ENVY

4.4K 476 43
                                    

Rasanya Akashi cemburu sekali. Lihat saja, Tetsuya, orang yang dia kejar untuk menjadi kekasih hati malah bersama Midorima. Padahal setahunya, Midorima pernah bilang bahwa mereka berdua tidak cocok saat bersama. Lalu kenapa?

Lihat bagaimana mereka berbicara. Lihat bagaimana mereka saling bertukar kata. Lalu senyuman yang dibagi keduanya, meski Akashi melihat bahwa Midorima masih tsundere seperti biasa.

"Latihan basket dilipat ganda." Titahnya tanpa dosa. Lalu dengan amarah yang meraung di dada, Akashi meninggalkan area.

...

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

T

Akakuro

Shounen ai

Friendship & Romance

Out of Character

...

Tak ada yang lebih menyebalkan daripada kau bersama seseorang yang kau suka, namun malah bertanya tentang orang lainnya.

Dan Akashi kini mendapatkannya. Bagaimana rasanya dia ingin berteriak kepada Tetsuya bahwa dia tidak berminat sama sekali membahas Midorima.

"Apa Midorima-kun ingin ke Tokyo Daigaku?"

Memangnya Akashi orangtuanya apa?

"Midorima-kun suka bawa lucky item?"

Demi Tuhan, dia bukan pengasuh Midorima!

"Akashi-kun, apa Midorima-"

"Jika kau bertanya tentang Shintaro, langsung tanyakan saja padanya, Tetsuya." Tukas Akashi sebal plus rasa cemburu yang semakin membabi buta.

"Aku kan hanya bertanya."

Akashi diam, lalu segera meninggalkan tempat meski namanya didengungkan Tetsuya. Membawa serta hatinya yang terluka karena pertanyaan meski Tetsuya tak tahu apa-apa.

Akashi tahu ini salahnya. Tetsuya bahkan tidak tahu bahwa dirinya jatuh cinta. Tapi tetap saja. Hanya mendengar Tetsuya berguman tentang orang lain membuat panas hati dan jiwa.

Besoknya, Akashi menata mood-nya untuk kembali bertemu Tetsuya. Satu karena tidak enak dan satunya mengobati rindu yang tak sampai kesana.

"Tetsuya,"

"Akashi-kun?"

"Maaf, kemarin-"

"Gomen. Gomenasai, Akashi-kun." Tetsuya menundukkan kepalanya, "Aku minta maaf."

"Justru aku yang minta maaf, Tetsuya. Aku-"

"Bukan Akashi-kun yang salah, tapi aku." Tetsuya menunjuk bangku, "Boleh minta waktunya sebentar?"

Akashi mengangguk, mengiyakan, "Baiklah, ayo kesana."

Sesampainya disana, Akashi masih diam, menunggu lelaki mungil itu bicara.

"Gomen, kemarin aku membuat Akashi-kun kesal."

"Tetsuya ini-"

"Tolong jangan dipotong dulu, baka."

Dahi Akashi berkedut, menahan rasa kesal karena kata yang terlontar. 'Untung saja cinta.' redam Akashi pada emosinya.

"Aku minta maaf karena- sebenarnyayangakusukaibukanMidorima-kuntapiAkashi-kun."

"Apa? Bicaramu cepat sekali, Tetsuya."

"Tidak peka. Sok keren. Mata belang."

"Kau mau mengejekku atau minta maaf,"

"Habisnya, padahal aku sudah menunggu lama, modus ini dan itu tapi kau-"

"Kau menyukaiku?" Tanya Akashi tanpa sadar. Tak peduli hatinya sudah berdetak tak karuan. Tak peduli meski hatinya sedikit galau jika ternyata salah tebakan.

"Menyebalkan, tapi sayangnya iya."

"Apa menyukaiku semenyebalkan itu?"

"Iya. Aku sudah modus begitu lama. Ikut latihan meski skill basketku tak juga baikan, rela ikut latihan musim panas meski tak ada jaminan bisa masuk tim utama. Menunggu main shogi meski tak ada yang aku pahami, bahkan sampai bertanya pada teman-teman dekatmu juga dan kau malah mengira aku suka Midorima-kun? Yang benar saja." Omel Tetsuya dan membuat Akashi terpukau karena ini pertama kalinya dia melihat Tetsuya panjang lebar bicara.

Ah, sekarang Akashi ingat, Tetsuya memang sering sekali mengikutinya, bahkan sampai ikut klub shogi segala. Tapi dia mengira bahwa itu dilakukannya karena suka Midorima.

"Jadi kau bertanya tentang Shintaro padaku karena kau ingin mengobrol denganku?"

"..." Tetsuya tak menjawab, namun Akashi bisa melihat jika wajah yang tengah berpaling itu luar biasa merah.

Ah, rasanya beban di dada Akashi benar-benar terangkat. Dan tak menunggu lama, dia memindah Tetsuya dalam dekap.

"A-apa yang Akashi-kun lakukan?!"

"Sei. Namaku Seijuro, Tetsuya."

"Ya-ya terus?"

"Panggil namaku."

"Kenapa?"

"Panggil namaku atau-"

"Atau apa?"

"Kau yang meminta,"

Tak menunggu lama, selesai Akashi berkata, kedua bibir bertemu dalam kecupan hangat nan mesra. Lalu beradu yang semakin lama, mengajak serta saliva.

Merah. Bengkak dan basah.

Itulah keadaan yang menggambarkan bibir Tetsuya akibat Akashi yang terlalu bersemangat dalam menyatakan cinta.

"Aku mencintaimu, Tetsuya."

Pernyataan cinta yang romantis sebenarnya jika saja dibelakang mereka tidak ada suara jatuh dan pecahnya celengan kodok milik Midorima.

End.

AN :

Terimakasih sudah membaca!

Sign,
Gigi.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang