5

262 40 18
                                    


Happy Reading

💕💕





"Fara! " teriak seorang gadis yang berlari mendekati Fara dan Citra.

Jihan Arnesta Diandra, sahabat Fara selain Citra. Jihan anak IPS. Mereka bersahabat sejak kelas sepuluh. Kelas berbeda tidak masalah buat mereka. Masih bisa bertemu di saat jam istirahat seperti sekarang atau bermain ke rumah setelah pulang sekolah maupun saat libur.

"Gitu ya, yang dipanggil Cuma Fara." Citra berucap begitu Jihan sudah berdiri di hadapannya.

"Eh, Ra, itu di samping lo siapa? Anak baru?" Jihan mengernyit, pura-pura tidak mengenal Citra.

Drama dimulai—ucap Fara dalam hati.

"Iya, gue anak baru," Citra menjabat tangan Jihan. "Kenalin, Selena Gomez." Citra tersenyum lebar.

"Mimpi lo?! Muka kayak Ely Sugigi ngaku-ngaku Selena Gomez." cetus Jihan.

Citra melotot, tidak terima dibilang mirip Ely Sugigi yang giginya tonggos itu. "Lo tuh Omas." semburnya.

Jihan ikutan melotot. "Kok Omas sih?! Gigi gue rapi tau. Lihat nih!" Jihan nyengir, menunjukkan gigi depannya yang berjejer putih dan rapi.

"Gigi gue juga rapi tau. Nih!" Citra juga nyengir menunjukkan gigi depannya yang berjejer rapi dan putih seperti milik Jihan.
"Terus kenapa lo samain gue sama Ely Sugigi?"

"Karena lo mirip," Jihan menyahut cuek. "Dan kenapa lo juga samain gue sama Omas?"

"Karena lo juga mirip." Citra membalas tak kalah santai.

Fara yang sedari tadi menyaksikan tidak berhenti tertawa. Kedua sahabatnya ini bila bertemu pasti selalu begini, mendebatkan hal yang sepele, tapi lucu. Hiburan buat Fara.

"Eh, udah. Kalian cantik-cantik kok, nggak mirip sama Omas ataupun Ela Sugigi." Fara menengahi perdebatan Jihan dan Citra sebelum semakin berlanjut.

"Ely, Fara?!" seru Citra dan Jihan bersamaan.

"Iya?" Fara terlihat bingung. Fara tidak tahu siapa itu, Ela Sugigi atau Ely Sugigi?

Melihat wajah bingung Fara, Citra dan Jihan tertawa. Fara jadi heran. Bukannya tadi mereka baru saja berseru pada Fara. Kenapa sekarang mereka tertawa?

"Kalian jadi ke kantin nggak?" Fara berucap dengan nada kesal karena kedua sahabatnya itu masih saja tertawa.

"Jadi dong." Lagi, Citra dan Jihan berucap bersamaan. Fara jadi berpikir kalau mereka itu kembar.

"Ayo!" seru Citra, merangkul Fara. Mereka berjalan beriringan sambil bergurau.

Tiba di kantin, tiga gadis itu mencari tempat duduk. Kantin sangat ramai. Beruntung masih ada satu meja berisi enam kursi, mereka duduk di sana.

"Karena gue lagi baik nih, gue yang bakal pesanin." Jihan tersenyum.

"Halah, paling karena ada gebetan lo." cibir Citra.

"Hehe, tau aja lo," Jihan berdiri. "Lo pesan apa, Ra?"

"Kayak biasa." Fara menyahut.

Baru saja Citra membuka mulut, Jihan sudah menyeletuk. "Lo nggak usah sebutin, gue udah tau. Sama kayak Fara kan?"

Dan tanpa menunggu jawaban Citra, Jihan sudah berlalu. Citra menggeram.
"Teman siapa sih?"

"Teman kita lah, Cit." sahut Fara.

"Salah apa gue punya teman kayak dia." ucap Citra dengan wajah melas.

"Salah lo banyak sama gue, Cit." celetuk Fara.

"Lebih banyak salah lo sama gue kali, Ra." dengus Citra.

"Iya Nyai, saya minta maaf." Fara menunduk seakan memberi hormat pada Citra.

"Muka masih imut gini lo bilang Nyai?! Emang gue Nyai Ronggeng apa." seru Citra, tak menyangka.

"Imut? Amit-amit yang ada, Cit." Fara terkekeh geli.

"Gue kalah, Ra. Capek gue ngomong sama lo." Citra membalas dengan nada pelan.

"Lo emang selalu kalah sama gue." Fara tersenyum bangga.

Begitulah Citra dan Fara. Setiap mereka adu mulut, pasti Citra selalu kalah karena tidak bisa membalas omongan Fara. Beda lagi kalau dengan Jihan, pasti tidak ada yang menang karena Fara selalu menengahi.

"Duh, Rival ganteng banget."

"Pacarable banget."

"Kapan gue punya cowok kayak Rival."

"Anjir! Gue melting lihat dia senyum kayak gitu."

Rival?

Fara merasa tidak asing dengan nama itu. Ah, itu nama si cowok percaya diri. Seberapa populer sih cowok itu? Kenapa setiap ada dia pasti terdengar celetukan siswi-siswi?

Suasana kantin semakin ramai. Di pintu masuk kantin terdapat kerumunan. Namun, yang mengerubungi hanya siswi-siswi.

"Ada apaan sih, Cit?" tanya Fara.

Citra yang awalnya memainkan ponsel, mendongak lalu menatap kerumunan itu sebentar sebelum menatap Fara.

"Biasa lah, Rival."

"Rival?" beo Fara.

"Gue yakin, lo pasti nggak tahu." Citra mendengus, meletakkan ponselnya di meja.

"Tau kok, Anak IPA 4 kan?" Fara memastikan.

Citra mengangguk. "Lo kok tau, Ra?" tanyanya tak percaya.

Bagaimana tidak? Fara itu tidak peduli sekitar. Bahkan Fara tidak tahu siapa saja cowok yang pernah menembaknya, Fara hanya tahu wajah mereka. Citra-lah yang selalu memberitahu Fara siapa nama mereka. Ajaib! Karena sekarang Fara tahu nama cowok baru yang langsung populer di Haiden.

"Terus kenapa setiap ada Rival cewek-cewek pada mengerubungi Rival?" Fara bertanya kembali. Matanya melirik kerumunan itu sebentar.

"Cari perhatian kali." celetuk Citra.

"Emang Rival siapa sih? Sampai segitunya."

"Dia murid baru, Ra. Baru sebulan sekolah di sini, tapi langsung populer karena dia ganteng. Dia juga udah punya banyak fans di sini." jelas Citra.

Fara manggut-manggut. "Lo nggak suka sama Rival? Biasanya lo kalau ada yang ganteng dikit langsung nyamber." Fara menyindir.

"Suka sih, orang ganteng gitu. Tapi gue udah punya gebetan." Citra cengengesan.

"Siapa?" tanya Fara penasaran.

"Darrel, sahabatnya Rival."

Tepat saat itu Jihan datang sambil membawa nampan berisi tiga mangkuk bakso dan tiga gelas es jeruk.

"Gila! Rame banget, didorong-dorong gue di sana." ucap Jihan.

"Tapi, senang kan, abis ketemu gebetan." sahut Fara.

"Iya dong. Kapan lagi ngelihat doi dari dekat gitu." Jihan meletakkan bakso dan es jeruk di depan Fara, Citra dan dirinya sendiri lalu duduk di samping Citra.

Mereka mulai menikmati makanan mereka sambil sesekali berbincang.

"Hai."

● ● ●

Gimana part 5 nya???

Next gak???

Vomment please!

Falin Ladtynz

05 Juli 2018

DiamondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang