10. Tau

94 3 1
                                    

Sudah seminggu fadil kembali hari ini dia sudah bisa berjalan tanpa kursi roda, dan ia akan pergi ke suatu tempat yang dulu ia sering kunjungi. Ia ingin mengobati rindunya yang selama beberapa bulan ini sungguh menyiksa hatinya.

––

"dia mengemis cinta kila, ketika dia mendapatkannya, dia menghempaskan cinta itu begitu saja. Kila harus medapatkan kebahagiaannya, dan aku akan memberikannya. Aku tidak bisa menahannya lagi shei"

"apa maksud kamu" dengan wajah tercengang

"kali ini aku akan berjuang untuk cintaku pada kila"

"cintamu bertepuk sebelah tangan dannis, dan tidak akan bersambut. Jangan buat kehancuran pada hatimu sendiri"

"jika penyebab hancurnya hatiku adalah dia, tak mengapa karena bagiku melihat hatinya hancur itu lebih meleburkan hatiku"

"aku rasa kamu harus belajar bagaimana mencintai dengan benar, tidak baik mencintai dengan berlebih karena cinta membawa dua akibat suka dan duka. Jika bagimu sakitnya adalah sakitmu bukankah bahagianya adalah bahagiamu juga? "

Dannis terdiam mendengar perkataan sheila, logikanya menerima namun ia tak tau apa yang membuat hatinya ingin mengabaikan perkataan temannya itu.
"aku rasa logika dan hatiku sudah tidak berjalan searah, maaf" Meninggalkan cafe milik sheila

––

Fadil sampai di tempat yang ia tuju, ia merasa ada banyak hal yang berubah di tempat itu.

"tempat ini adalah saksi pertemuan ku denganmu, aku tidak tau kenapa hati ini selalu menginginkanmu" batinnya dengan senyum yang mengembang

Karena terlalu sibuk memandang sekitar ia tak sadar menabrak seorang gadis, yang berjalan berlawanan arah dengannya

Bruk...
"aww..... "

"maaf saya tidak sengaja" mengulurkan tangannya

"tidak apa apa"  langsung berdiri tanpa menyambut uluran tangan fadil dan sama sekali tidak melihat siapa yang sudah menabraknya

Saat gadis itu menjauh pergi fadil merasa mengenalnya "apa dia, tunggu...."

Fadil berlari mengejar gadis yang mengenakan kemeja biru dan rok navy yang terlihat seperti sosok gadis yang dicarinya selama ini. Langkahnya terhenti saat melihat gadis itu bertemu dengan seorang laki laki yang tak asing di matanya. Dannis lah laki laki yang sedang bertatap muka dengan gadis itu. Tak lama kemudian mereka masuk kedalam mobil dan berlalu entah kemana.

Rasa penasaran menyelimuti hati fadil hingga di dalam mobil dia bingung harus pergi ke mana, hingga ia memutuskan melaju kan mobilnya menuju kantor dannis.
"dannis mengenal gadis itu?  Tapi kenapa dia tidak mengatakannya pada ku. Atau dannis juga menyukai gadis itu"

–––––***–––––


"ini beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani"

Membuka satu persatu lembaran kertas lalu memberi tanda tangannya, setelah selesai ia memberikan kembali berkasnya pada kila.

"permisi pak"

"kila"

Menghentikan langkahnya

"kita akan tetap berteman bukan?  Seperti dulu. Jangan sungkan untuk meminta bantuan saya. Apapun akan saya lakukan untuk kamu"

Melanjutkan langkahnya kembali ke ruangan kerjanya, tidak menghiraukan apa yang di kata kan barra. Karena baginya urusan pribadi mereka tidak seharusnya di ungkit dan di bahas di tempat kerja.

Friend As HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang