19

1.4K 202 9
                                    

Para readers yang author sayangi,cintai,dan banggakan,jangan lupa vote + comment ya:')

AUTHOR POV


"Maaf harus mengatakan ini."
"Nam Joo Hyuk telah meninggal dunia."

Isak tangis mulai memenuhi lorong itu. Baik dari pihak keluarga maupun Sung Kyung.

Joo Hyuk benar-benar sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Tuhan lebih menyayanginya. Tuhan tak ingin melihatnya terlalu menderita di dunia. Dan inilah titik akhirnya. Titik yang akan dialami seluruh makhluk hidup yang ada di dunia.

Baik tua maupun muda. Sakit maupun sehat. Semua akan mengalaminya. Tak ada yang tahu pasti kapan titik itu akan ia hadapi. Tapi inilah kehidupan, tak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi sedetik kemudian.

Seulgi memasuki ruangan Joo Hyuk dengan perasaan yang tak karuan berbalut air mata. Perlahan-lahan ia melangkahkan kakinya. Hingga kakak tercintanya itu dapat terlihat oleh matanya. Orang yang beberapa menit lalu sedang berbicara dengannya kini bahkan tak bisa mengedipkan mata.

Gadis itu berdiri tepat di sebelah ranjang Joo Hyuk. Memandangnya untuk beberapa detik. Di genggamnya tangan Joo Hyuk yang sudah dingin. Di lihatnya wajah pucat Joo Hyuk yang kini sudah tidak memakai alat bantu pernapasan.

Seulgi terdiam.

Orang yang terbaring di depan nya ini sudah benar-benar pergi. Untuk selamanya.

Orang yang berjanji akan selalu menjaga dan melindunginya kini telah tiada.

Gadis itu tak berkutik. Hanya menatap Joo Hyuk dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Tatapan penuh penyesalan, kasih sayang, dan amarah bersatu di dalam mata indah itu. Dokter dan yang lainnya hanya menatap Seulgi. Membiarkan nya untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal.

"Oppa.." Suaranya bergetar.

"Apa ini nyata?."

"Eomma, tolong bangunkan aku, aku harus berangkat kuliah." Ucapnya sambil melihat ke arah ibunya yang sedang menangis.

Nyonya Kang hanya bisa menutup mulutnya dan mencoba untuk menahan air matanya.

Nyonya Kang mendekat ke arah Seulgi. Dipeluknya gadis itu untuk memberikan kekuatan.

"Eomma, apa kau tidak menyiapkan sarapan? Setelah itu bangunkan aku, aku harus kuliah dan aku ingin di antar Joo Hyuk Oppa." Ucap Seulgi yang masih berpikir jika ini semua adalah alam mimpi. Mimpi yang ingin segera ia hentikan. Dibangunkan dari tidur nyenyak memang hal yang sangat menyebalkan. Tapi kali ini Seulgi berharap dibangunkan secepatnya.

Berharap setelah itu ia bergegas mandi, sarapan, dan berangkat kuliah diantar Joo Hyuk seperti biasa.

"S-seulgi-ah geumanhae..."

Seulgi melepaskan pelukan ibunya dan beralih pada Joo Hyuk yang sudah pucat.

"Bukan mimpi?."

"Jadi yang sedang aku lihat sekarang benar-benar Joo Hyuk Oppa?." Tanya Seulgi sambil melihat satu per satu orang yang ada di ruangan itu. Semua orang hanya menunduk sedih.

"JAWAB AKU!!!!!!!." Pekiknya.

"Seulgi-ah tenanglah sayang." Ucap Tuan Kang

"Oppa.....andwaeyo....ireona...Kau tak boleh meninggalkanku seperti ini. Kumohon bangunlah." Rintih nya sambil sedikit menggoyang-goyangkan lengan Joo Hyuk.

Tak ada respon.

"Oppa jebal!!!!!!."

Dia memeluk Joo Hyuk dan menangis di dada bidang kakaknya itu. Semua yang ada di ruangan itu ikut menangis. Nyonya Kang mencoba menenangkan putrinya dengan mengelus-elus pundak Seulgi.

Breathe (Pjm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang