DOWN

1.6K 193 22
                                    

Tetsuya merasa sedih saat melihat postingan akun sosmed Akashi. Dari jaman mereka kenal, berteman, pacaran dan akhirnya menikah, tidak pernah sekalipun Akashi memuji dirinya disana. Bahkan saat dia meng-upload foto pernikahan, tidak ada caption romantis seperti teman-temannya yang lain.

Postingan itu hanya tertulis; "menjalani proses selayaknya manusia". Hati siapa tidak nyeri saat melihatnya? Seakan-akan pernikahan mereka adalah salah satu prosesi yang dilakukan hanya untuk melengkapi hidup normal seorang manusia.

Memang, secara real, Akashi perhatian, sayang dan terlihat seperti benar-benar mencintainya, tapi entah kenapa ketika di medsos, Akashi selain tidak pernah memujinya, dia cenderung menjelek-jelekkan Tetsuya.

Seperti sarapannya yang ditulis dengan 'sangat buruk untuk mengawali hari', atau seperti postingan Akashi baru saja yang berisi foto dirinya dari belakang saat memasak diberi tulisan 'setiap pagi hanya membuang bahan makanan saja' dan tulisan menyakitkan lainnya.

Awalnya, dia mengira Akashi bercanda, tapi tidak. Selalu seperti ini setiap dia post tentang Tetsuya. Berbeda jika dia memposting tentang temannya, meski sangat jarang dan hanya diberi hal sederhana seperti dikirimi buah, suaminya itu memuji itu dengan 'sangat pengertian'.

Tentu saja Tetsuya cemburu saat melihatnya. Padahal, dia sudah berusaha bangun pagi sekali setiap hari, selalu belajar memasak meski banyak luka gores ditangannya, dan menelan banyak sekali makanan yang tidak enak ketika Tetsuya menyicipinya, melayani Akashi sebaik mungkin agar suaminya bisa bekerja dan istirahat saat pulang, namun satupun tidak pernah dipuji didepan orang.

Meski ketika mereka bersama, Akashi selalu berterimakasih, mengecup keningnya dan memeluknya dengan hangat. Tapi kenapa Tetsuya tidak pernah diapresiasi didepan umum?

Juga, Akashi sangat jarang membawanya bertemu teman-teman dekatnya. Saat acara gathering perusahaan saja Tetsuya hadir, itupun hanya sekilas lalu Akashi membawanya pulang.

Teman-teman Akashi juga tidak ada yang menyukainya. Mereka nyaris tidak pernah ada interaksi dengan Tetsuya. Bahkan sekedar menyapa.

Mungkin, sebenarnya mereka semua masih tidak bisa menerima Tetsuya yang menggantikan Furihata, mantan pacar Akashi sebelumnya.

Lalu apakah dihati Akashi sebenarnya juga sama?

Apakah begitu memalukan punya pasangan sepertinya?

Tetsuya memang bukan dari kalangan berada seperti Akashi, dia juga bukan orang yang punya pekerjaan mentereng. Tetsuya hanyalah seorang penulis yang tidak terkenal juga guru TK saat luang.

Air mata Tetsuya mengalir saat mengingatnya. Bagaimanapun, rasanya tetap sakit saat melihat suaminya bahkan mengapresiasi orang lain, namun tidak dengan dirinya.

Suara pintu apartment mewah mereka terbuka. Langkah-langkah terdengar, bersamaan dengan ucapan tadaima terlontar. Tetsuya segera mengelap air matanya, lalu berbalik untuk menyambut suaminya.

"Okaeri, Sei-kun."

"Sayang," Tubuh Tetsuya dibawa dalam dekapan, "Aku rindu." Tapi dia hanya menunduk, rasa sakit hatinya tidak bisa dia usir begitu saja.

"Tetsuya, kau kenapa?" Akashi bertanya, dan Tetsuya hanya tersenyum seolah tidak ada apa-apa.

"Sei-kun sudah makan?" Tanya Tetsuya pelan.

"Kau menangis? Tetsuya, kau kenapa? Siapa yang menyakitimu?" Tanya Akashi memberondong, "Aku tidak ingin kau bohong, katakan padaku." Tangan Akashi mengelus pipi Tetsuya penuh sayang, tatapannya menawarkan sejuta perlindungan dan kehangatan yang mau tak mau meruntuhkan pertahanan.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang