#10

47 6 0
                                    

"Karena pada kenyataannya, kehilangan sahabat itu lebih menyakitkan"
- Rafhelya Nufa

___________________

Ini sudah hari kedua aku menjadi penguntitnya, hari ini Reinner datang lebih pagi karena ingin mengerjakan pr matematika yang belum diselesaikannya itu.

"Lo udah bener - bener berubah Rein, matematika kan pelajaran favorit lo, lo yang biasanya jadi bahan contekan pr kenapa malah sekarang nyontek punya orang lain. Huft" Batinku

"Rein, pr mtk udah selesai?" Tanyaku ramah

"Belum nih" Jawabnya sambil menyalin jawaban temannya itu

"Sini gue bantuin deh, tugas lo banyak yang belum ke kumpul gara - gara lo jarang di kelas. Hmm ada beberapa tugas yang perlu di kerjain di buku ps (pekerjaan sekolah), jadi mana sini buku ps lo" Ujarku

"Gausah Fhel, santai aja. Lagian matematika kan pelajarannya setelah istirahat kedua" Ujarnya

"Gpp kok, lagian gue ga tega liat lo"

"Sorry ya Fhel, gue jadi ngerepotin lo" Ujarnya sambil memberikan bukunya tersebut

"Santai sih, lo kayak sama siapa aja. Oke, gue tinggal ya" Ujarku lalu balik ke tempat duduk dan mengerjakan tugas Reinner itu, kebetulan tugasnya udah di kumpul dan aku dapat nilai 100. Jadi tinggal salin, mudah bukan?

###

12.15 WIB

Aku melihat Reinner sedang duduk di bangku yang berada di depan kelas sambil memainkan handphonenya, tak lupa headset terpasang di kupingnya itu. Kebetulan memang sedang sepi, karena kebanyakan siswa - siswi lain sedang ke kantin.

"Sendirian aja lo" Ujarku

"Eh iya nih"

"Sombong nih semenjak jadi ketos" Ujarku sambil bercanda

"Hehe, sorry Fhel ga maksud. Osis sibuk soalnya"

"Iya gpp kok"

"Lo gue liatin sering banget sih merhatiin hp, tumben amat. Mana itu headset gue liat nempel mulu di kuping lo, budek lo lama - lama"

"Hehe"

"Haduhh bego bener sih, udah dikodein ga peka. Bukannya cerita kek" Batinku

"Lo lagi suka seseorang ya?" Tanyaku

"Ehh.. Ituuu" Jawabnya bingung

"Hahaha, santai kali. Gue asal tebak doang" Ujarku pura pura asal tebak walaupun sebenarnya aku sudah tau

"Iya Fhel, Tiwi. Anak X - BC"

"BOOM! Bener dugaan gue, cerita juga lo akhirnya"

"Gue jadi demen denger radio sekolah gara - gara penyiarnya dia" Jelasnya

"Wkwkwk, udah Fhel cocok lo jadi mata - mata" Batinku lagi

"Terus dia gimana?" Tanyaku

"Dia suka, tapi gue digantung. Dia bilang gamau pacaran"

"Oh gitu"

"Iya"

Lalu apa semenjak kejadian ini aku bisa dekat lagi sama Reinner? Ah belum. Reinner masih belum bisa terbuka seperti dulu, kita juga masih jarang ngobrol. Aku masih memantaunya, karena info yang terbatas pun juga aku masih meraba - raba bagaimana kelanjutan Reinner dengan Tiwi, aku mulai susah mencari informasi. Karena baik Tiwi dan Reinner sama - sama menghilang di sosmed, jarang memperlihatkan kedekatan yang sampai aku bingung. Karena keterbatasan pantauanku juga, aku ga bisa pantau Reinner lebih mendalam lagi.

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang