[1]

1.9K 128 5
                                    

Budayakan vote dan coment, selamat membaca....

Cerahnya matahari yang memancarkan sinarnya di pagi hari, suasana indah kota Jakarta di pagi hari membuat gadis bernama Lizy itu semangat menjalani harinya di sekolah, kini dia berusia 16 tahun, menduduki kelas XI.

Seperti biasa di hari Senin, pasti ada upacara yang di mulai dari jam 07.30 hingga 08.20. No problem, lagian matahari pagi kan sehat. Gadis itu berbaris dengan rapi, dengan seragam putih abu-abu yang ia kenakan. Yups, topi dengan rambutnya yang terikat, dasi yang menggantung di kerah, rok putih abu-abu selutut.

•••••

Upacara telah usai, seluruh murid SMA Satu Nusa berhamburan ke kelas. Lizy, Vira, dan Gita yang duduk bersampingan membuat mereka semakin hari semakin melekat layaknya permen karet.

"Zy, denger-denger nih ya, katanya hari ini ada murid baru." Ucap Vira menatap Lizy yang duduk bersebelahan di samping kirinya

"Oh ya? Kelas berapa?" Lanjut Lizy

"Kakak kelas, katanya sih...habis pertukaran pelajar 2 tahun di London, gue juga gak tau pasti sih cuma katanya kakak kelas paling ganteng plus most wanted." Jelas Gita menghadap Lizy yang berada di samping kanannya.

Terdengar suara bising dari luar kelas, semua berkumpul dan berteriak tak jelas, anehnya hanya cewek-cewek yang berkumpul.
"Apaan tuh ribut-ribut?" Ujar Gita lalu mengintip keluar kelas

Dan tiba-tiba saja...Gita pun ikut keluar dan mengikuti segerombolan cewek-cewek diluar. Ia berteriak-teriak tak jelas. Karena penasaran dan heran dengan sikap Gita, akhirnya Lizy dan juga Vira ikut keluar melihat apa yang sedang terjadi.

Terlihat 2 cowok di depan, yang satunya Galang, Kakel most wanted, yang satunya terlihat sangat asing. Lizy berfikir, apakah ini orang yang di bilang Vira dan juga Gita? Kakak kelas yang baru saja mengikuti pertukaran pelajar di London?!

"Zy, itu kakel yang barusan gue bilang! Oh my God ganteng banget." Vira melihatnya dengan rasa luluh walaupun hanya melihat dari belakang, laki-laki itu terlihat sangat cool. Begitu juga Lizy, ia belum melihat tampang aslinya, tapi ia merasakan hal yang sama dengan Vira.

"Lo tau dari mana kalau itu kakak kelas yang barusan lo bilang?" Lizy menatapnya dengan sangat ragu

"Ya ampun zy, lo gak lihat apa sampe-sampe di depan itu di pajang spanduknya. Biar sekolah kita di jadikan sekolah terbaik apalah gitu." Mendengar ucapan Vira yang di bilang memajang SPANDUK, bagi Lizy itu terlalu berlebihan. Lagian Emang kalau di pajang spanduk orang langsung minat sekolah disini? Yah sudahlah hitung-hitung promosi.

"Spanduk? Gue gak lihat tuh, emang buat apa bikin spanduk? Norak banget?"
Emang ini yang di banggain itu prestasinya karena udah pertukaran pelajar di London, atau karena gantengnya sih? Bola mata Lizy memutar heran.

"Apa ini norak-norak? Kamu pikir bikin spanduk itu tidak pake uang? Hah? Kenapa harus norak?! Ini juga biar sekolah kita terkenal, biar sekolah lain itu iri, ada pelajar dari London." Suara Bu Inah yang mempunyai logat Jawa tersebut mengagetkan Lizy juga Vira

"Bukan pelajar dari London, tapi habis pertukaran pelajar ke London." Lanjut Lizy dengan nada datar
Suaranya yang terdengar santai dan cuek tak mempengaruhi pikiran Bu Inah

"Kenapa yo, anak-anak jaman sekarang ini loh. Selalunya membantah gurunya, sudah sana masuk ke dalam." Tak hanya mengusir Lizy dan Vira, Bu Inah juga membubarkan siswi yang sedang berkumpul tak jelas.

Dream a girl(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang