Replay Chapter 6

22 3 0
                                    

Taemin POV~

            Ada rasa tidak enak dalam hatiku setelah apa yang kulakukan tadi, sekuat apapun keinginanku untuk menganggap ini biasa tetap saja terasa kejam dan tidak berperasaan. Aku bisa bayangkan bagaimana hancurnya hati Jiyeon saat ini, namun ini demi Taehae. “Taehae-a, kami datang.” Ucap Haemi saat kami masuk ke ruang perawatan Taehae. Saat ini Hanmin sedang dirawat dirumah sakit, karena pengaruh ketergantungan obat. Setelah putus dengan Minho, Taehae terlihat sangat sedih dan depresi. Sehingga dia sering mengkonsumsi obat penenang dan obat tidur dalam dosis besar, sejak tidak sadarkan diri hari itu hingga sekarang Taehae masih harus dirawat dan entah kapan akan diizinkan pulang kerumah. “Taehae-a, tahu tidak. Kami baru saja membalaskan dendammu pada wanita itu, aku yakin dia pasti sedang menangis sejadi-jadinya sekarang karena tahu kekasihnya berselingkuh. Kau senang kan?” cerita Haemi pada Taehae yang sudah pasti tidak mendengarkan karena dia sedang dalam pengaruh obat bius. Walau begitu tetap saja Haemi bercerita dengan penuh semangat, “Haemi-a, jangan ajak Taehae bicara dulu. Nanti dia bangun, siapa tahu dia baru saja istirahat.” Seruku entah karena benar-benar takut Taehae terbangun atau malah karena ikut sedih jika membayangkan kesedihan yang dirasakan Jiyeon saat ini.

Jiyeon POV~

            Sejak kejadian disupermarket waktu itu, Taemin belum sekalipun menghubungiku. Aku sungguh tidak mengerti kenapa dia begini padaku, apa salahku padanya sampai dia tega membohongiku. Ingin sekali aku menanyakan hal ini, tapi aku takut. Aku takut dia marah dan kemudian meninggalkanku. Aku benar-benar mencintainya, aku tidak ingin kehilangannya. Sekalipun apa yang dilakukannya saat itu, bahkan yang sebelumnya terasa seperti menghempaskanku ke dasar jurang yang paling dalam. Tanpa terasa air mataku menetes, lagi. Beberapa hari ini, memikirkan tentang Taemin memang selalu membuatku menangis. Namun tangisku terhenti saat tiba-tiba ada panggilan di ponselku.

Tttrrttt tttrrttt (Minho calling)

“Hallo Minho-a, tumben kau menelpon. Masih ingat padaku hah?” Jiyeon

“......................................” Minho

“Haha aku bercanda, jangan marah. Ada apa menelpon?” Jiyeon

“.....................................” Minho

“Hmm tidak, aku tidak menangis. Sudah tidak usah banyak tanya, ada apa menelpon?” Jiyeon

“.....................................” Minho

“Malam ini? Hmm baiklah, tapi kau menjemputku kan? Aku sedang malas jalan kaki.” Jiyeon

“....................................” Minho

“ya, annyeong.” Jiyeon

            Minho mengajakku jalan-jalan malam ini, dia bilang sedang malas dirumah tapi tidak ada satupun orang yang bisa diajaknya. Sudah lama tidak bertemu dengannya, aku pikir mungkin akan menyenangkan bicara dengan Minho saat keadaanku seperti ini. Minho memang selalu mengerti aku, mungkin karena sudah lama berteman jadi kami saling memahami satu sama lain. Bahkan dia tahu aku habis menangis, padahal aku sudah bicara dengan nada yang biasa, tapi tetap saja dia dapat merasakannya.

Taemin POV~

            Sudah beberapa hari ini Jiyeon tidak menghubungiku, apa dia marah karena aku berbohong padanya. Entah kenapa belakangan ini aku malah selalu menunggu kabar darinya, berharap dia akan bersikap biasa lagi seperti yang sudah-sudah. Namun setelah seminggu semenjak kejadian itupun, Jiyeon tidak menghubungiku sama sekali bahkan tidak satupun pesan yang dikirimkannya. Biasanya saat aku membuka mata dipagi hari dan memejamkan mata dimalam hari, ponselku selalu bergetar karena ada pesan dari Jiyeon. Kenapa tiba-tiba aku merindukannya? Aku merindukan ucapan lembut dan senyuman manis wanita itu, ahh apa yang sebenarnya terjadi padaku?

            “Jiyeon-a,” lirihku ketika sudut mataku mendapati sosok Jiyeon sedang duduk dengan seorang pria disebuah cafe. Dengan cepat kuhentikan mobilku diposisi yang tepat, sehingga dapat mengamati mereka dengan seksama. “Minho? Benar, itu Minho? Kenapa mereka bersama lagi? Bukankah Jiyeon sudah tidak pernah menghubungi Minho lagi? Apa karena kejadian hari itu, dia benar-benar marah padaku lalu kembali dekat dengan Minho?” berjuta pertanyaan berputar-putar dikepalaku. Namun kutepis, karena aku tidak yakin Jiyeon bisa begitu saja menggantikanku dengan Minho. Walau sedikit ragu, kuputuskan untuk menghubungi Jiyeon. Aku ingin tahu, apa yang akan dikatakannya. Kulihat Jiyeon tersenyum saat memperhatikan layar ponselnya, tanpa kusadari aku ikut tersenyum karena Jiyeon menunjukkan ekspresi seperti itu saat menerima panggilan dariku.

“Hallo Taemin-a.” Ucap Jiyeon lembut seperti biasa. “Hallo sayang, kau di mana?” tanyaku. “Aku..” Jiyeon memberikan sedikit jeda pada ucapannya, dan itu praktis membuat jantungku berdegup. Kenapa aku malah takut jika Jiyeon juga berbohong padaku, aneh memang tapi itu yang kurasakan. “Aku sedang di Kona Bean, bersama seorang teman.” Jawabnya jujur. “Teman?” tanyaku menyelidik. “Iya, Minho. Yang waktu itu pernah kuceritakan.” Jiyeon memang pernah sekali menceritakan tentang Minho padaku, dia bilang Minho adalah sahabatnya sejak masih disekolah menengah. “Oo, Kona Bean? Aku sedang ada dekat sana,” ucapku spontan. Entah kenapa tiba-tiba aku malah bicara begitu, “Benarkah? Kalau begitu kesinilah, aku akan kenalkan kau pada Minho.” Jawabnya semangat. “Hmm ok, aku kesana.” Arrgghh Taemin bodoh, kenapa malah bilang iya. Aku malah mengutuk diriku sendiri atas ucapanku tadi, apa yang akan kulakukan setelah sampai disana. Dikenalkan pada Minho, lalu? Namun sejenak aku kembali teringat akan tujuanku, “Minho, bukankah ini yang kau tunggu dari dulu. Membuat Minho hancur karena wanita yang dicintainya mencintai pria lain, apalagi jika dia tahu yang dicintai Jiyeon adalah kau. Dia pasti akan sangat kesal.” Tanpa berlama-lama lagi, kuputuskan untuk masuk ke cafe. “Sayang,” ucapku sambil mengecup mesra puncak kepala Jiyeon. Jiyeon mendongak, Minho melihat kearahku dan kulihat ekpresi yang sangat kuharapkan darinya. “Taemin-a,” seru Minho tak percaya.

Penasaran ga, RCL dulu yuk readers

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang