—
Happy Reading
💕💕
Suasana Haiden semakin ramai siang ini. Padahal jam pelajaran masih berlangsung. Jelas keramaian itu tercipta bukan karena waktunya istirahat atau pulang pagi atau juga freeclass. Tapi karena siswa idola di Haiden berlari menyusuri koridor dengan penuh tergesa. Bukan itu masalahnya, melainkan seorang gadis yang berada di gendongan siswa tersebut. Gadis itu tidak sadarkan diri. Beberapa siswa yang melihat kejadian itu berbisik-bisik. Tak jarang pula para siswi memkik histeris melihat betapa gentle-nya Rival menggendong seorang gadis. Bahkan ada beberapa yang mengabadikan moment itu dengan ponsel.
Hampir saja cowok itu terjatuh karena terpeleset. Beruntung dia dapat menyeimbangkan tubuhnya.
"Bertahan ya, Ra," gumamnya pelan sebelum kembali berlari menghiraukan tatapan murid yang kebetulan berada di luar kelas.
Citra yang saat itu baru saja kembali dari kamar mandi menghentikan langkahnya kala melihat Rival menggendong seorang gadis. Terlebih Citra seperti mengenali gadis itu. Dengan langkah cepat Citra menghampiri Rival.
"Rival?!" panggilnya keras.
Mendengar namanya dipanggil, Rival berbalik.
Citra mencoba melihat siapa gadis di gendongan Rival itu. Matanya membulat lantas refleks dia memekik, "FARA?!"
"FARA, KENAPA?!" Citra menatap Rival, menuntut jawaban, "LO APAIN DIA?!"
Citra mengguncang tubuh Fara, "Ra, bangun, Ra. Lo kenapa? Jangan diam aja."
"FARA?!" seru Citra.
Namun mata gadis itu masih terpejam, tidak berniat untuk terbuka. Fara terlihat begitu nyaman.
Citra beralih menatap Rival tajam, "LO APAIN FARA HA?!"
Rival diam. Tidak berniat menjawab sama sekali karena dia tahu gadis di depannya ini sedang emosi.
"KENAP... "
"Ini ada apa? Kenapa kamu teriak-teriak Citra?" suara tegas milik Bu Andin, guru Fisika memotong perkataan Citra.
Bu Andin keluar dari kelas IPA 2 karena mendengar teriakan Citra, mengganggu konsentrasi muridnya yang tengah mendengarkan penjelasan beliau. Ya, Citra dan Rival berada tepat di depan kelas IPA 2. Murid di kelas itu pun sudah banyak yang mengintip melalui jendela. Tidak hanya itu, kelas lainnya pun sama, mereka mengintip, mencuri sesuatu yang telah terjadi, termasuk kelas Fara yang memang jam kosong. Beberapa teman Fara ada yang keluar guna melihat apa yang terjadi.
Bu Andin beralih menatap Rival. Sama seperti Citra, ekspresi Bu Andin pun langsung berubah begitu melihat Fara berada di gendongan Rival.
"Loh, Rival? Itu Fara kenapa?"
Rival menarik napasnya sebelum menjawab, "Fara pingsan, Bu."
"Astagfirullah?! Ya sudah sekarang kamu bawa Fara ke UKS." perintah Bu Andin.
Rival mengangguk kemudian pergi menuju UKS seperti yang Bu Andin katakan dengan Citra yang mengekor di belakangnya. Citra hanya diam, tapi jelas dari tatapannya dia tidak suka melihat Rival. Hal itu membuat Rival bingung. Seingatnya, Rival tidak punya salah pada Citra. Entahlah, biar itu Rival pikirkan nanti saja. Yang terpenting sekarang adalah keadaan Fara baik-baik saja.
Begitu tiba di UKS Rival mendorong pintunya dengan gerakan kasar hingga menimbulkan bunyi gaduh. Membuat orang yang mungkin berada di dalam ruangan itu berjengit kaget. Ruangan itu sepi, hanya ada satu siswi yang tengah duduk di atas brankar dengan punggung menyandar. Terlihat gadis itu memegangi dadanya seperti orang kaget. Pasti gadis itu kaget mendengar bunyi pintu yang Rival dorong tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamonds
Teen Fiction#466 in teenfiction 25-11-18 #819 in romance 25-11-18 Everyone must change. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Fara, gadis yang selalu menjadi bincangan banyak orang karena kebaikannya kini telah tiada. Yang ada han...