7. Kekagumannya

107 4 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar melewati jendela yang terbuka, terlihat seorang gadis sudah terbangun dan selesai mandi dibantu berjalan oleh mamanya

"gimana kakinya udah mendingan"

"iya tapi masih sakit aja dikit ma" memijat pelan kakinya

"yaudah jangan banyak gerak dulu mama bawain sarapan di makan ya sayang ini obatnya diminum juga, mama ada urusan sebentar di butik"

"oh iya ma, hati hati"

"iya sayang, mama berangkat dulu. Assalamualaikum" mencium kening putrinya berlalu pergi

"Waallaikumsalam, sendirian di rumah gak enak banget" sambil melihat sekeliling kamarnya

–––––***–––––

Barra dan zein akan bertemu di sebuah cafe di dekat kantor, namun zein datang terlebih dahulu sebelum barra. Ia sering datang ke sana karena mengenal pemilik cafenya.

"mana sih tu bocah lama banget bentar lagi lumutan ni"sesekali melihat jam di tangannya

Sheila melintas di dekat zein dan mendengar keluhnya "sabar mungkin masih sibuk"

"masalahnya gue ada janji sama cewek mau nonton, kalo gagal kan rugi shei"

"bukanya cewek lo banyak, hilang satu nggak masalah kan ya"

"yeee... lo pikir lagunya wali gugur satu tumbuh sepuluh ribu" memukul mejanya

"haha... Iya kali"

Tak lama kemudian seorang laki laki masuk ke dalam cafe dan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesorang yang sudah berada di dalam cafe,  pandangannya terhenti di sisi pojok kiri di dekat jendela kaca. Saat melangkah mendekat ia berpapasan dengan sheila pemilik cafe.

"hay shei, lama nggak ketemu"

"hay barra, iya ni. Maaf gue pergi dulu banyak pelanggan" bergegas pergi

barra menjawab dengan anggukan lalu tersenyum tipis melihat temannya duduk sendiri tanpa teman yang ia yakini sudah sedari tadi.

"bro gimana lama ya" menepuk bahu zein dari belakang

"buset, lo masih kemana aja. berasa nunggu perawan jadi janda lama bener" sambil menggelengkan kepalanya

"lo pernah nyoba" menggeser kursi di samping zein kemudian duduk

"wahh lu sama aja kek kila, dasar bloon kuadrat. Nah tu udah pas sama lo"

"santai santai, gue mau nanya waktu itu lo cerita apa aja ke kila"

Zein tersedah saat meminum lemon tea kesukaannya "hah..  Nggak ada"

"trus kenapa lo salting gini"

"ya lo nanya gitu banget sama gue"

"kila bilang kalo lo cerita tentang kakak gue"

"eh sumpah gue nggak bilang macem macem, cuma ngasih tau itu aja. Trus dia nanya banyak tentang lo. Ga usah suudzon sama gue"

"ya udah kalo gitu, gue cuma belum siap cerita sama dia"

"sampek kapan"

"ya mungkin nanti pas kakak gue pulang, gue bakal kasih tau dia yang sebenarnya"

"oh begitu, bro gue pergi dulu ya jangan lupa bayarin ini ya bye" hendak pergi namun barra menarik jaketnya

"mau kemana? Ikut gue sekarang" menarik keluar zein dari cafe, setelah membayar bill nya.

Friend As HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang