[11]

917 55 1
                                    

Pukul 2 dini hari. Gelap, sunyi, dingin, sejuk, bercampur aduk. Para pendaki ini akan bersiap mendaki ke puncak, namun sebelum itu, lagi-lagi Andra memberikan instruksi kepada mereka.

"Kita kepuncak kurang lebih 2 jam-an. Jalanannya lumayan licin, jadi harus hati-hati. Baiklah sebelum itu kita berdo'a terlebih dahulu sebelum memulai. Berdo'a dimulai.."

"Ya Allah, jangan sampai penyakit ku kambuh tengah jalan. Selamatkan lah kami semua sampai tujuan." Do'a Lizy dalam hati.

"Berdo'a selesai."

Mereka semua memulai perjalanan, dibimbing oleh Andra. Lizy, Vira, dan Gita sudah pasti berdekatan. Untuk memudahkan mereka yang ingin berbincang.

"Zy, Vir, sumpah dingin banget yah." Keluh Gita.

"Yah kan emang ini daerah dingin, Git." Balas Lizy membuat Gita cengar-cengir. Lama kelamaan, barisan yang tersusun rapi menjadi terbongkar.

"Gue pinjem Lizy sebentar yah," Seru seseorang yang tiba-tiba menarik tangan Lizy meninggalkan Vira dan Gita yang bingung. Tak ambil pusing, mereka melanjutkan perjalanan, tidak mungkin juga pencuri.

"Ih Ditya apa-apaan sih?" Gerutu Lizy saat melihat siapa orang yang membawanya. Ditya. Mereka terdiam ditempat, tidak melanjutkan perjalanan.

"Kok kamu marah sih, kan aku cuma mau sama kamu emang salah?"

"Ck...gak gitu juga kali, kasian temenku aku tinggalin." Lizy melangkahkan kakinya menyusul, sedikit tertinggal namun masih ada orang yang di belakang, Ditya.

"Jangan ngambek donk. Please please...."

Lama kelamaan mendengar suara memohonnya, membuat Lizy merasa tak tega.

"Iya iya, tapi jangan diulangin."

"Yeay, thanks dear.." Ditya memeluknya dari belakang dan menggendong Lizy ala bridal style sambil berlari.

"Ditya...jangan lari nanti jatoh kan sakit." Pekik Lizy.

"Kita ketinggalan sayang."

Lizy hanya pasrah dengan perlakuan Ditya, toh memang mereka ketinggalan, jadi biarkanlah saja.

Dan sekarang mereka sudah masuk rombongan, tapi tetap saja Ditya masih menggendong Lizy sambil berlari.

"Ih Ditya udah turunin,"

"Iya iya."

•••••

Sudah 2 jam lamanya mereka mendaki, dan sekarang mereka akan beristirahat sejenak melepas penat.

"Ah cape nya...." keluh Lizy sembari duduk disamping Ditya. Keduanya duduk dibawah naungan pohon besar.

"Kalau cape istirahat dihatiku aja." Dalam keadaan begini masih saja sempat-sempatnya Ditya gombal.

"Aku gak mau istirahat di hati kamu."

"Terus? Kamu punya selingkuhan??"

"Nggak, aku itu gak mau istirahat dihati kamu karna aku udah milik hati kamu. Iya kan??"

"Wah pacarku bisa gombal juga. Um...bener juga sih. Tingkatkan, dear..." Dengan gemas Ditya mencubit pipi Lizy.

"Sakit tau, ih nyebelin deh." Rutuk Lizy sambil mengelus pipinya. Sementara Ditya hanya terkekeh dengan ulahnya.

Rasa lelah terus menghantui Lizy, sampai akhirnya ia menjadikan pundak Ditya sebagai sandaran.

"Kalau misalnya aku udah gak ada disisi kamu gemana?" tanya Lizy, sontak mendebarkan jantung Ditya. Padahal ia tau bahwa Lizy hanya melantur.

"Ish gak boleh ngomong gitu, ah."

"Kan aku cuma bilang misalnya." Hanya dengan kata misalnya, tapi bagaimana jika akan nyata? Ingin rasanya menangis sekuat-kuatnya, tapi menangis tidak menyelesaikan masalah, hanya melegakan perasaan.

"Kamu gak bakal pergi kok." Seakan ada hantaman beton di hati Lizy mendengar ucapan Ditya. Baru saja melontarkan pertanyaan, bagaimana kalau benar-benar terjadi. Membayangkan semua hal itu membuat Lizy merasa bersalah.

Rasanya sangat ingin menemani Ditya terus menerus, tapi sekarang ia hanya bisa menemani Ditya selama sisa hidupnya.

Walaupun memang setiap yang bernyawa akan kembali pada sang Pencipta. Tapi setidaknya tidak diiringi penyakit sialan itu.

"Bukannya setiap yang bernyawa akan mati?" Tanya Lizy lagi.

"Tapi kamu gak bakal pergi. Kamu akan tetap disisiku."

"Kamu ini ada-ada saja."

"Kamu lebih ada-ada saja. Tiba-tiba menanyakan itu. Sakit hatiku." Tangan Ditya menggenggam tangan mungil milik Lizy dan mengarahkan ke dadanya.

Senyuman indah menghiasi wajah Lizy. Sungguh nyaman rasanya berada disamping Ditya.

•••••

Hai epribadehh, voment yah...jangan bosen-bosen baca.

Ini cerita pertamaku, aku dulu unpublished cerita ini karena ngerasa gak bagus, banyak penulisan dan diksi yang keliru dan salah, tapi aku republish karna ... mau aja gitu. Jadi mohon maaf atas kesalahan, kekeliruan, kealayan, dll di cerita ini😊

Find me on instagram: audinashanaz
My wattpad second acc: @audinaamora

Makasih🙏❤️

Dream a girl(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang