24

80 3 0
                                    

'Ra,gue nyesel nolak permintaan Marius beberapa hari lalu,' kata Agnes.

Ya,ini memang sudah hari ke enam Marius meninggalkan mereka.

'Apa?'

'Dia minta supaya dia anterin gue pulang,rupanya itu bakal jadi yang terakhirnya gue pulang bareng dia.Tapi gue nolak Ra,'

Clara yang mendengar itu hanya bisa mengelus punggung sahabatnya itu.

Sorenya,Agnes sengaja pulang sendiri.Sebenarnya dia tidak pulang,tapi ingin pergi ke makam Marius.

Saat sampai disana,matanya menangkap seseorang yang sudah duluan sampai disitu.
Siapa lagi kalau bukan,
Marcel Leo Edward.

Agnes berlutut disamping makam itu sesudah Marcel melihatnya.

Keduanya bungkam.

'Lo gak bakal tau kenapa gue sesedih ini,' kata Marcel datar.

Agnes mengerutkan keningnya.'Kenapa?'
'Dan kenapa sifat lo selalu dingin?Kenapa lo selalu cuek?Tapi lo ngomong panjang lebar kemarin.Kenapa sama gue,lo dingin.Lo cuek,lo buat gue takut.Kenapa sih Cel?'

Agnes memberanikan diri untuk menyampaikan ini.Sudah dari lama dia ingin menanyakan ini.Tapi jawaban Marcel sungguh jawaban yang tak terduga.

Marcel menggelengkan kepalanya.

'Semua pasti ada alasannya,jujur ke gue Cel,'

Marcel lalu menatap gadis didepannya lekat lekat.

'Gue cerita dimobil aja,'

'Mobil siapa?'

'Mobil gue aja,'

Agnes mengangguk lalu mereka berdua pergi menuju mobil Marcel.

Marcel kemudian langsung menceritakan kenapa dia bersifat seperti itu.Dia bercerita panjang lebar.Juga tentang kecelakaan yang menimpa dirinya dan juga Marius.

'Dan sekarang gue benci diri gue sendiri Nes,gue serba salah!Kalau gue kayak dulu,gue takut orang yang gue sayang celaka lagi.Tapi kalau gue kayak sekarang,orang orang gak suka sama sifat gue,'

Agnes bungkam.

'Kalau gue kayak dulu,gue takut lo celaka.Tapi kalau gue kayak sekarang,gue takut lo sakit hati,'

Agnes mengerutkan keningnya bingung. 'Kenapa gue?'

Marcel menghela napasnya kasar.

'Karena lo orang yang gue sayang selain Marius!'

Agnes lagi lagi bungkam dan kaget.Kaget dengan pengakuan Marcel tadi.

Jadi,selama ini Marcel juga menyimpan rasa padanya?Lalu?Bagaimana dengan Angel?Apakah Angel akan marah mendengar pengakuan Marcel ini?
Apa Angel akan cemburu?

'Dan sekarang Nes,gue masih gak tau mau ngambil sifat gue yang mana.Kalau gue ngambil yang dulu,gue gak siap kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kalinya.

Kalau gue ngambil yang sekarang,gue yakin lo gak betah dengan sifat gue Nes.'

'Ka-kalau sifat lo dulu buat gue seneng,gimana?'
Kali ini Agnes sudah berani untuk membuka mulutnya.

'Yaa,gue bakal berubah demi lo,'

'Cel,'

'Hm?'

'Angel gapapa lo ngomong gini dibelakang dia?'

Marcel bingung.Lalu tertawa pelan.Mengacak puncak kepala Agnes pelan.

'Napa lo?Cemburu?'

'Apaan sih!' saat itu juga muka Agnes memerah.

'Angel sama gue gak ada apa apa.Kita udah sahabatan sejak kecil,' jelas Marcel.

'Lo kok?Langsung berubah gitu sih?'

'Katanya lo seneng kalau gue kayak dulu,'

'Ya secepat itu lo bisa berubah?Gak kayak orang lain yang butuh proses?'

'Biar gue gak ngecewain Marius,'

Lagi lagi Agnes mengerutkan keningnya,bingung.'Gak ngecewain Marius?'

'Gue bakal jaga lo sesuai dengan apa yang Marius minta sebelum dia pergi.Dan kalau lo seneng gue kayak dulu,secepat itu gue berubah biar liat lo seneng.

Karena dengan liat lo seneng adalah salah satu cara gue untuk menjaga lo dari kesedihan yang dibuat oleh gue,'

Lagi lagi!Agnes bungkam.Pipinya merona bukan main.

'Pulang ya?' tanya Marcel lembut.

Tidak ada sedikiiiiiit pun intonasi dingin maupun cuek.

Marcel bener bener sudah kembali!

'Mo-mobil gue?'

'Gampang,biar gue suruh Owen ngambil,'

Agnes mengangguk lalu Marcel melajukan mobilnya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang