Taemin POV~
“Jadi dia wanita itu? Baiklah Choi Minho, permainan dimulai. Kau lihatlah hasil perbuatanmu pada Taehee,” gumamku penuh kekesalan. “Tapi bagaimana caraku agar bisa kenal dengan wanita itu, kalau tidak sekarang belum tentu aku akan bertemu lagi dengannya. Nah, aku punya ide.” Lirihku lagi saat sebuah ide terlintas dipikiranku. “Permisi, boleh aku pinjam kertas dan pena,” ucapku pada seorang pelayan. “Maaf, boleh aku minta tolong. Berikan kertas ini pada wanita itu, bilang saja dari pria yang tadi.” Pintaku pada pelayan tadi sambil menunjuk kearah wanita itu. “Baiklah,” jawabnya ramah. “Terima Kasih,” kataku lagi. Kuperhatikan saat pelayan itu memberikan kertas yang kuberikan padanya, terlihat jelas bahwa wanita itu mencari keberadaanku. Namun aku sengaja sembunyi karena sudah pasti Minho akan ikut melihat dan dia akan mengenaliku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jiyeon POV~
Babtol Cafe
Sabtu jam 4
Begitulah isi kertas yang kuterima dari pelayan itu, “Ini dari siapa?” tanyaku bingung. “Tuan itu bilang pria yang tadi.” Ucapnya pelan. “pria yang tadi?” tanyaku bingung. “iya, itu dia disana. Ehh mana dia?” lirih pelayan itu bingung. “Tadi dia disana, pria yang tadi bajunya terkena tumpahan minuman.” Ucapnya lagi. “Ahh dia, yang memakai blazer hitam?” tanyaku meyakinkan. “Iya,” ucapnya yakin. “Ah aku tau, Terimakasih.” Kataku sopan. “Pria yang tadi kau lihat itu?” tanya Minho yang dari tadi kebingungan. “Iya, Minho dia mengajakku bertemu. Ahh bagaimana ini, apa aku harus menemuinya?” tanyaku sedikit ragu. Bagaimana mungkin aku langsung mau saja diajak bertemu oleh orang yang bahkan namanya pun aku tidak tahu. “Hmm itu sih terserah kau saja, memang dia mengajak bertemu dimana? Kalau ditempat ramai mungkin tidak masalah, asal jangan ditempat sepi saja. Kau kan tidak tahu siapa dia,” aku manggut-manggut mendengar ucapan Minho. Sekalipun akupun masih bingung, kenapa dia langsung mengajakku bertemu seperti ini. Ahh sudahlah mungkin dia hanya ingin berkenalan, batinku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Kau jadi bertemu dengan pria itu?” _ Minho
“Entahlah, aku masih memikirkannya.” _ Jiyeon
“Babo, 5 menit lagi jam 4. Mungkin dia sudah menunggumu sekarang, kau masih saja berpikir.” _ Minho
“Jam 4, aigoo tadi kan masih jam 3 kenapa sudah berlalu 1 jam saja. Bagaimana ini, aku kesana tidak ya?” gumamku bingung. “Baiklah, aku kesana.” Ucapku mantap setelah beberapa kali lagi kupikirkan.
@Babtol Cafe
Perlahan dan sedikit gugup kumasuki cafe yang tampak ramai, wajar saja ini kan hari Sabtu jadi cafe ini pasti ramai. Kuedarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan, “Ishh aku tidak begitu ingat wajahnya, bagaimana ini?” lirihku. “Hallo,” sapa seseorang dari belakangku. “Ahh hallo,” kataku terbata. “Aku pikir kau tidak akan datang,” katanya lagi. “Ah, iya maaf, tadi aku.. hmm ketiduran. Jadi terlambat hmm 54 menit,” ucapku sedikit berbohong. “56 menit,” balasnya. “Iyaa, ahh maaf. Maafkan aku,” ucapku lagi. “Haha iya, tidak apa-apa. Kau sudah mau datang saja, aku sudah senang. Ahh Taemin imnida, Lee Tae Min.” “Park Jiyeon imnida, salam kenal.” “Ohh Jiyeon, ayo kita duduk disana.” Tawarnya sopan. Kuikuti langkahnya menuju tempat duduk yang sepertinya telah dia pesan untuk kami, “Maaf, aku sudah pesan minuman untukmu. Aku tidak enak pelayan itu dari tadi bolak balik menanyakan pesanan, jadi aku pesan saja duluan. Apa kau suka minuman ini?” tanyanya sambil menunjuk minuman yang sudah tersedia di meja. “Ahh iya, aku suka moccacino float.” Ucapku sambil menunjukkan senyum termanisku.
Taemin POV~
“Ahh iya, aku suka moccacino float.” Ucapnya sambil tersenyum manis. Wanita ini sangat manis, tapi sayang kenapa harus dia yang menjadi perusak kebahagiaan adikku. “Kau kuliah dimana?” tanyaku mulai membuka perbincangan kami. Aku lihat Jiyeon wanita yang cukup baik, dia ramah dan sangat lembut. Kalau dipikir-pikir, aku tidak tega menjadikannya alat untuk membalaskan dendam Taehee pada Minho. Tapi aku tidak punya cara lain lagi, hanya dia satu-satunya.
Beberapa minggu ini aku coba mendekati Jiyeon, semakin hari hubungan kami semakin dekat. Semakin banyak aku tahu tentangnya, rumahnya, kampusnya, tempat dia biasanya menghabiskan waktu luang, tapi tidak sekalipun aku dengar Jiyeon menceritakan tentang Minho. Dia bahkan tidak pernah menyebut nama Minho, kalau begini bagaimana caranya aku tahu apa hubungan mereka sebenarnya. Mereka berpacaran atau hanya Minho saja yang menyukai Jiyeon, karena memang beberapa kali aku melihat Jiyeon sedang jalan dengan Minho di pusat perbelanjaan. Ini semakin membingungkanku, hingga akhirnya aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat aku mendapati mereka sedang berada disebuah cafe. “Sepertinya mereka tidak melihatku,” gumamku ketika aku telah duduk tepat dibelakang tempat duduk mereka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Replay
Teen Fiction"Wajar jika seorang manusia memiliki dendam, tapi ketahuilah saat dendam menguasaimu sebenarnya kau telah kehilangan kebahagiaan yang diimpikan semua orang."