*****
Ketika kata tak lagi berpijak pada binar surya.
Ketika aksara tak lagi berpijak pada swastamita.Ufuk tenggelam dengan dengki
Atau ketika birai-birai meninggi.
Mencintai tanpa wujud serta arti.Apa yang dapat di genggam? Kenangan? cinta yang berpetepuk sebelah tangan? Atau Doa yang menengadah sendirian?
Dan dirimu hanya haus lalu sebentar hangus.
Wasana mengarah menepi menjadikan dirimu hunus.Kisah swasraya pitaloka beriringan dengan arloji.
Mendentum mundur mengenang aku yang menunggu dengan begitu.Kau pergi dan kata pamit hanya sekedar definisi.
Dan kata kembali hanya menjadi fiksi.Arunika menyenumi pagi.
Sedang aku menelan pahit ilusi.
Tentang cerita yang memuji cara ikhlas angkat kaki.******
Banjarnegara, 5 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Semoga Aku Pergi
PoesíaSebuah tulisan tentang kesedihan. Tentang rumit di kepala yang menjadi teman dan beberapa keadaan yang memaksa kita menyerah, patah, hilang arah.