6 - Mama ku sayang

492 42 2
                                    

Hanya sebuah kasih sayang. Sesepele itu.Tapi, tak semua orang dapat merasakannya.

💦


"Mama kok belum pulang ya, Kak?"

Suara serak yang terkesan lembut itu terdengar dari lantai atas. Yang di panggil kakak mendongak dan melihat adiknya tengah berlari kecil menuruni tangga.

Rambut coklatnya terlihat basah. Menandakan bahwa adiknya itu baru saja mandi. Padahal sekarang sudah pukul delapan lebih tigapuluh malam.

"Belum tuh," jawab Rakha sekenanya. Ia kembali memfokuskan pandangannya ke arah televisi yang sedang menampilkan sebuah film kartun. Big Hero 6.

Setelah selesai menuruni anak tangga, Reno berjalan menuju tempat di mana telepon rumah di letakan. Tidak jauh dari tempat televisi.

"Gue telepon mama pake telepon rumah, ya, Kak? Soalnya pas gue telepon pake hape gue, nggak di angkat." Reno sudah memegang gagang telepon berwarna putih itu.

Rakha hanya menjawab adiknya dengan sebuah anggukan singkat. Reno tersenyum, lalu jemarinya memencet deretan nomor yang tertera di buku nomor telepon.

Terdengar nada sambungan sebelum terdengar suara halus nan lembut yang khas di telinganya.

"Halo?" Suara dari seberang sana sudah terdengar. Reno tersenyum singkat.

"Halo, Ma? Mama kapan pulang?" Telunjuk Reno mengetuk pada meja di depannya.

Belum sempat ia mendengar jawaban dari seberang sana, telepon sudah di tutup terlebih dahulu dari seberang sana.

Sebelah bibir Reno terangkat. Selalu seperti ini. Seolah ibunya itu tidak memilik waktu barang sedetikpun untuk dirinya. Apa salah jika dirinya meminta haknya sebagai seorang anak kepada ibunya sendiri?

Reno berdecak. Lalu memutuskan untuk duduk di samping kakak laki-lakinya. Ia memandang layar televisi yang sedang menayangkan robot berwarna putih dan bertubuh besar itu. Seorang anak laki-laki memeluk robot putih itu, seolah robot itu adalah boneka yang selalu bisa membuatnya merasa nyaman dan aman.

Andai ia bisa mempunyai seseorang yang mirip dengan robot itu, pasti ia akan merasa senang. Ia menghela napas, pemikiran konyol itu tiba-tiba saja terlintas di otaknya.

"Mama jawab apa tadi?" Rakha bertanya, namun tidak mengalihkan pandangannya dari layar televisi di depannya.

"Katanya sebentar lagi pulangnya." Reno berbohong.

Rakha hanya menganggukan kepalanya sekilas. Dapat ia lihat dari ekor matanya, bahwa adiknya itu sedang mengacak rambutnya, seolah ia sedang frustasi.

"Gue ke kamar dulu, ya, Kak." Reno berdiri dari duduknya dan berjalan manaiki anak tangga.

Baru saja ia sampai pada anak tangga ke enam, suara decitan pintu terdengar dan menampilkan sosok perempuan yang mereka tunggu kepulangannya.

Reno menghentikan langkahnya, ia berbalik dan memandang mamanya penuh arti. Ia tersenyum.

"Rakha! Mama bawa pizza buat kamu!" Perempuan itu berjalan ke arah anak sulungnya sambil menenteng sebuah plastik putih dengan logo merek pizza langganan mereka.

RegretfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang