DANGER

5.2K 551 95
                                    


...

Pemuda berumur 19 tahun itu masih melihat objeknya dengan senyum yang mengembang. Matanya masih setia dengan apa yang ada didepan. Sungguh, rasanya menenangkan. Satu-satunya hiburan ditengah penatnya tekanan yang diberikan.

Ya, hidupnya kini mulai terang saat dirinya bertemu dengan sesuatu yang menarik perhatian. Ah, dirinya benar-benar sudah tidak sabar.

"Akashi, jika kau terus melihatnya sambil menyeringai, aku takkan segan untuk menelpon polisi sekarang." Ujar sang asisten yang menemani lelaki bersurai merah di sana.

"Cerewet sekali, Shintaro."

Sebelah kiri alis pemuda bersurai hijau itu berkedut pelan, menahan kekesalan untuk tidak melempar bola basket, lucky item-nya, pada sang direktur muda yang masih nyaman mengamati anak TK usia 5 dengan ber-name tag Kuroko Tetsuya,-

"Calon istriku menggemaskan sekali, bukan?"

-yang fiks sudah terjangkit virus pedofilia.

...

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi

Warning :

T+

Little Pedo Akashi

Akakuro

Shounen ai

Friendship & Romance

Out of character

...

Menyukai anak berumur balita itu susah-susah gampang. Mungkin gampang diajak jalan-jalan asal diberi jajan, tapi yang susah adalah menahan untuk tidak melemparkannya ke ranjang. Dan Akashi sudah mengalaminya sekarang.

Berawal dari kenalan, lalu diajak jajan vanilla milkshake diseberang jalan, kini mereka berdua tengah berada ditaman hiburan, tentu saja setelah Akashi mengambil hati kedua orangtua dan kakak Tetsuya yang protektifnya kebangetan.

"Habis ini kemana? Tetsu capek." Ujar bocah mungil sambil mengucek matanya, menampilkan pose imut yang menggoda iman.

"Tetsuya mau aku gendong?"

"Tetsu kan pangelan, nggak digendong, dong!" Pipi menggembung, membuat pipi gembilnya semakin menggemaskan.

"Terus maunya apa?"

"Mau susu vanilla!"

"Oke," Akashi mengangguk, lalu menggendong si balita yang lupa bahwa dirinya tidak mau digendong-gendong, sambil modus meremat pantat montok Tetsuya yang masih terlindung popok. Hanya bercanda kok.

Sesampainya di gerai, Tetsuya langsung memesan ukuran paling jumbo plus titel premium. Akashi sih tidak masalah, Tetsuya mau minta dibikinkan gerai juga dia turuti, tapi cara minumnya itu yang bikin Akashi hor*i!

Belepotan berasa sesuatu menyembur disana. Sungguh, demi Tuhan, Akashi sekuat tenaga menjaga adiknya tidak bangun saat-saat begini. Sekuat tenaga, pikirannya menolak untuk menodai.

"Sudah?"

"Ung. Kenyang banget."

Akashi kembali menelan ludah, sambil tangannya mengelap noda vanilla pada pipi gembil Tetsuya.

"Tetsuya mau kemana habis ini?"

"Mau kencan sama Sei-nii."

Duh, Tuhan, nggak kuat. Akashi mau anak ini di karbit sekarang. Tidak usah langsung dewasa, yang penting cukup umur untuk langsung dihalalkan. Lalu bikin keturunan. Yang terakhir abaikan.

...

Midorima masih setia mengawasi, apalagi saat Akashi mulai mengeluarkan kamera beserta lensa terbaru untuk membidik obyek secara jitu.

"Rapat akan dimulai sebentar lagi."

"Aku tak peduli."

"Ini menyangkut masa depanmu untuk bisa menafkahi, Akashi."

"Bilang aku telat hari ini."

Ya beginilah, kalau sudah disangkutkan dengan masa depan, Akashi baru merespon dengan benar.

"Lihat, manis sekali bukan?" Tanya Akashi sambil sesekali memotret lagi, "Argh, kurang ajar, siapa si kepala merah hitam yang mengajak Tetsuya-ku main perosotan!"

Demi Tuhan, Apa Akashi berharap Tetsuya tak punya teman?

"Wajar jika anak TK bermain."

"Kau tidak paham, bagaimana perasaanku saat melihatnya dengan yang lain?"

Sumpah, Midorima ingin sekali memukul kepala Akashi sekarang, "Kalau begitu ikut saja main sana."

"Kau gila, aku mau mainnya dengan Tetsuya di kamar saja."

Tak ada toleransi lagi. Secepat kilat, Midorima mengambil ponsel, kemudian menelpon lembaga yang punya kewenangan menindaklanjuti.

"Aomine, kerahkan personelmu menangkap Akashi. Otaknya sudah hampir tak waras lagi."

END.

AN :

Jadi rencananya cerita ini akan saya isi dengan One-shot/Drabble Akakuro.

Semoga suka dan terimakasih sudah membaca!


Sign,

Gigi.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang