#3

60 7 5
                                    

"Karena setiap hati pernah patah"
- Rafhelya Nufa

_________________________________

Aku menatap langit - langit kamarku yang dihiasi dengan cat tembok berwarna biru yang menenangkanku. Aku meraih ponselku lalu mengirim pesan ke pacarku, Raihan.

WhatsApp

Rafhelya:
Tadi lo balik sama siapa? Kok gue ga pernah liat? Btw, gue nyapa lo ga denger ya?

Raihan:
Sorry gue ga pernah cerita ke lo, dia Indah. Kebetulan karena searah gue pulang bareng sama dia. Iya gue ga denger sorry ya

"Bagaimana bisa dia yang jelas - jelas ngeliat gue tapi ga denger kalo gue manggil dia?"

Ping! Tanda pesan masuk berbunyi

Raihan:
Ditinggal dulu ya, mau main ps. Sekalian ke warnet

Ya sudahlah, resiko pacaran sama cowok yang suka bermain game ya memang seperti itu, aku sudah terbiasa akan hal ini.

###

"Fhel, ada niat buat ngelanjutin osis lagi ga" Tanya Reinner kepadaku, haha ya dulu semasa SMP aku ikut osis.

"Ga deh kayaknya.  Tapi sebenernya ikut osis seru sih cuma gue stop deh, ga lanjut. Soalnya kali ini gue mau fokus sekolah sama 1 ekskul aja"

"Yahh lo mah Fhel, gue mau ikut nih. Gue ada niat malah mau jadi ketua osis."

"Lahh, tumben amat lo ikut begituan."

"Yaudah deh gpp lo ga ikut osis, tapi tungguin gue ya kalo ada interview gitu. Soalnya kasian juga tuh cewek gue nungguin sendirian. Ya ya." Ujar Reinner memohon

"Iya deh demi sahabat gue."

"Nah gitu dong"

Pada akhirnya Reinner mendaftarkan diri untuk masuk osis, iya nanti pulang sekolah udah mulai interview untuk penyeleksian.

###

"Fhel, pulang aja gpp kok. Gue ga enak sama lo." Ujar ceweknya Reinner

"Gpp, Nit. Santai, lagian hari ini ada jadwal kumpul PMR kok, sebentar doang kok. Cuma perkenalan aja" Iya, aku memilih untuk melanjutkan ekskul PMR ku setelah SMP memilih untuk mencoba hal baru yaitu mengikuti ekskul taekwondo. Dulu di SD ku ekskul PMR sudah ada, aku aktif di ekskul itu dan sudah sering mengikuti beberapa perlombaan juga. Namun pas SMP aku ingin mencoba hal baru, yaitu ikut ekskul taekwondo. Sebenarnya aku ingin juga masuk ekskul tari disini. Cuma aku takut susah untuk mengatur jadwal dan aku juga sudah malu sebenarnya nari di depan orang banyak karena terakhir aku menari itu ya kelas VI SD.

"Oh yaudah deh kalo gitu"

Aku melihat jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 15.15, interview osis diadakan pukul 16.00. Posisiku saat ini di sebelah meja piket, tempatnya ga jauh dari UKS. Disana sering juga jadi tempat ngumpul murid - murid karena tempatnya yang strategis dan banyak colokan juga

"Mau ikut ga Nit? Gue mau ke kelas Raihan, manggil dia"

"Gue nunggu disini aja, mau ngecharge hp"

"Oh, okedeh"

Aku dengan mantap melangkahkan kakiku menuju kelas Raihan, dari luar kelasnya terlihat masih ramai. Wajar sih soalnya tepat di depan kelasnya wifi terpasang, jadi banyak yang betah berlama - lama disana walaupun sudah waktunya pulang sekolah. Kelas berAC, wifi lancar, nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Aku langsung memasuki ruang kelas tersebut dan surprise, aku melihat pemandangan Raihan sedang berduaan bersama Indah. Sakit rasanya, tapi bagaimanapun aku ga bisa asal tuduh gitu saja. Pikiranku kacau, sudah kemana - mana. Mengapa mereka hanya berdua? Sedangkan yang lain kulihat sedang asik bergerombol, ada yang menikmati film, ada yang sibuk main game, dll. Kenapa mereka hanya berdua?

Teman - teman Raihan sontak berteriak - teriak memanaskan suasana, sudah menjadi rahasia umum bahwa aku dan Raihan pacaran.

"Mampus, lo Han" ujar temannya sambil tertawa
"Nah lho, gue bilang apa. Cewek lo dateng bisa mampus, bener aja kan"
"Yahh tercyduk" sambung temannya yang satunya lagi dan disusul gelak tawa teman - temannya yang lain

Aku melihat Raihan dengan tatapan kebingungan, tapi dia tetap dalam posisinya. Tidak menjauh dari Indah, tanpa pikir panjang aku tetap memasang wajah tersenyum walaupun itu terasa menyakitkan

"Gue kesini mau nyari Reinner, ada interview osis. Udah ditunggu tuh" ujarku santai sambil menahan rasa sakit

Reinner yang bingung pun langsung menghampiriku dan berkata "Han, gue pinjem bentar ya cewek lo. Sorry"

Aku dan Reinner meninggalkan kelas terkutuk itu, kulihat teman - teman Raihan masih sibuk menertawakan Raihan yang ketahuan olehku karena sedang berduaan dengan Indah.

Selama perjalanan menuju tempatku yang tadi benar saja seperti dugaanku handphone bunyi terus menerus karena Raihan mengirimkan banyak pesan.

Aku duduk lalu diam mematung, Reinner terdiam, dia bingung harus berbicara apa. Anita pun diam dan menatapku bingung, pandangan Anita langsung beralih ke Reinner dengan tatapan tajam mengisyaratkan "lo apain dia sampe kayak gini?" Reinner pun menggeleng seolah - olah memberitahu kalau semua ini bukan karena dirinya.

"Dia tadi juga udah gue bilangin, tapi dia kayak masa bodo gitu Fhel" Ujar Reinner memecahkan keheningan

"Lo pacaran udah 7 bulan sekarang, bukan waktu yang sebentar. Jadi mungkin lo tau maksud dia kayak gitu karena apa" Ujar Anita, walaupun sebenernya dia ga paham masalahnya apa. Tapi dia yakin, kalau ini semua karena Raihan

"Maaf" Ujar Reinner

Akupun bingung, untuk apa dia meminta maaf? Ini bukan salahnya, harusnya Raihan yang mengucapkan kata ini langsung di depanku. Ga cuma sekedar lewat pesan saja, dia memang benar - benar masa bodo, bahkan disaat seperti ini bukannya datang menghampiriku untuk meminta maaf dia malah tidak muncul dan hanya mengirimiku kata maaf lewat pesan saja.

"Buat apaan lo minta maaf?" Tanyaku heran

"Maaf, kalo gue ga bisa cegah Raihan buat ga kayak gitu"

Astaga anak ini, pikirannya kemana ya ampun

"Yaudah gue balik duluan ya, sorry gabisa nemenin kalian. Gue juga bakal izin ke kakak PMR buat ga ngumpul dulu hari ini" Ujarku sambil tersenyum palsu

"Iya Fhel" Ucap Reinner dan Anita berbarengan

###

Di kamar aku sedang menatap layar handphoneku yang berisi pesan permintaan maaf dari Raihan tadi. Aku hanya membalas pesannya dengan kata iya saja. Lalu tiduran menatap langit - langit kamarku.

Kalo udah bosen kenapa dia ga bilang aja, walaupun gue bakal sakit hati seenggaknya dia bisa ngasih tau gue tanpa perlu diginiin.

______________________________________

Oke gaes, sampai disini dulu part 3nya, maaf kalo ceritanya makin gaje, rumit, alurnya ribet, bertele - tele, susah dimengerti, dll. Author juga masih belajar😂😂

Yang pasti author ga bakal lupa buat bilang terima kasih karena udah ngeluangin waktu buat baca cerita ga jelas gua ini❣️

-Love from me, Human💙

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang