Sepasang pemuda pemudi itu saling bertatapan.
Wajah mereka sangat dekat, hanya dibatasi sebuah permen kapas besar yang dibeli pemuda itu.
•↗•↙•↘•↖•
One Day with Him
Bab :
Kuroo Tetsurou x Shy!Reader
<Part 4>•↗•↙•↘•↖•
"HUWA!" Spontan (Name) langsung mendorong Kuroo hingga kepalanya hampir menubruk bangku.
"A-a-a-apa yang kau lakukan, Ku-Kuroo-san.."
(Name) mengalihkan wajahnya yang sangat dia tahu sudah merah padam sekarang. Kedua tangannya menggenggam erat batang dari permen kapas.
Kuroo bangkit dan kembali duduk di samping (Name). Melihat wajah (Name) yang terlihat gugup sekaligus ketakutan itu dia jadi merasa bersalah.
"Ah... Aku minta maaf sudah melakukan itu," ujar Kuroo. (Name) tetap diam tak bergeming.
"Aku sedikit terbawa suasana. Aku benar-benar minta maaf," ujar Kuroo lagi.
(Name) pun membalas dengan kepala masih menunduk, "Ka-kau janji tidak akan melakukannya lagi?"
Kuroo terdiam sejenak, bohong kalau dia tidak akan menggoda (Name) lagi karena itu adalah sifat dasarnya, "Tidak janji."
"Eeeeeehh...."
Kuroo tersenyum saat melihat (Name) menolehkan wajahnya hingga menatap Kuroo. Gadis itu pun kembali bersemu merah dan memalingkan wajah.
"Kau memalingkan wajah lagi."
"Ha-habisnya kau..."
Kuroo tersenyum simpul, ia pun menepuk kepala (Name), "Aku tahu, makanya aku minta maaf."
(Name) terdiam, suara Kuroo yang lembut entah kenapa membuatnya tenang. Ia pun membelokan kepalanya untuk menatap Kuroo, "Ka--kalau begitu aku memaafkanmu."
Kuroo tersenyum lebar, dengan cepat ia berdiri dan menatap (Name), "Jaa, lebih baik kita segera mencari rumahmu sebelum malam kan?"
"Ah, benar," aku hampir lupa.
•↙•↘•
"Eh? Benarkah anda tahu alamat ini?!"
"Ya, soalnya rumah saudaraku di perumahan ini."
Sontak (Name) langsung menggenggam erat kedua lengan wanita tersebut, "Tolong tunjukkan!"
...
"Jadi kalau kau mau ke sana kau harus naik kereta dua kali dan terakhir berhenti di stasiun X," jelas wanita itu.
"Oya? Kalau ke sana aku tahu jalannya."
"Eh? Kau tahu Kuroo-san?"
Kuroo mengangguk kecil, "Ya, aku pernah ke stasiun X."
"Tapi hebat juga ya kakimu, kau bisa lari sampai lewat dua stasiun," ujar Kuroo terkekeh.
(Name) terdiam, seingatnya dia tidak berlari sejauh itu, dan dia juga tidak punya tenaga untuk berlari sejauh itu. Apa mungkin tak sengaja dia lewat jalan pintas?
"Oke kulanjutkan ya. Sampai di stasiun X, beritahu saja alamatmu pada petugas di sana. Mereka pasti tahu."
Kedua remaja itu mengangguk-angguk mengerti. (Name) pun berterima kasih sebesar-besarnya pada wanita itu sebelum ia pergi.
"Kalau begitu tujuan sudah jelas," sahut Kuroo. (Name) pun mengangguk senang.
•↗•↙•↘•↖•
"Telah sampai di Stasiun X. Para penumpang harap segera turun. Diulangi, para penumpang harap segera turun."
(Name) dan Kuroo pun langsung turun tanpa basa-basi lagi. Segera (Name) menghampiri salah satu petugas di sana.
"Kata petugas itu dia tahu alamat ini Kuroo-san."
"Oh, begitukah? Baguslah. Jadi dia akan mengantar?"
(Name) menggeleng kecil, "Dia bilang Ibuku memang sedang mencariku dimana-mana. Jadi, petugas itu sedang menelepon Ibuku," (Name) terdiam sejenak, "Uhm... Karena sudah malam, lebih baik kau segera pulang."
Kuroo sejenak terdiam, "Ah... Benar juga ya. Kalau begitu, jaa ne," Kuroo sempat menepuk kepala (Name) sebelum akhirnya berbalik dan berjalan pergi.
(Name) menatap punggung Kuroo yang semakin menjauh, apa dia akan bisa bertemu dengan Kuroo lagi?
"Kalau kau memang merasa bersalah, panggil aku Tetsurou."
Benar, kesempatan tidak datang dua kali.
"A--Ano..!"
Kuroo menoleh begitu mendengar suara (Name).
(Name) terdiam, ia menggigit bibir bawah karena gugup, "A-arigatou ne, Te--te--Tetsurou."
Seketika Kuroo melebarkan matanya, wajah (Name) yang tampak merah padam karena mengatakan hal tadi dengan sangat berani membuatnya makin tidak ingin pergi.
Tanpa pikir panjang, Kuroo berbalik dan mulai melangkah, ia kemudian menarik lengan kiri (Name) dan menenggelamkan gadis kecil itu pada pelukannya.
"Ku--Ku--Kuroo-san?!"
"Kalau kau ngomong begitu mana bisa aku pergi."
Wajah (Name) makin memerah. Tapi kemudian ia tersenyum hangat dalam dekapan laki-laki itu.
Tak lama kemudian, akhirnya Kuroo melepaskan pelukannya, "Kau sudah dapat alamat, nomor handphone dan emailku kan?"
"I...ya?"
"Hubungi aku minimal seminggu sekali. Atau bisa-bisa aku mati karena rindu padamu."
Wajah (Name) lagi-lagi dibuat merah, ia pun memalingkan wajah, "Ba--baik."
•↗•↙•↘•↖•
"Anda tidak tahu alamatnya?"
"Tidak, saya sama sekali tidak pernah mendengar perumahan ini."
(Name) pun membungkuk berterima kasih. Ia lalu kembali menatap alamat yang dituliskan Kuroo tersebut.
Gadis itu sudah mencoba meneleponnya, tapi tidak pernah tersambung. Sudah coba mengiriminya email, tapi katanya email itu tidak tersedia. Sekarang, bahkan tidak ada yang tahu alamat yang laki-laki itu tuliskan.
(Name) juga lupa tentang stasiun apa saja yang ia lewati, yang ia ingat hanyalah berakhir di stasiun X, tapi tidak tahu stasiun apa sebelumnya.
"Apa dia membohongiku?" keluh (Name), ia kemudian berpikir lagi, atau... Aku benar-benar bertemu dengan Kuroo asli, dengan kata lain kemarin aku ke dunia haikyuu?
Langsung (Name) menggeleng kuat, itu tidak mungkin...
•↗•↙•↘•↖•
Next :
Oikawa Tooru x Alone!ReaderDon't forget to vote, comment and share ☆
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day with Him
FanfictionBagaimana jika kamu yang sifatnya berkebalikan dengan husbando-mu saling bertemu? •Bokuto Koutarou •Kuroo Tetsurou •Oikawa Tooru •Tsukishima Kei ------Haikyuu Fanfiction Hope you like it (*'・v・)