23

72 6 4
                                    

Suara hentakan kaki yang keluar dari lift itu membuyarkan lamunan Marcel tadi.Meyakinkan bahwa orang yang keluar dari lift itu adalah orang yang dikenalnya.

Tapi orang itu tidak melihat Marcel,

'Rick!'

'Eh kalian udah datang,' lamunan Garrick buyar saat seorang perempuan menepuk pundaknya.

'Ngapain lo suruh kita kesini?'

'Marius,Nes,'

Agnes kaget,tapi masih belum mengerti apa maksud dari semua ini.

'Ma-Marius kenapa?' tanya Agnes.

'Ke-kecelakaan,'

Kata itu sukses membuat Agnes,William,Clara dan Stella kaget bukan main.
Marius mulai bercerita tentang kejadian itu kepada mereka.

Agnes masih tak percaya pada orang yang tega menabrak sahabatnya itu.Walaupun mereka bisa dibilang tidak terlalu dekat,tapi Agnes bisa merasakan kesetiaan Marius dalam bersahabat.

'CEL!' teriakan perempuan itu membuyarkan lamunan Agnes dkk.

Angel.

Angel melihat Marcel yang masih berdiri termenung tak jauh dari depan lift.
Mengetahui betapa sedihnya Marcel mendengar kabar ini,tanpa babibu Angel langsung mendekapnya bermaksud menenangkan sahabatnya masa kecilnya itu.

Rasa sedih menimpa Angel yang melihat sobat kecilnya itu sedih.

Rasa sakit menimpa Agnes yang melihat orang itu membalas pelukan Angel.

Sadar dengan apa yang Agnes perhatikan,Garrick yang duduk disampingnya langsung merangkul Agnes.

Wah Garrick peka yah gaes.

Garrick tau,Angel dan Marcel tidak lebih dari sekedar sahabat.Tapi entah mengapa dia belum ingin mengutarakan hal itu pada sobat kecilnya ini,Agnes.

Dilain sisi,Marcel tau,sobat kecilnya ini sangat menyayangi keluarganya.Termasuk Marius.Dia bahkan juga menangis saat tau bahwa Marius mengalami patah tulang sewaktu itu.

Jadi Marcel tau,bukan hanya dia yang merasakan sedih sedalam ini.Karena Angel pasti tak kalah sedih.

Pintu ruang operasi terbuka,menandakan seseorang akan keluar dari ruangan itu.
Seorang dokter.

Belum sempat dokter itu berbicara,dia sudah diserbu dengan berbagai pertanyaan dari kerabat orang yang dioperasi.

'Dok gimana adik saya?'
'Dok gimana anak saya dok?'
'Dok temen saya selamat kan?'
'Dok?Temen saya gapapa kan?'

Menggeleng.
Hal pertama yang dilakukan dokter itu mengundang kesedihan sekaligus kekagetan semua yang ada disitu.

'Ma-maksud dok-dokter?' tanya Marcel terbata bata.

'Saya berusaha sebisa mungkin,tapi maaf.Yang Maha Kuasa lebih menyayanginya,' dokter menjelaskan.

Tangisan dari semua yang ada disitu pun pecah.
Marcel,seseorang yang dikenal dingin,cuek.Sekarang menangis pecah.

Dia langsung memeluk jasad adiknya itu saat jasad itu akan keluar dari ruang operasi.

'Lo kenapa tinggalin gue?!Lo janji akan selalu ada di dekat gue!Gue tau kita sering berantem!Tapi gue sayang lo!Mobil gue bakal sepi gak ada omelan lo!Basket gue melemah tanpa lo!Rumah gak berwarna tanpa lo!Kamar gue rapi gak ada yang berantakin!Gue gak semangat sekolah tanpa lo!Hidup gue hambar tanpa lo!' Marcel meluapkan kesedihannya,menunjukkan kembali sikap dulu.

Jasad itu kemudian dibawa entah kemana oleh perawat disitu.

Semua terharu mendengar Marcel mengucapkan kata kata itu.Termasuk,Agnes.

Marcel masih berdiri sambil menundukkan kepalanya,lalu sebuah tangan memeluk tubuh itu.

Tante Letty.

Mereka berpelukan dalam diam.

-

Jasad itu akan dikebumikan hari ini.Tepatnya pagi setelah hari dimana Marius pergi.

'Ngel,gue masih gak nyangka,' kata Marcel saat menatap nisan itu.

Angel yang iba,mengelus punggung sahabatnya itu.

Bukan,bukan hanya mereka yang ada disitu.Tapi semua,semua temen temen sekolah yang dekat dengan Marius.

'Mar,lo liat.Betapa banyaknya orang yang sayang sama lo.Ada gue,mama papa,Angel,Garrick dan temen temennya.Ada Ramon,ada Farrel,Gerold,Shasa,Mora,Samuel.Banyak lagi Mar.

Kenapa sih?Lo pergi secepat ini?Lo tau kan gue sedih ditinggal lo?Lo gak peduli lagi ya sama gue?Gak ada kawan main PS gue Mar.Gak ada lagi partner gue dilapangan kalau lagi tanding basket.Gak ada yang nyemangatin gue lagi.Gak ada yang nasehatin gue lagi.

Gak ada yang nungguin gue sampe malem kalau gue belum pulang.Gak ada yang bantuin gue ngerjain PR.Gak ada yang bela gue kalau gue kena marah Mama.

Gue gak ada apa apanya tanpa lo Mar.Tapi gapapa,mungkin lo memang orang baik yang disayang Tuhan.Makanya lo dipanggil secepat ini.

Lo tenang aja Mar.Gue sama temen temen bakal cari siapa yang nabrak lo.

Gue bakal jagain mama sama papa buat lo.Gue bakal jagain om dan tante buat lo.'

'Dan gue bakal jagain Agnes sesuai dengan amanah lo,'
lanjut batin Marcel.

Marcel lalu melihat keselilingnya.Hanya ada Angel,orang tuanya dan juga Agnes dkk.

'Kemana mereka?' tanya Marcel heran melihat orang ramai tadi telah pergi.

'Pulang,' kata Angel.

'Gue sayang lo lebih dari apapun,Mar,'
batin Marcel lagi.

'Cel,pulang yuk.Temen temen kamu juga udah mau pulang tuh,' Tante Letty menunjuk Garrick dan temen temennya.

Sebenarnya Agnes belum ingin pulang.Tapi dia dipaksa oleh temen temennya karena mukanya telah pucat.

'Mama duluan aja.Marcel sama Angel masih mau disini,ma,'

Yah,Agnes tambah pucat.

'Tante om,kami duluan ya,' pamit Garrick dan orang tua Marcel pun mengangguk.

'Cel,Ngel,duluan,' pamit Garrick yang dibalas anggukan oleh Angel.

Sedangkan Marcel,Ia masih menatap nisan adik kesayangannya itu.Tanpa melihat gadis bermuka pucat didepannya itu.

'Gue janji!Gue gak akan buat lo kecewa karena gak bisa jaga amanah lo.Gue bakal jaga dan lakuin sesuai dengan amanah lo.Gue bakal jagain Agnes sepenuh hati gue,'

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang