#8

39 7 4
                                    

"People can change" - Rafhelya Nufa

___________________

Jakarta, 21 Agustus 2017

Tepat hari ini adalah waktunya pemilihan ketua osis di sekolahku, paslonnya terdiri dari Ryan - Salsa, Reinner - Febri, Virgi - Yana, Vero - Shella.

"Lo pilih siapa Kat?" Tanyaku

"Reinner, visi misinya oke. Kebetulan juga sekelas kan sama kita"

"Ga milih Ryan aja? Dia kan tahun kemarin udah jabat jadi wakil ketua" Ujarku

"Lahh lo pilih Ryan?"

"Belum tau"

"Reinner sahabat lu kan, kok lo ga milih dia"

"Gua cuma belum tau mau milih siapa Kat" Ujarku pelan

"Oh, cepet - cepet deh mending. Hari ini kan pemilihannya"

"Iya"

Entah kenapa ada perasaan yang mengganjal dihatiku, bukannya aku ga mendukung sahabatku itu untuk menjadi ketua osis. Tapi entah mengapa hatiku berkata untuk jangan pilih, setelah aku pikir - pikir sepertinya memang lebih pantas Ryan yang jadi ketua osis. Karena kebetulan Ryan orangnya bertanggung jawab dan tahun lalu dia menjabat menjadi wakil ketua osis.

Dengan yakin aku mencoblos paslon no 1 yaitu Ryan - Salsa, aku melipatnya lalu memasukan kertas tersebut ke kotak suara dan ga lupa aku mencelupkan jari kelingkingku ke dalam tinta warna biru sebagai tanda bahwa aku sudah menggunakan hak pilihku itu.

Aku melewati sebuah tempat dimana tempat tersebut berisi 4 orang laki - laki dimana salah satu diantara mereka kelak akan menjadi ketua osis dan di belakangnya ada deretan wanita yang kelak akan menjadi wakil ketua osis. Btw, kita bebas mencoretkan bekas tinta yang menempel di jari ke wajah orang yang kita pilih sebagai ketua osis. Tapi terkadang ada beberapa siswa yang sengaja yang mencoret ke semua wajah paslon, bahkan ada juga yang ga mencoret ke wajah paslon satupun "ga tega" kata mereka

Langkahku terhenti tepat di depan Ryan, lalu mencoretkan tinta yang masih belum kering di kelingkingku itu ke wajahnya, dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepadaku lalu aku pergi meninggalkannya. Aku berjalan lalu berhenti di depan Reinner.

"Astaga, wajahnya sudah penuh dengan tinta, ingin rasanya ku bersihkan wajahnya itu" Batinku

"Cieee, pasti banyak yang pilih nih" Ujarku becanda, dia terlihat kikuk

Aku tersenyum, lalu mengulurkan tanganku untuk menjabat tangannya dan berkata "Good luck, Rein! Gue ga tega nyoret muka lo"

Setelah itu aku meninggalkannya.

Sesampainya di kelas aku terdiam lumayan lama sambil memandangi jari kelingkingku yang sudah ada tanda berwarna biru itu.

"Sorry Rein, gue bukannya ga dukung lo buat jadi ketua osis. Gue seneng sebenernya, karena apa yang lo mau bakal segera terwujud. Tinggal selangkah lagi tapi Rein, ngelihat perubahan sikap lo entah kenapa gue ragu Rein. Ragu kalo lo bisa jadi ketua osis yang baik nantinya, gue takut lo jadi lupa diri. Ngeliat sekarang lo terkenal aja lo lupa sama gue, gue takut lo makin terkenal. Sorry gue egois Rein, Sorry" Batinku

"Woy bengong aja" Ujar Katrin mengagetkanku

"Haha iya nih, lucu abisnya kelingking gue" Jawabku asal

Ga lama, Nisa, Firman, Chleo, Laras datang lalu duduk bergabung bersama kami berdua. Ah iya, Chleo, Firman dan Laras ini sekarang menjadi teman mabarku. Kalau jam kosong kita sering mabar bareng - bareng, hehe

"Btw, pada milih siapa tadi?" Tanyaku kepada mereka

"Reinner" Jawab mereka serempak

"Lo sendiri Fhel pilih siapa? Tadi katanya lo bingung kan" Ujar Katrin kepadaku

"R..rr.. Reinner, hehe" Jawabku berbohong

"Bagus deh, prokernya bagus. Semoga aja bagus nantinya, lagian dia sahabat lo. Kan enak punya sahabat ketua osis, bisa numpang famous" Ujar Katrin bercanda

"Yehhh, ngaco lo"

"Hahaha"

"Sorry Rein" Batinku

###


14.00 WIB

Suasana kelas tampak tenang, walaupun sedang jam kosong, kelasku ini tidak berisik. Ada yang asik ngegosip ada yang tidur, ada yang nonton film, ada juga yang sedang bermain game. Kulihat Reinner ga ada di kelas, hmm memang anak osis yang di kelasku sejak selesai upacara ga ada di kelas. Namanya juga sibuk, hehe

"Ehhh ehh ketua osisnya Reinner woy" teriak salah satu temanku di kelas

"Hah serius lo?"

"Iya nih dikirim ke grup angkatan hasil votingnya, bedanya tipis banget sama Ryan. Cuma beda 3 suara aja"

Seketika kelas menjadi sangat heboh, karena kegirangan bahwa yang resmi menjadi ketua osis adalah teman sekelasnya sendiri.

Aku? Aku hanya bisa terdiam, sambil sedikit tersenyum melihat teman - temanku yang kegirangan itu.

"Mungkin ini yang terbaik, selamat Rein" Batinku

###


Keesokan harinyaa

"Widihhh ada ketua osis baru nih" Ujar beberapa teman - temanku yang menyambut datangnya sang ketua osis yang baru, Reinner

"Boleh kali makan - makan" Ledek mereka

Reinner hanya tersenyum sambil sedikit tertawa

"Selamat Rein, gue ikut seneng" Ujarku sambil tersenyum

"Thank you, Fhel" Jawabnya

______________________________________

Author mohon maaf karena baru sempet update, semoga suka ya. Jangan lupa Vote dan Komen juga boleh

Terima kasih❣️

- Love from me, Human💙

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang