Budayakan vote dan comment untuk menghargai sulitnya author membuat setiap part😘❤️👌
Kali ini Lizy akan meluangkan waktunya di ruang musik. Jamkos adalah hal yang paling di syukuri para siswa. Kebanyakan mengisi kantin, tapi kali ini Lizy sedang ingin merilekskan pikirannya, setelah kabar buruk yang menghampirinya kemarin.
Flashback on
"Penyakitmu sudah bertambah parah, di tambah lagi obatmu jarang kau minum. Jika tidak di tindak lanjuti nyawamu akan jadi taruhannya" Jelas Diana kecewa.
Tersirat rasa takut di lubuk hati Lizy, matanya tak kuasa membendung air mata setelah mendengar kabar tentang penyakitnya.
"Lalu...aku harus bagaimana sekarang?" Lirihnya sambil menundukkan kepalanya."Minumlah obatm-"
"Obat obat dan obat, obat itu juga tidak akan menyembuhkanku!! Nyeri itu datang lagi bahkan saat tengah malam dimana semua orang tidur nyenyak, sedangkan aku? Sengsara! Setiap aku minum obat, aku tak merasakan sakit lagi, tapi di kemudian waktu sakit itu datang dan lebih membuatku sengsara!!" Keluh Lizy dengan suara yang gemetar. Jika semua di sangkut pautkan dengan obat, apakah itu artinya hidupnya hanya bergantung pada obat?
"Kau tidak mau minum obat dan itu membuatmu lebih sakit dari sebelumnya,"
"Aku minum dan tidak minum sekalipun akan mati pada akhirnya!!"
"Terus apa yang kau mau? Obat tidak mau, kemoterapi juga tidak. Kanker otakmu sudah masuk stadium 2!!"
Flashback Off
Jari jemarinya mulai memainkan piano tersebut. Terlintas bayangan saat dirinya masih kecil, saat sedang bermain bersama Arif. Dulu Lizy juga pernah di ajarkan bermain piano oleh Arif. Dan sekarang Lizy mengulang apa yang telah di ajari oleh sosok yang biasa dipanggilnya 'papa'.
Nada yang dihasilkan piano itu menjadi instrumental sebuah lagu berjudul ayah-seventeen, dan sudah tentu air mata sudah tak bisa terbendung di pelupuk mata.
Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku tlah jauh darimu
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream a girl(END)
Teen Fiction"Berharap keajaiban datang menjemputku pada kebahagiaan di masa putih abu-abu ku. Aku hanya bisa berharap, berjuang menepis serta menghalau semua parasit yang menghambat timbulnya suatu kebahagiaan padaku. Walaupun dia mencintaiku apapun keadaanku...