Quotes : "Wajar jika seorang manusia memiliki dendam, tapi ketahuilah saat dendam menguasaimu sebenarnya kau telah kehilangan kebahagiaan yang diimpikan semua orang."
Chapter 1
Taemin POV~
"Oppa, oppa.." kudengar tangis Taehee saat aku baru saja mulai memejamkan mata ditempat tidurku. "Yak kenapa?" tanyaku sedikit kesal. "Minho oppa, dia.. dia jahat oppa." Katanya sambil terisak. "Minho? Dia kenapa? Apa yang dilakukannya padamu? Katakan?" kataku mendesak. "Minho oppa, dia memutuskanku karena menyukai wanita lain. Dia benar-benar jahat, padahal dia tahu aku sangat menyayanginya. Kenapa dia begitu padaku oppa," katanya lagi sambil tak henti-hentinya terisak dipelukanku. "Kurang ajar bocah itu, aku sudah izinkan dia berpacaran dengan adikku tapi ini yang dia lakukan. Siapa wanita itu yang membuat Minho memutuskanmu?" tanyaku menahan amarah. "Tidak tau oppa, dia tidak bilang." Taehee adalah adikku satu-satunya, beberapa bulan lalu sahabatku Minho meminta izinku untuk memacari Taehee. Aku mengizinkannya karena aku tahu Minho adalah pria baik, aku yakin dia tidak akan pernah mengecewakan adikku. Tapi aku benar-benar tidak menyangka sekarang Minho berani memutuskan Taehee dan bilang bahwa dia menyukai wanita lain. "Aku akan buat perhitungan dengannya, tidak akan kubiarkan dia tenang setelah menyakitimu. Sudah, jangan menangis lagi. Matamu sudah sembab, kau jelek sekali." Ucapku sambil mencubit pelan hidung Taehee. "Oppa, sakit." "Maaf, makanya jangan menangis lagi oke." Kataku lagi. Taehee mengangguk pelan dan mulai menghapus air mata yang membekas dipipinya. Minho, kau berani begini. Aku akan membalasmu, batinku.
JiYeon POV~
"Aku sudah putus dengannya," ucap Minho tiba-tiba. "Apa? Putus? Kenapa? Bukankah kau sangat mencintai Taehee, kenapa putus?" tanyaku tidak percaya. "Aku sudah tidak tahan lagi Jiyeon. Taehee itu terlalu kekanak-kanakan, dia selalu menuntutku jadi seperti yang dia inginkan, dia selalu membanding-bandingkanku dengan mantan-mantannya, dia juga sepertinya lebih memperlakukanku seperti supir dibanding kekasihnya. Bagaimana bisa aku tahan pacaran dengannya." Minho bercerita. "Lalu apa dia mau begitu saja kau putuskan?" tanyaku penasaran. "Tadinya tidak, tapi setelah aku bilang aku menyukai wanita lain dia marah dan bersedia mengakhiri hubungan kami." Katanya lagi. "Kau menyukai wanita lain? Benarkah, siapa?" "Tidak, aku tidak menyukai siapapun. Itu hanya alasanku agar dia mau aku putuskan, aku benar-benar sudah kehilangan perasaan padanya." Jelas Minho lagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
'Minho, dimana kau?' _ Jiyeon
'Dijalan, sebentar lagi sampai. Tunggu saja disana.' _ Minho
"Ahh, anak itu selalu begini. Tiap kali janjian selalu memaksaku untuk menunggunya. Bisa tidak ya sekali saja dia yang datang duluan," gumamku kesal. Aku janjian disebuah cafe dengan Minho, belakangan ini kami memang sering bertemu. Aku bisa mengerti, Minho adalah orang yang tidak betah berada dirumah. Biasanya selalu ada Taehee yang mengajaknya keluar, namun sejak mereka putus akhirnya akulah yang harus selalu menemani Minho. "Ehh ma.. maaf," ucapku saat tidak sengaja menyenggol seseorang ketika ingin berdiri. "ah, ya tidak apa-apa," balasnya lembut. "Hmm pakai ini," kataku sambil menyerahkan sapu tanganku untuk menghapus noda minuman yang tumpah dibajunya. "Ahh tidak usah, tidak apa biar aku bersihkan di toilet saja." ucapnya sambil tersenyum manis. Ya Tuhan~, senyumnya manis sekali. "Ishh apa yang kupikirkan," lirihku pelan. "Kenapa?" tanyanya. "Ahh tidak, maaf sudah membuat bajumu kotor." Kataku basa basi. "Tidak apa-apa, hanya noda minuman. Dicuci dengan air sedikit, pasti bersih kembali." Ucapnya. "Ahh ya sudah, aku ke toilet dulu. Dah," senyumnya yang sempat membuatku sedikit gugup. "Dah," balasku pelan. "Yaa, kau sedang melihat siapa?" tanya seseorang sambil menepuk pundakku. "Yaa, jangan mengagetkanku. Ahh kau ini," keluhku kesal sambil melihat kearah orang itu yang ternyata adalah Minho. "Habisnya kau serius sekali, ada siapa memangnya? Artis?" ledeknya. "Pria tampan, dia benar-benar manis. Ahh pria itu," "Yaa yaa yaa, kau ini melihat pria saja sampai seperti itu. Dasar centil," tandas Minho kesal. "Biar saja, kan orang lain tidak tahu. Ngomong-ngomong kau kemana saja hah, janji jam 2 sudah hampir jam 3 baru datang. Sekali-kali tepat waktulah, kalau begini terus aku tidak akan menemanimu pergi lagi." Omelku kesal. "iya iya, maaf tadi macet sekali jadi aku terlambat." Ucapnya memelas. "Selalu saja, macet yang kau jadikan kambing hitam. Dasar kau," omelku lagi.
Taemin POV~
"Untung dia manis, kalau tidak sudah kumarahi dia sembarangan menumpahkan minuman orang." Lirihku mengingat wanita yang tadi menyenggolku hingga membuat minumanku tumpah dan mengenai bajuku. "Kira-kira dia masih menungguku tidak ya?" gumamku sambil senyum-senyum sendiri. "Ahh ada apa denganku, haha." Aku jadi geli sendiri melihat tingkahku. Setelah kubersihkan pakaianku aku kembali kedalam, berharap wanita itu masih menunggu. Kualihkan pandanganku tepat kearah wanita tadi, "Bukankah itu,, Minho. Iya, itu Minho. Bagaimana bisa dia bersama wanita itu?" gumamku saat kudapati wanita yang tadi menyenggolku duduk bersama seseorang yang telah membuat adikku menangis. "Apa jangan-jangan wanita itu yang membuat Minho memutuskan hubungan dengan Taehee?" benakku.
:: Wah, apa Taemin benar-benar berpikir bahwa Jiyeon yang membuat Minho memutuskan Taehee ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Replay
Подростковая литература"Wajar jika seorang manusia memiliki dendam, tapi ketahuilah saat dendam menguasaimu sebenarnya kau telah kehilangan kebahagiaan yang diimpikan semua orang."