AFRAID

4.4K 489 41
                                    

Hati Tetsuya sakit sekali. Ini sudah terjadi berulang kali. Entah sudah berapa banyak wanita yang menghubungi, dan mengajak pergi. Sungguh, Tetsuya tak tahan lagi.
Padahal, dirinya sudah berjuang. Padahal dirinya selalu memberi perhatian, lalu kenapa masih kurang?

...

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

T

Akakuro

Shounen ai

Male pregnant

Romance&Family

Out of character

...

Kamar kembali jadi tujuan. Meringkuk, memeluk dirinya sendiri agar tenang. Tapi sesak di dadanya tak juga hilang. Apa yang harus Tetsuya lakukan?

Dering telepon kembali terdengar, diambilnya ponsel untuk mengecek siapa yang memberi panggilan.

"Moshi-moshi, Sei-kun? Aku tidak apa-apa." Tetsuya berbohong lagi, "Hanya sedang tidak enak badan kok. Tidak, tidak perlu. Istirahat saja sudah cukup. Jangan, kau ada rapat. Jaa."
Semoga saja, Tetsuya masih cukup kuat untuk menjaga rahasia.

...

Lagi. Panggilan dari wanita-wanita lagi. Entah bagaimana Tetsuya menelan kesedihannya yang semakin besar kini. Matanya masih menatap dari kejauhan, bagaimana laki-laki bersurai merah itu menghampiri wanita yang memanggilnya tadi. Ugh, sakit disini.

"Sakit." Ujarnya yang tak menghiraukan adanya sepasang mata yang menatapnya penuh arti. Yang tak lama kemudian memberinya pelukan mesra pada pinggang Tetsuya yang masih sibuk mengamati pemandangan menggores hati.

"Karma sudah remaja, sayang. Sudah jelas banyak yang melakukan pendekatan." Ujar Akashi gemas pada sang istri yang masih terlihat kesal dalam dekapan.

"Tapi aku yang melahirkan, yang membesarkan, lalu seenaknya wanita-wanita itu mengajaknya kencan!"

Akashi terkekeh pelan, lalu semakin erat memberi pelukan, "Sama seperti ayahnya yang tampan. Hanya saja, kini aku sudah tak minat untuk tebar pesona karena ada yang menjeratku begitu dalam."

"Narsis."

"Begini-begini Tetsuya cinta, kan?"

"Tetap saja-"

"Ah, andai saja Tetsuya cemburu begini padaku."

"Siapa coba yang cemburu. Aku hanya- hanya tidak rela Karma meninggalkan kita."

Kecupan mesra didapat Tetsuya, "Berarti ini saatnya." Lalu mendapati dirinya dipanggul Akashi tanpa kesulitan yang berarti.

"Sei-kun, apa yang kau-"

"Tetsuya bilang kesepian kalau ditinggal Karma."

"Iya, terus ini apa?!"

"Jangan pura-pura polos, Tetsuya. Ayo mencetak anak kedua."

Pintu kamar tertutup kencang, lalu tak lama kemudian muncul desahan. Dan jangan tanya apa yang terjadi di dalam. Serta Karma yang saat pulang langsung menggedor pintu kamar karena tak mau punya saingan.

End.

AN:

Terimakasih sudah membaca!

Sign,

Gigi.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang