apa?"
"Sepertinya mulai sekarang, kita harus berkerja sama membantu pekerjaan Kyung Soo Hyung."
"Sungguh? Membantu apa?" Tanya D.O tertarik.
Semua member mulai serius memperhatikan Sehun. Sungguh keajaiban bahwa Maknae Exo berniat untuk membantu di dapur.
"Dipagi hari kalian bangun pagilah untuk membuat sarapanku, barulah di malam hari Kyung Soo Hyung menyiapkan makan malamku. Bagaimana? Aku sungguh merasa kasian pada Kyung Soo Hyung." Tanya Sehun dengan tetap menunjukkan wajah innocentnya.
Para member Exo masih berusaha mencerna kata-kata Maknae mereka. Setelah beberapa saat mereka kompak menatap Sehun yang tersenyum ke arah mereka.

Chanyeol langsung bangkit dan berjalan setengah berlari kearah Sehun. Sehun yang merasa terancam pun bergegas berlari untuk menyelamatkan diri sambil terus tertawa.
"Waah!! Dia pikir kita pelayannya apa??" Ucap Kai tak percaya.
"Menyesal aku, karena menganggap bahwa dia akan berkata serius." Suho menimpali.
"Setidaknya pagi ini kita memulai hari dengan teriakannya." Xiumin menunjuk kearah Chanyeol yang bersiap untuk memberi pelajaran pada Sehun.

"Arg!! Hyuuuung.. tolong!!." Teriak Sehun karena Chanyeol yang mulai menyerbunya dengan menggelitik badan Sehun.

Semua member merasa puas saat dilihatnya Sehun sudah tak berdaya di lantai dengan terengah-engah. Jika saja D.O tak memanggil Chanyeol untuk sarapan, pasti Sehun sudah benar-benar kehabisan tenaga dibuatnya.

Pagi yang cerah diiringi suara canda tawa di dalam dorm membuat pagi Sehun terasa telah lengkap. Sehun kembali menatap semua Hyungnya dan berusaha bangkit untuk kembali ke meja makan. Akan tetapi kaki kirinya tiba-tiba tak bisa dia gerakkan.

Sehun tersenyum miris menatap kakinya.
"Kenapa? Kau kenapa Oh Sehun?" Ucap Sehun pelan.

"Sehun-ah! Cepatlah! Kita sudah hampir selesai?" Panggil Lay, ketika melihat Sehun yang masih duduk di lantai.

"Aku sudah kenyang, Hyung." Jawab Sehun sembari terus berusaha menggerakkan kakinya.

Mendengar itu semua memberpun melanjutkan makan mereka. Sedangkan Sehun yang mulai bisa menggerakkan kakinya lagi, mendesah lega serta mulai bangkit melangkah kearah kamarnya.

Sehun mendengar suara ribut Hyungdeulnya yang bersiap untuk menjalankan aktifitas individu mereka. Selama 3 hari kedepan memang semua member Exo disibukkan oleh kegiatan individu, baik itu syuting film, drama, sub unit, dll.

"Sepertinya minggu ini akan sulit untuk berkumpul bersama." Ucap Sehun pelan kepada dirinya sendiri.

***

Sinar mentari telah digantikan oleh Sinar rembulan. Seorang pemuda melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit. Tatapannya fokus hanya pada ruangan yang tak jauh di depannya.
Dia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu, Jemarinya tampak ragu saat hendak membuka pintu ruangan tersebut.

"Gwencana Sehun-ah! Ini pilihan yang tepat!" Sehun menyemangati dirinya sendiri.

Sehun membuka pintu ruangan tersebut, dilihatnya Dokter Kim telah bersiap untuk pulang.

"Oh!! Sehun-ssi?" Dokter Kim kembali meletakkan tasnya. Dan mempersilahkan Sehun untuk duduk.
"Maaf saya mengganggu, Dokter." Ucap Sehun.
"Tidak apa-apa! Umm.. Bagaimana?" Tanya Dokter Kim.
"Jika Saya diterapi, apa mungkin saya bisa menari hingga akhir tahun ini, Dokter?"
"Sebenarnya, saya tidak bisa menjanjikan hal itu. Akan tetapi jika tidak terapi mulai dari sekarang, maka anda akan semakin cepat kehilangan kontrol terhadap tubuh anda sendiri. Penyakit ini menyerang saraf motorik." Dokter Kim menatap Sehun yang tampak bingung.
"Keputusan anda untuk terapi sudah benar. Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam hidup,bukan?. Mungkin saja anda masih bisa menari hingga tahun depan. Tidak ada yang mengetahui tentang masa depan. Tugas anda sekarang adalah melakukan yang terbaik, dan saya disini akan selalu membantu." Dokter Kim menepuk bahu Sehun untuk memberi dukungan.

"Baiklah, Dok!. Umm.. tapi rasanya agak canggung karena Dokter terlalu formal. Karena saya akan sering kemari bagaimana jika dokter bersikap seperti Hyung saja?. Itupun jika Dokter tidak keberatan."

"Saya amat menyukai ide itu." Jawab Dokter Kim.

Setelah mengobrol panjang lebar, akhirnya Sehun kembali Ke dorm.

Disepanjang jalan Sehun terus memikirkan bagaimana cara untuk melakukan terapi 3 kali seminggu tanpa diketahui Hyungdeulnya. Belum lagi obat-obatan yang harus di kunsumsinya. Tak masalah jika hanya di dorm, tapi jika mereka sedang dalam perjalanan bersama? Konser misalnya?.

Sesampainya di dorm, Sehun melihat Kai dan Chanyeol sedang bermain game. Dorm tampak sepi, mungkin member yang lain masih belum pulang.

"Sehun-ah? Kau sudah makan malam?" Tanya Chanyeol.
"Sudah tadi. Aku akan mandi dulu lalu bergabung dengan kalian. Kalian bersiaplah!" Ucap Sehun sembari melangkah menuju kamarnya.

"Hyung? Kau sudah menyiapkan hadiah untuknya?" Tanya Kai.
"Belum. Ultahnya masih lusa, masih ada waktu. Lagipula aku tidak sesibuk kau." Jawab Chanyeol tanpa mengalihkan tatapannya dari layar.
Kai hanya mengangguk setuju. Beberapa waktu kemudian Sehun bergabung dengan Kai dan Chanyeol.
Sehun menggantikan Kai untuk melawan Chanyeol.

"Aku punya tebakan untuk kalian." Ujar Kai.
"Oh.? Apa?" Tanya Chanyeol dengan tetap fokus pada gamenya.
Sehun hanya menoleh sekilas lalu tetap meneruskan permainannya.
"Apa perbedaan kambing dan manusia?" Tanya Kai.
"Jangan jawab Hyung, itu tebakan kuno.!" Ucap Sehun.
"Memang kau tahu?" Tanya Kai lagi pada Sehun.
"Ya!! Dilihat dari manapun, mereka berbeda Kkamjong!" Ujar Chanyeol.
"Aish!! Ayolah di jawab!" Rengek Kai.
"Kambing kecil dan manusia besar" jawab Chanyeol asal.
"Salah!"
"Kambing jelek sepertimu dan..."
"Ya!!" Kai memukul kepala Sehun yang masih belum menuntaskan perkataannya. Sehun tertawa bersama Chanyeol.
"Kita menyerah!" Ucap Chanyeol.
"Oke. Jawabannya adalah jika manusia bisa menjadi kambing hitam, tapi kambing tidak bisa menjadi manusia hitam." Jawab Kai puas.
Sehun tertawa mendengar jawaban Kai.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Chanyeol penasaran.
"Dia barusaja mengakui bahwa dia hitam." Jawab Sehun sambil tertawa di ikuti Chanyeol,  membuat Kai kesal karna disamakan dengan kambing.

Ketika mereka asyik tertawa D.O, Xiumin, Chen, dan Baekhyun datang. Dan langsung bergabung diruang tengah.

Sehun yang melihat Hyungdeul datang langsung menghentikan tawanya.
"Hyung!" Panggil Sehun membuat semua menoleh pada Sehun.
"Wae?" Jawab Baekhyun.
"Apa perbedaan Jam dinding dan Baekhyun Hyung?" Tanya Sehun.
Baekhyun yang mendengar namanya disebut langsung menatap Sehun dengan antusiasme tinggi, Begitupun dengan yang lainnya.

Hyungdeulnya tampak berfikir dengan serius. Padahal Sehun sendiri tampak tersenyum jahil.

"Apa jawabannya?" Tanya Kai menyerah.
"Aish! Aku lelah, hingga tak bisa memikirkan apapun." Ucap Chen.
"Memangnya ada perbedaan diantara mereka?" Tanya D.O.
"Kalian menyerah?" Tanya Sehun.
"Iya!" Jawab Baekhyun.
Sehun bersiap untuk berdiri dan berkata. "Jam dinding hanya mengeluarkan suara disaat tertentu saja, tapi Baekhyun hyung selalu berisik kapanpun dan dimanapun."
Mendengar itu semua member diruang itu langsung tertawa. Baekhyun bergegas menghampiri Sehun yang bersembunyi di balik tubuh Chanyeol. Baekhyun terus berusaha menangkap Sehun dengan berteriak di hadapan Chanyeol.
"Sejak kapan kau pintar seperti ini, Sehun-ah?" Ucap Chen disela-sela tawanya.
"Uri Sehunie sudah pintar ternyata." Xiumin menimpali.

Sehun tertawa sembari terus berusaha melarikan diri dari Baekhyun.

"Terimakasih, Hyung!" Batin Sehun.

Tbc..
Maaf jika banyak typo atau kesalahan yang lain..

Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang