Sangat indah cafe ini, dan juga ramai. Terlebih lagi ini kan malam minggu, sudah pasti banyak muda-mudi yang berdatangan. Salah satunya yah Ditya dan Lizy, mereka berdua duduk berhadapan di salah satu diantara banyaknya meja.
"Ngapai kesini?" Tanya Lizy sambil melirik-lirik cafe tersebut.
"Jalan-jalan lah, malam mingguan. Soalnya bosan dirumah terus, hehehe..." Lizy terkekeh mendengar jawabannya.
Tak afdol rasanya jika tak memesan makanan atau minuman di cafe sebagus ini. Maka dari itu Ditya memutuskan untuk memesan, sebelum itu ia memanggil pelayan.
"Pesan capucinno coffee aja satu. Zy, kamu mau makan apa?" Tanya Ditya melihat-lihat menu.
"Ikut sama kamu ajalah," jawab Lizy tanpa memikir panjang.
"Yaudah capucinno coffee
"Itu saja?" Tanya pelayan itu memastikan.
Ditya mengangguk dan memberikan kertas menu kepada pelayan tersebut. Usai pelayan itu pergi, Ditya langsung menatap Lizy yang tak sadar jika dirinya sedang di tatap. Gadis itu sedang menunduk memainkan jemari tangannya yang sedang memukul meja secara bergantian. Merasa ada sesuatu yang mengganjal, Lizy pun meluruskan pandangannya.
Tatapan mereka bertemu. Senyum menghiasi wajah Ditya, sedangkan Lizy hanya tersipu malu dengan pipi yang memerahnya itu.
Wajah mereka mendekat, semakin lama semakin mendekat, siapa lagi kalau bukan Ditya yang mendekatkan wajahnya, Lizy hanya menutup matanya saat wajahnya itu hanya berjarak 1 cm. Dan sekarang kira-kira sudah berjarak 0,1 cm.
"Ini pesanannya." Pelayang itu datang membawa pesanannya, dan kalian tau apa selanjutnya? Sudah jelas first kiss milik Lizy itu tak jadi.
Awalnya mereka hanya terdiam saat pelayan itu datang, Lizy dan Ditya membuka matanya yang bertemu secara tak sengaja di acara 'kiss' itu. Namun saat segelas minuman di taruh di atas meja, dan pelayan itu melihat kelakuan mereka berdua. Barulah Ditya memundurkan wajahnya, serta menerima pesanannya itu.
Usai menerima pesanannya, Ditya hanya tersenyum dan mengangguk mengisyaratkan 'terima kasih' sedangkan pelayan itu hanya menundukkan kepalanya lalu pergi.
Sepertinya mereka berdua salah tingkah setelah acara 'kiss' tersebut tak jadi dilakukan. Ditya berusaha untuk mengalihkan pikirannya maksudnya pikiran mereka berdua. Ditya mendengar lagu yang dibawakan di panggung itu,
"Akhm...lagunya gak romantis yah," Sahut Ditya mengalihkan pikirannya.
Lizy mengalihkan pandangannya pada orang yang sedang menyanyi di depan, lalu kembali ke posisi awal dan mengangguk.
Lagu tersebut habis, dan bersiap untuk mengganti lagu lain. Merasa tak terbawa suasana dengan lagunya, Ditya berfikir sejenak dan seketika sebuah rencana indahnya muncul di otak, dia menunggu sampai lagunya habis.
Dan kini lagu tersebut telah habis. Ia melirik Lizy sebentar dan berjalan ke depan. Sungguh Lizy tak tau apapun jika Ditya sudah tak ada di hadapannya, dia hanya menunduk dan kembali memainkan jarinya di meja.
"Hay semuanya," sahut Ditya sambil memegang gitar serta mic yang berada di hadapannya.
Lizy meluruskan pandangannya saat suara yang tak asing di telinganya terdengar, tak ada Ditya di tempatnya. Dari meja yang sedang ditempatinya di pojok, dia menoleh secara spontan ke panggung tempat biasanya orang bernyanyi. Bola mata indah itu melebar saat orang yang dia lihat sekarang adalah Ditya.
"Ummm Sorry mengganggu sebentar. Because I want to sing a song for someone in front of you all." Ucap Ditya sambil memandang Lizy yang kebetulan juga memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream a girl(END)
Teen Fiction"Berharap keajaiban datang menjemputku pada kebahagiaan di masa putih abu-abu ku. Aku hanya bisa berharap, berjuang menepis serta menghalau semua parasit yang menghambat timbulnya suatu kebahagiaan padaku. Walaupun dia mencintaiku apapun keadaanku...