Naya menghabiskan rotinya cepat dan langsung meneguk habis susu yang dituang Dina-mamanya. Naya mengambil tasnya dan langsung mencium punggung tangan mama, papa, dan kakaknya.
"Adek jangan lari-lari, nanti kamu jatoh." teriak mamanya saat melihat Naya yang berlari kencang keluar rumah.
"Pak ayo jalan cepet." ucap Naya pada Pak Burhan-supirnya.
Perjalanan menuju sekolah Naya membutuhkan waktu 15 menit, dan beruntung pintu gerbang sekolah nya belum ditutup. Biasanya Naya bangun jam 5, dan tadi dirinya bangun jam setengah 6, sepertinya karena efek semalam dirinya menonton drama korea terlalu lama.
Naya berlari kencang di koridor menuju kelasnya. Karena ketika dirinya baru memasuki gerbang, bel sekolahnya pun berbunyi nyaring.
"Akhirnya sampe juga." Naya duduk di bangkunya seraya mengatur nafasnya.
"Tumben banget dateng telat."celetuk Viora-salah satu sahabatnya selain Siska.
"Tadi gue bangun kesiangan, untung tadi Pak Asep belum tutup gerbangnya, kalo udah bisa mati gue."
"Eh diem ada mak lampir dateng." Siska memajukan dagunya berniat menunjukkan siapa yang datang pada Naya dan Viora.
"Selamat pagi semuanya." ucap Bu Brenda dengan suara datarnya, rambutnya yang keriting menambah ketakutan untuk para murid.
"Pagi buuu." jawab seluruh murid yang berada di dalam kelas.
"Saya disini akan memperkenalkan seseorang, sekarang kalian memiliki teman baru, mari masuk nak."
Cowo dengan rahang tegas dan badan tegapnya itu masuk ke dalam kelas dengan senyum yang sangat tipis, bahkan hampir tak terlihat jika cowo itu sedang tersenyum.
"Silahkan perkenalkan diri kamu." titah Bu Brenda pada Dirga.
"Hai semua, nama saya Dirga Megantara, saya pindahan dari Palembang. Semoga kalian bisa berteman baik dengan saya."
Naya yang sedang bermain ponsel di bawah mejanya itu mendongak dan kaget setengah mati melihat seorang anak baru di kelasnya. What?! Itu Dirga yang kemaren di cafe?! Demi apa?!"
"Eh itu bukannya cowo yang lo mintain id-line kemaren?" Siska mencolek lengan kiri Naya pelan.
"Iya Sis, sumpah gue seneng banget. Oke gue disini mau jujur ke lo kalo gue bakal deketin itu cowo."
"LO GIL- AH SHIT!" Siska mendengus kesal saat tangannya dicubit kencang oleh Naya.
"HEI SISKA, BICARA APA KAU TADI?! OMONGAN ITU DIJAGA!" teriak Bu Brenda pada Siska.
"Maaf bu saya gak sengaja. Soalnya saya tadi lihat kecoa di kolong meja saya." elak Siska.
"Sudah-sudah, Dirga kamu boleh duduk di samping-nah disana, disamping Viora." Bu Brenda menunjuk bangku kosong yang terletak di samping Viora.
Dirga mengangguk dan langsung berjalan menuju bangku yang diarahkan oleh Bu Brenda tadi.
"Hai Dirga, emang jodoh itu gak kemana ya, pasti kalo yang satu dimana, yang satu ngikutin." ucap Naya sambil membalik badannya ke meja belakang, karena belakangnya adalah tempat Viora dan Dirga duduk.
Dirga kaget ketika melihat Naya yang tersenyum lebar. "Cewe ini lagi? Sial banget gue." batinnya.
☀☀☀
Pelajaran yang berlangsung selama 4 jam telah selesai, dan saat ini adalah waktu dimana para murid berbondong-bondong datang ke kantin untuk memberi makan cacing mereka.
"Hai Dirga, ke kantin bareng gue yuk." ucap Naya saat sudah di samping meja Dirga.
"Gue gak laper." jawab cowo itu singkat.
"Ayolah Dirga, kapan lagi kan ke kantin bareng cewe secantik gue?"
"Make up lo ketebelan tuh." Dirga mengucapkan itu dengan wajah yang tak berdosa.
"Gapapa, kan biar lo suka sama gue." Naya kembali tersenyum lebar.
"Apaansi ni cewe sok akrab banget." batinnya.
Dirga mengambil sebuah novel dari tasnya, tanpa menghiraukan Naya yang masih setia berdiri di samping mejanya. Cewe itu sendirian, Viora dan Siska sudah ke kantin sejak tadi.
"Dirga, Naya laper nih." Naya mengelus perutnya sambil memasang muka orang yang minta dikasihani.
"Ya bodo." Dirga menjawab tanpa menoleh, matanya setia menatap buku yang ada di tangannya.
"Kenapa gue ketemu cewe aneh ini lagi sih, udah kemaren minta id-line. Kalo bukan karena hukuman gue juga gabakal ngasih. Geli gue." batin Dirga tak berhenti mengumpat.
"Dasar cowo gapeka! Udah ah gue mau ke kantin, laper! Satu hal yang perlu lo inget ya Dirga, jangan dingin-dingin sama gue, nanti kalo gue diambil cowo lain nyesel lho, YAUDAH BYE CALON PACAR!"
Naya berlari meninggalkan Dirga sendiri di kelas, Dirga terus menatap punggung cewe itu yang semakin lama semakin tak terlihat.
Apa katanya tadi? Calon pacar? Jangan dingin-dingin nanti nyesel? Najis.
Lalu setelah memikirkan apa yang diucapkan Naya tadi, Dirga pun kembali fokus dengan novel yang sedang ia genggam.
"Mudah-mudahan dia gak naksir gue." gumam Dirga pelan.
✈✈✈
Jangan Lupa Vote!
Thanks :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirnaya
Teen FictionThis story just my imagination oke! Don't forget to vote and comment! Enjoy guys! :) Follow my instagram : najwanfs_17 Thanks. Happy Reading!