Bokuto Koutarou [3]

7.7K 1.2K 172
                                    

(Name) menatap dalam Bokuto yang sama-sama jongkok di depannya.

Bokuto yang terlihat sedikit sedih kini juga menatap (Name).

•↗•↙•↘•↖•

One Day with Him

Bab :
Bokuto Koutarou x Kuudere!Reader
<Part 3>

•↗•↙•↘•↖•

2 menit sebelumnya.

"Maaf refleks."

Bokuto dan (Name) sama-sama terdiam. Sampai akhirnya tiba-tiba Bokuto berbalik dan berjongkok.

"Eh?"

"Aku tahu tanganku pasti terlalu besar dan kasar... Aku tahu kalau aku kekanakan makanya tidak ada cewe yang menyukaiku. Aku keluar saja dari sekolah ini..."

(Name) terdiam melihat Bokuto yang bergumam-gumam sendiri itu. Kukira 'bokuto mode ngambek' cuman saat bermain voli.

Sejenak berpikir, akhirnya (Name) memutuskan untuk ke depan Bokuto dan ikut berjongkok. Gadis itu pun menatap Bokuto, "Terus kenapa kalau kau kekanakan?"

"Eh? Tentu saja tidak akan ada yang suka denganku," jawab Bokuto masih dalam mode 'ngambek'.

"Memangnya semua perempuan tipenya sama? Mungkin memang ada yang menyukai laki-laki dewasa, tapi pasti juga ada yang menyukai sebaliknya. Jika ada yang terkejut pada sikap atau kelakuanmu, bukan berarti mereka membencimu. Bisa saja dia hanya kaget karena tidak terbiasa atau," (Name) menghentikan perkataannya sejenak, "atau mungkin mereka malah menyukaimu."

Bokuto jadi terdiam karena mendengar perkataan (Name). Mereka berdua kini sama-sama diam dan saling bertatapan.

(Name) memasang wajah datar, walaupun pikirannya sedang sangat kacau karena bertatapan dengan idolanya ini.

Sudah tidak tahan menatapnya lebih lama lagi, (Name) pun menepuk kedua pundak Bokuto, "bagaimanapun juga Bokuto-san itu yang paling terbaik."

Bokuto terdiam, sedetik kemudian dia pun tersenyum lebar dan langsung berdiri, "Hei hei hei! Aku memang yang terbaik!" teriaknya lantang.

"Wah... Sepertinya kita mendapatkan sesuatu yang menarik," ujar manager voli yang juga ikut bersembunyi.

"Mau kutraktir makanan?" ajak Bokuto kembali bersemangat.

"Oh? Bolehkah?"

"Tentu saja! Oh, aku belum tahu namamu."

•↗•↙•↘•↖•

Bel istirahat yang kedua pun berbunyi, membuat guru yang tadinya mengajar jadi menghentikan aktivitasnya. Setelah memberi salam Beliau keluar dari ruang kelas.

(Name) memasukkan beberapa peralatan belajarnya ke dalam laci. Karena dia sudah tahu letak kantin karena Bokuto, (Name) memutuskan untuk makan siang di sana.

"(Lastname)."

Panggilan seseorang itu membuat (Name) menoleh. Salah satu siswa kelasnya menunjuk ke pintu kelas, yang dimana berdiri Yukie, manager klub voli.

•↙•↘•

"Wah... Maaf mengganggu waktu makan siangmu," ucap Yukie.

(Name) hanya menggeleng kecil tanda tidak masalah.

"Yah langsung saja ya. Kudengar kau tidak punya ekskul jadi... karena aku satu-satunya manager voli dan sudah kelas tiga----"

"Aku menolak kalau jadi manager," potong (Name) cepat.

"Eh? Tanpa kau pikirkan dulu?" tanya Yukie sama sekali tidak menyerah.

(Name) diam, setelah dipikir aku mulai mengalami kejadian aneh sejak pagi, jadi mungkin ini hanyalah mimpi. Ya, semacam lucid dream mungkin. Tapi kalau aku bertindak terlalu jauh, dan ternyata memang mimpi, itu malah akan menyakitkan.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa," tolak (Name) lagi. Yukie yang melihat wajah (Name) yang serius itu pun menghela napas panjang, "Baiklah. Akan kutunggu sampai kau berubah pikiran," Yukie pun berbalik pergi dan melambaikan tangannya.

•↗•↙•↘•↖•

"Hoahm...." (Name) meregangkan badannya, akhirnya pelajaran terakhir selesai dan bel pulang sudah berbunyi.

Kali ini (Name) akan pulang ke rumah, dia akan melakukan hal yang biasanya ia lakukan kemudian akhirnya tidur. Dan mungkin itu akan menjadi akhir mimpi ini.

"Eh... Hujan?"

(Name) melihat jendela begitu seseorang mengatakan itu. Benar-benar hujan, dan sangat deras. Sialnya dia tidak bawa payung.

•↙•↘•

(Name) melihat hujan deras di depannya, dia hanya bisa berdiri termangu sedangkan beberapa siswa sudah berlalu lalang di sekitarnya.

Dia bisa saja menunggu dan bermain game sampai hujan reda, tapi sayangnya hp-nya lowbatt dan dia tidak membawa power bank ataupun charger.

"oho? Kau yang tadi pagi!"

(Name) tersentak kaget mendengar suara khas itu, lagi-lagi dia.

•↗•↙•↘•↖•

One Day with HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang