Bel istirahat pun berbunyi. Siswa-siswi sudah berhambur menuju kantin sekolah sedari tadi.
Setelah menyelesaikan mata pelajaran pertama, Rose bergegas bangkit menuju meja Taehyung.
"Tae, Ochie mau ke perpus dulu. Taetae sama Caplang duluan aja ke kantin. Ochie masih ada urusan," ujar Rose dengan senyum khas nya.
"Oke, Chie. Nanti Taetae pesankan mango sticky rice sama apple juice kayak biasa ya? Taetae lupa bawa bento." Taehyung memasang wajah bersalah nya.
"No problem, honey. Besok Ochie yang bawa bento dari rumah, terus kita makan bareng. Bye Tae.." Rose mengecup pipi kanan Taehyung sekilas, kemudian bergegas menuju ke perpustakaan.
Sementara itu, Taehyung hanya bisa mematung karena tindakan spontan Rose itu. Sebenarnya ini bukan kali pertama Rose mengecup pipi nya. Namun entah mengapa, Taehyung selalu saja tidak bisa mengontrol degupan jantung nya.
"Taetae benar-benar jatuh untuk mu, Chie. Sampai rasanya Taetae tidak mampu bangkit." Gumam Taehyung pelan.
🌙🌟🌙
Rose mencoba meraih salah satu buku yang berada di rak paling atas. Tinggi, bukan berarti kamu bisa mencapai semua hal. Terkadang ada beberapa hal yang lebih tinggi, dan tidak bisa diraih.
Ya.. Kasus nya seperti Rose ini.
"Kamu perlu ini?" Buku itu sudah di ambil oleh seseorang.
Rose berbalik, dan tidak merasa terkejut akan kehadiran orang tersebut. Lagipula, Rose sudah bisa mengenali nya dari suara.
"Kalo lo nanya gue butuh, ya gue butuh buat bikin tugas dari Oh ssaem." Jawab Rose dengan nada dingin.
"Ini, Chie. Kookie ambilin buat Ochie." Jungkook menyodorkan buku yang dibutuhkan oleh Rose.
Dengan cepat Rose mengambil buku itu dari genggaman Jungkook.
"Sorry, Jeon stupid Jungkook. You can't call me Ochie. Why? Because you not my bestfriend. Don't treat me like a joke. Jangan nyulut amarah gue Jeon Jungkook -shi." Rose memberikan penekanan pada tiap kalimat nya.
"O-oke Rose. Bisa kita bicara? Ada yang pengen aku omongin." Jungkook menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Time is money, Jeon. Sorry, gue masih banyak urusan." Tanpa menunggu jawaban dari Jungkook, Rose segera berlalu pergi dari sana.
Jungkook hanya bisa memandang sendu kepergian Rose. Hati nya merasakan sakit yang teramat sangat.
Kertas sudah terlanjur menjadi abu.
Cermin sudah terlanjur retak.
Butuh waktu untuk kembali. Meskipun terdengar mustahil.
"Ochie... Maafin Kookie.."
🌙🌟🌙
Seperti beberapa hari belakangan, Rose pulang lebih lama dibanding murid-murid lain. Karna sifat nya yang perfeksionis itu, Rose memilih memastikan semua hal berjalan dengan baik sebelum pulang ke rumah. Dan seperti biasa, Taehyung akan menjemput nya.
Namun hari ini ada beberapa perbedaan. Karena harus berlatih untuk kejuaraan futsal nanti, Taehyung tidak bisa menjemput Rose. Dan Rose pun maklum mengenai hal itu. Dengan tenang Rose mengatakan pada Taehyung bahwa dia bisa pulang dengan memesan grab.
"Sial! Hp ketinggalan di ruang osis lagi." Rose mengumpat pelan.
Tanpa menunggu lebih lama, Rose kembali menuju ruang osis. Dan benar saja, handphone nya tertinggal di atas meja rapat. Setelah mendapatkan handphone nya, Rose segera berlari menuju gerbang sekolah. Sial nya, gerbang itu sudah di tutup sejak 15 menit lalu. Dan tidak ada jalan keluar dari sana.
"Ini harus menjat? Nggak mungkin. Secara tinggi pagar nya aja udah berapa meter" Gumam Rose sambil memperhatikan pagar sekolah.
"Mana ini hp lowbat lagi. Sial!"
Rose memasukkan handphone nya ke dalam tas dengan kasar. Tidak ada pilihan lain sekarang selain memanjat pagar.
Katakan lah, itu jalan satu-satunya.
"Chie? Kamu mau ngapain?" Tanya Jungkook yang datang entah darimana.
"Manjat pagar." Rose sudah siap memanjat pagar.
Jungkook hanya bisa menghela napas pelan. Sesekali ekor mata nya mengikuti arah pergerakan Rose.
"Tunggu aja dulu, Chie. Biasanya Pak Asep bakalan shift malam habis maghrib. Aku nggak mau kamu jatuh nanti Ochie." Jungkook melepaskan ransel yang melekat pada punggung nya, dan duduk di dekat pos Pak Asep. Pos Pak Asep berada di luar, dipisahkan oleh pagar tinggi itu.
"Serah." Rose duduk di sisi seberang Jungkook, setelah memikirkan kata-kata lelaki itu.
Hening. Tidak ada satupun dari mereka yang ingin membuka percakapan. Rose sibuk berpikir bagaimana cara agar bisa cepat pergi dari sana. Sedangkan Jungkook berpikir bagaimana dia mengatakan apa yang selama ini dia tutupi dari Rose.
"Chie.." Panggil Jungkook pelan.
"Napa?" Jawab Rose dingin.
"..Mungkin cuma ini satu-satunya kesempatan aku buat jelasin semua nya. Tentang kenapa aku berubah, kenapa aku memacari semua gadis, tawuran, dan semua hal yang sepertinya cukup kamu tau." Jungkook menatap Rose penuh harap.
Namun nihil. Rose memilih diam dan tidak balas menatap Jungkook.
"Kamu tau Ochie? Semua yang Kookie lakukan selama ini, itu karena kamu," ucap Jungkook pelan.
Kalimat yang Jungkook lontar kan itu sontak membuat Rose balas menatap Jungkook dengan tanya. Meskipun bibir Rose masih senantiasa bungkam.
"Kookie nggak yakin sama apa yang Kookie rasain waktu itu. Rasa suka waktu Kookie sama Tzuyu, sama waktu Kookie sama Ochie itu beda. Sosok Ochie yang selalu menghantui Kookie. Tapi Kookie sadar, nggak ada alasan Kookie buat dekat sama Ochie, waktu Ochie udah pacaran sama Taetae." Nada suara Jungkook terdengar lirih. Rasa sesak dalam dada Jungkook begitu terasa.
"Kalau tidak terlambat, bisakah kita kembali bersama?"
🌙🌟🌙
Double up Yuhuu o(〃^▽^〃)o
Ada yang mau triple up? Hehe.. Canda doang :vDilema antara Taehyung dan Jungkook. Dilema.
Sorry Tzuyu, bukan maksud aku bikin karakter kamu disini kurang bagus. Aku suka Tzuyu kok >< beneran. Cuma karna kebutuhan karakter, jadi aku sedikit ubah karakter Tzuyu.
See u in the next chapter♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ
Love, panda❤
KAMU SEDANG MEMBACA
When they child | RoseKook ✔
Fiksi PenggemarIni hanya kisah sederhana tentang Rose dan Jungkook saat masih kecil. - When They Child - Cover Picture by: ©KINDERFUL Copyright by onlyonepanda