WEARY

3.8K 320 20
                                    


Untuk menambah feel cerita, direkomendasikan untuk mendengarkan lagu ‘Aku, kau dan kenanganku’ – Second civil.

Kadang-kadang Akashi tak mengerti, dosa apa yang dulu dia lakukan hingga hukumannya begitu tajam. Memang tak berdarah, tapi ini menyakitkan. Melihatnya berdekatan dengan banyak orang disaat dirinya masih berjuang.

“Kau tak bisa lagi?”

“Maaf, aku harus menemani Kise-kun mencari sepatu.”

“Tapi kau sudah berjanji, Tetsuya.”

“Maaf. Besok mungkin.”

“Baiklah.”

Selalu saja dirinya menjadi orang yang kesekian. Tak pernah diprioritaskan.

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

T

Akakuro

Shounen ai

Romance & Angst

Out of character

Ada yang bilang bahwa ketika kau punya uang, maka kau bisa membeli segala hal, termasuk kebahagiaan. Tapi tidak. Ucapan itu salah. Nyatanya Akashi begitu kesepian. Ibunya sudah lama meninggal, kemudian koleganya hanya mendekatinya saat punya tujuan. Lalu ayahnya terlalu sibuk hingga melupakan dia punya anak tunggal yang dari kecil butuh perhatian.

Tak ada orang yang mencintainya.

Tak ada orang yang menyayanginya.

Tak ada orang yang mengharapkannya.

Lalu kenapa dia masih bernafas, jika tak diharapkan?

Karena ada seseorang yang dia cintai, meski tak pernah memrioritaskan Akashi.

Ponsel kembali dipegang. Lalu mencoba menghubungi nomer yang sudah dia hafal, dan selalu dia impikan.

“Halo, Tetsuya. Ini aku. Kau sedang apa? Apa aku mengganggu? Ah,” Jeda sedikit lama, lalu Akashi memilih mematikan sambungan.

Apalagi sekarang?

Desahan lelah kembali terdengar.  Rematan pada rambut merahnya seolah menunjukkan bahwa dirinya tengah frustasi dengan keadaan. Dia tak tahu lagi, bagian tubuhnya yang meraung kesakitan. Kalau mencintai itu menyakitkan, lebih baik dia tak mengenalnya sekalian.

“_ Kau sedang dekat dengan Akashi?”

“Tidak. Kami berteman biasa.”

“Kau yakin, Tetsu?”

“Kami hanya berteman. Tidak lebih kok. Lagipula bukankah lucu-“

Akashi berdiri dibelakang tembok, mengepalkan tangannya erat, tanpa peduli kukunya telah menancap dalam. Membuat telapak tangannya terluka karena goresan. Tak ada yang lebih sakit dari hatinya begitu telinganya mendengar pernyataan yang dikeluarkan oleh sang pujaan.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang