8. Dia Kembali.

37 5 1
                                    

Remaja itu berlari di lorong rumah sakit yang lumayan ramai. Dia tidak menghiraukan siapapun yang dilewati bahkan ditabraknya, yang ia pikirkan saat ini adalah keadaan ibunya.

Flashback On!

Pada saat pulang sekolah, Om Ando menjemputnya. Terlihat wajah khawatir ditambah bulir-bulir keringat yang mengalir dari pelipisnya.

Awalnya Dirga heran mengapa Ando terlalu buru-buru saat membawa mobil. Dan bukan menuju rumah, Ando malah menjalankan mobilnya ke arah Rumah Sakit tempat mamanya dirawat. Melihat wajah Ando yang semakin cemas membuat tubuh Dirga lemas dan sesekali memejamkan mata sebelum akhirnya menanyakan apa yang terjadi.

"Om, kita ngapain ke Rumah Sakit?" tanya Dirga cepat.

"Kamu ikutin Om aja ya, nanti Om bilang. Oke?"

Sungguh sekarang Ando sedang berusaha keras untuk menyembunyikan raut cemasnya. Tetapi itu sangat sulit dilakukan.

"Mama kenapa om?"

"Mamah mu gapapa, Ga."

"BOHONG! MAMA KENAPA?!"

"Kondisinya semakin memburuk dari biasanya." jawab Ando sambil mengusap wajahnya kasar.

Ando tau jika Dirga sudah emosi, dia akan menendang bahkan membanting apapun yang ada di sekitarnya. Karna Ando tidak mau membuat Dirga meluapkan amarahnya di mobil dan berakibat mencelakakkan mereka, terpaksalah Ando menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Flashback Off!

Sesampainya di depan ruangan mamanya, Dirga melihat Sarah dan Zora yang sedang menangis sambil berpelukan.

"Tan mama Tan." lirih Dirga.

Melihat wajah cemas Dirga membuat hati Sarah sedikit teriris dan langsung memeluknya. "Mamamu gapapa, kita berdoa aja ya."

Dirga tak kuasa membendung tangisnya sekarang. Cowo itu memeluk erat Sarah sambil menangis tanpa isakan. Sedangkan Zora terus menangis memeluk Ando.

Sekitar 35 menit kemudian dokter keluar dari ruangan dimana Farah dirawat.

"Dok mama saya gapapa kan?" tanya Dirga yang langsung menghampiri sang dokter.

"Alhamdulillah, kondisinya sudah kembali normal. Dan ibu Farah sudah sadar dari koma." ucap Dokter itu tersenyum.

Mendengar itu Dirga langsung mengusap wajahnya dan tersenyum senang memeluk Sarah. Tidak henti-hentinya Dirga mengucap syukur kepada Allah SWT karena sudah mengabulkan doa-doa yang ia panjatkan selama ini.

"Terima kasih banyak Dok atas kerja samanya." Ando menjabat tangan Dokter Sandi sembari tersenyum.

"Jadi kami boleh masuk Dok?" tanya Sarah.

"Oh silahkan-silahkan. Tetapi jangan terlalu bising karena kondisi pasien masih belum sepenuhnya sehat."

Dirga, Zora, Ando, dan Sarah memasuki ruangan di hadapannya dan terlihatlah wajah pucat Farah yang seperti sedang kebingungan.

"Mama." Dirga berlari memeluk Farah.

Farah sudah sadar itu langsung menangis memeluk Dirga dengan erat. Farah mencium kening Dirga berkali-kali sambil berkata "Mama kangen Dirga."

"Iya ma, Dirga juga kangen sama mama. Mama udah maafin Dirga?"

"Ini bukan salah kamu, ini takdir." Farah mengusap kepala Dirga dengan sayang.

Sarah memeluk kakaknya sambil menangis. Lalu dilanjut Zora yang memeluk Farah dengan erat, mereka sangat dekat memang.

Semuanya berbincang sembari tertawa renyah. Dirga rindu melihat senyum dan tawa dari Mamanya. Dan sekarang impiannya terwujud. Melihat Farah bangun dari koma lalu tertawa bersama.

Tadi Farah sempat menanyakan dimana suaminya. Ando menjawab jika mungkin Tara sedang sibuk di kantor. Dirga memberikan senyum miring atas jawaban dari Omnya. Sibuk bekerja atau sibuk berpacaran? Pikirnya. Dirga berharap semoga Farah tidak pernah tau apa yang sudah terjadi dengan keluarganya selama dirinya koma.

Dirga berniat membalas Tara, walaupun papa kandungnya sendiri. Jika ucapannya yang ingin menceraikan mamanya lalu menikah dengan sekretarisnya itu terjadi. Dirga akan membuat kehidupan Tara dan perempuannya tidak tenang.

"Dirga kamu pulang aja, besok sekolah kan?" tanya Farah dengan lembut.

"Iya besok Dirga sekolah, tapi nanti mama sama siapa?"

"Kan ada Tante disini, udah kamu pulang aja Ga. Beresin perlengkapan sekolah besok, Tante disini jagain mamamu. Nanti Om sama Zora pulang juga, katanya Zora mau disini dulu sebentar lagi." jelas Sarah.

"Yaudah deh ma Dirga pulang ya? Mama jangan lupa minum obat." Dirga mencium punggung tangan mamanya, mencium kening dan memeluk ibu kandungnya itu dengan erat.

"Om, Tan. Dirga pulang dulu." Dirga juga mencium punggung tangan Mereka setelahnya.

"Dek, mas pulang duluan ya." Dirga mengusap rambut Zora pelan lalu keluar dari ruangan tempat mamanya dirawat.

☀☀☀

Dirga merasa seperti diikuti oleh seseorang sedari tadi sejak keluar dari wilayah Rumah Sakit. Entah siapa itu, yang jelas Dirga hanya melihat orang itu memakai motor Ninja berwarna hitam, jaket hitam, bahkan helm yang dipakainya pun warna hitam. Dirga terus mengawasi keadaan belakang mobilnya dari kaca spion, dia melihat orang itu masih mengikutinya sampai saat ini.

Karna Dirga penasaran apa tujuan orang itu mengikutinya, Dirga menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi itu dan turun dari mobilnya. Ketika dirinya turun, pemilik motor itu juga ikut mematikan motornya dan menghampiri Dirga. Helm nya masih dalam keadaan tertutup di kepalanya.

"Lo siapa?!" tanya Dirga dengan lantang, jujur Dirga sedang emosi saat ini. Apa coba motif dibalik lelaki ini mengikutinya?.

"Masa lo gak kenal gue? Dirga Megantara." setelah itu lelaki berjaket hitam ini tertawa kencang.

"Lo siapa bangsat?! Buka helm lo!"

Lelaki di hadapan Dirga itu membuka helmnya. Dirga sempat kaget setelah melihat siapa orang yang mengikutinya sejak tadi.

"Long time no see, bro." sapa cowo itu seraya menepuk pundak kiri Dirga.

Dirga langsung menepis kasar lengan cowo itu. "NGAPAIN LO KESINI?!"

"Engga ngapa-ngapain sebenernya, iseng aja gue. Oh iya katanya nyokap lo udah sadar dari KOMA nya?" tanya Andre dengan penuh penekanan.

"BANGSAT! LO NGAPAIN KESINI! GAPUAS LO UDAH BU–"

"Stt, Apa? Puas? SEHARUSNYA GUE YANG NANYA KE LO ANJING!" Andre langsung menonjok pipi mulus Dirga dengan tangan kanannya hingga Dirga tersungkur ke belakang.

"UDAH BERKALI-KALI GUE BILANG KEJADIAN ITU BUKAN SALAH GUE! LO TERLALU KALUT SAMA EMOSI SAMPE LO DENDAM DAN NABRAK NYOKAP GUE!" Dirga bangun lalu membalas satu tonjokan untuk Andre.

"LO YANG UDAH BUAT MANDA MENDERITA!"

"BUKAN GUE YANG BUAT DIA KAYA SEKARANG! ITU TAKDIR!" tegas Dirga.

"Gue janji bakal balas dendam buat kedua kalinya, dengan cara apapun. Karena nyokap lo gagal mati di tangan gue. Kita liat nanti!"

Andre memakai helm nya dan langsung melajukan motornya kencang meninggalkan Dirga yang sedang emosi.

"ANJING!" teriak Dirga sambil memukul stirnya kuat-kuat.

✈✈✈

Kalo penasaran siapa itu Andre dan Manda siapa jangan baca sampe sini aja wkwk, sampe end ya biar jelas dan tau alurnya gimana sih.

Don't forget to vote and comment guys!

Happy Reading :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DirnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang