#2

78 7 1
                                    

"Kata orang masa putih abu - abu itu menyenangkan. Masa sih?"
- Rafhelya Nufa

_________________________________

Setelah memasuki aula sekolah kita berpisah dikarenakan aku memang beda kelas dengan Reinner, akupun berjalan dan mulai mencari gerombolan kelasku.

"Kelas berapa de?" Tanya kakak osis

"Hmm X-MT 2 kak"

"Oh, MT 2 di sebelah sana ya" jawab kakak osis itu dengan ramah sambil menunjuk tempat yang di maksud.

"Makasih kak"

"Iya sama - sama de"

Langsung saja ku duduk di kursi yang menurutku barisan cewek - cewek yang mungkin bisa akrab denganku suatu saat nanti.

Tatapanku kosong melihat ke bagian kelas Reinner dan Raihan yang sepertinya terlihat asik sekali, gak kayak disini. Sepi dan terlihat membosankan.

"Halo, nama lo siapa?" Ujar seseorang yang membuyarkan lamunanku dan terlihat sok asik itu

"Eh halo, gue Rafhelya Nufa." Ujarku lembut

"Oh, kenalin gue Nisa Fayola. Gue dari SMP Negeri *** Jakarta. Lo bisa panggil gue Nisa, eh iya kenalin juga nih dia namanya Fifah, ini Dea. Kita semua dari SMP yang beda tapi udah saling akrab, gue liat lo tadi sendirian. Kayaknya beda kelas sama temen - temen lo yang lain makanya gue ngajak kenalan. Oh iya--"

"Udah Nis, udah jelas gausah dijelasin semuanya. Hahaha" Dea memotong omongan Nisa.

"Hehe iya maaf Dea"

Akhirnya dia diem juga, gila ya nih orang bacot banget. Gue ga nanya padahal. Harus ku akui dia memang cerewet sekali, asal bicara seperti sudah akrab saja. Aku gak merasa keganggu, tapi siapa yang gak kaget baru pertama bertemu sudah cerewet kayak gitu. Apalagi kalau sudah kenal lama nanti

Akhirnya masa MOPDB selesai, gak perlu diceritakan seperti apa masa 3 hari itu. Gak ada yang menarik, biasa saja. Btw, kelasku di lantai 2 sedangkan kelas Raihan di lantai 1. Menyebalkan memang, sudah pisah kelas eh kelasnya jauh, haha. Tapi mau gimana lagi, jalanin aja

Saat pemilihan bangku sebenarnya aku ingin sekali duduk sama Dea, menurutku dia orangnya dewasa. Maksudku dia bisa menghadapi segala macam masalah dengan tenang. Nisa? Dia sudah memilih duduk dengan teman akrabnya dia juga, Siti namanya. Fifah? Sebenarnya aku gak tertarik duduk dengannya, dia lemot, kadang ditanya pun gak nyambung jawabnya. Tapi ternyata aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus duduk dengan Fifah karena Dea sudah duduk dengan Victoria.

Selama kelas X aku membentuk grup sahabat yang beranggotakan 9 orang, 5 perempuan dan 4 orang laki - laki. Tapi sayang grup sahabatku ini kandas di tengah jalan karena suatu masalah, tapi bukan berarti kita musuhan. Kita tetap berteman baik, cuma beberapa dari kami sudah menemukan teman baru. Hingga menyisakan 6 orang saja, yaitu aku, Katrin, Victoria, Nisa, Joe, Refan.

###

Kini suasana kelasku hening, karena dari mereka sedang berdiskusi kelompok bersama dan memecahkan soal matematika. Akupun juga sedang menghitung untuk menyelesaikan soal no 15 tersebut dan teman satu kelompokku juga sedang menghitung soal yang sudah kita bagi masing - masing.

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang