19

178 23 1
                                    

——
Happy Reading
💕💕








Suara merdu milik Shawn Mendes menggema di kamar Fara sejak setengah jam yang lalu tanpa berhenti. Lagu berjudul Imagination itu berputar selama lima kali berulang. Sementara sang pemilik kamar tengah berbaring di kasurnya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Dia berbaring telentang dengan tangan memeluk bantal di dada. Tak ada pergerakan sama sekali.

Saking sibuknya Fara berpikir, dia tidak sadar jika Dara berdiri di ambang pintu dan tengah menatapnya. Dara geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakaknya. Kemudian dia melangkah lebih dalam.

I keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical love, love
Can't wait anymore, I won't wait ....

Dara mengernyit karena melihat Fara masih anteng. Tidak terganggu dengan lagu yang diputarnya tiba-tiba berhenti. Karena penasaran dia mendekat dan mencondongkan badannya melihat wajah Fara.

"Kak," panggilnya.

Fara masih diam.

"Kak Fara." Dara melambaikan tangannya di depan wajah Fara.

Lagi, Fara diam.

"KAK FARA?!" Kesal tidak mendapat respons, Dara berteriak.

Dara tertawa melihat ekspresi kakaknya.

"Apa-apaan sih lo?!" sentak Fara.

"Muka lo lucu, Kak." jawab Dara masih tertawa.

"Gak lucu." Fara berucap ketus seraya bangkit dari tidurnya. Dia juga memalingkan wajahnya.

Tawa Dara berhenti. Dia menatap Fara aneh.
"Lo kenapa, Kak?"

Fara berdiri dan mengambil handphone-nya di nakas.

"Lo lagi ada masalah ya, Kak? Cerita sama gue aja, Kak. Kayak biasanya," Dara menatap Fara yang fokus dengan handphone-nya.

Dalam hati Fara bedecak, lo bersikap seakan-akan di rumah ini nggak pernah terjadi sesuatu, Dar. Karena itu gue justru muak tinggal di rumah ini.

"Kak, malam ini gue tidur sini ya?" tanya Dara. Tanpa menunggu persetujuan Fara gadis itu sudah berbaring dan memeluk guling. 

"Keluar!" ucap Fara menatap Dara tajam.

"Gue tidur sini, Kak Fara cantik." Dara berkata dengan mata terpejam.

"Pergi dari kamar gue atau gue yang pergi?"

Mendengar perkataan Fara, Dara membuka matanya dan bangkit dari kasur Fara. Dia berdiri di hadapan Fara. Menatap sendu kakaknya yang memalingkan wajah darinya.

"Gue percaya sama lo, Kak. Lo nggak mungkin nyakitin Mama. Mungkin tadi pagi lo lagi belajar akting." Dara menjeda, "Lo hebat! Akting lo benar-benar sempurna." lalu dia keluar dari kamar Fara, tidak lupa menutup pintunya.

Ucapan Dara menohok hati Fara. Detik selanjutnya Fara jatuh terduduk dengan kedua tangan menutup wajahnya. Air mata dengan cepat membasahi wajahnya.

"Maafin Fara, Ma. Fara udah nyakitin hati Mama. Fara nggak pantas punya orang tua sebaik Mama. Maafin Fara."

Kemudian Fara berdiri di depan meja rias, dia menatap pantulan wajahnya di cermin. Mata sembab dan hidung merah. Jangan lupakan rambutnya yang acak-acakan. Sungguh mengenaskan.

Fara masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai. Dua puluh menit kemudian dia keluar dengan penampilan rapi. Dia memakai celana jeans hitam, sweater pink dan topi dipadukan dengan converse putih miliknya.

DiamondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang