.
.
.
.
[Moonlight]
.
.
.
.Bisakah kalian memperhatikan sesosok pemuda cantik yang bersinar itu? Meskipun tubuhnya basah oleh keringat, namun perhatikanlah lekukan tubuhnya yang lentur. Alangkah indah pemuda berambut pirang itu, tubuhnya bergerak kesana-kemari seperti kupu-kupu cantik yang menari di atas bunga pagi hari. Di ruangan yang berlapis cat putih, dia sudah menyatu dengan irama sambil menatap pantulan diri di cermin besar yang kini berdiri. Menatap seksama gerakan tubuh yang dia tunjukan dan berlatih dari matahari terbangun hingga terlelap kembali.
Park Jimin, seorang penari profesional yang melatih beberapa anak didik di ruangan kecil ini. Sudah menjadi kebiasaan baginya untuk berada di studio hingga malam menghampiri. Tubuh mungilnya terkadang terlalu letih untuk mencari nafkah bagi diri sendiri, sepeninggal appa-nya yang pekerja keras demi memenuhi kebutuhan Jimin dan eomma-nya. Dia harus banting tulang ketika masih duduk di bangku menegah atas, terlebih lagi, Jimin harus terpukul ketika kehilangan eomma-nya yang dia sayangi beberapa bulan kemudian karena kecelakaan.
Jimin yang malang, harus menjadi sebatang kara di dunia yang penuh kelaliman. Beruntung dia memiliki sifat mandiri yang tertanam sejak kecil, jadi Jimin tidak terlalu takut untuk terjun ke masyarakat apatis di sekelilingnya. Alarm berdering nyaring menyadarkan dia tentang waktu, andai kata tidak diingatkan, pastinya Jimin tidak akan berhenti tanpa diminta. Dia mengambil baju bersih yang berada di tas, mengganti kaos kotor berbau keringat yang menemani Jimin menari sampai puas. Kemudian, pemuda itu menyemprotkan sedikit parfum di badannya, merasa sudah lebih bersih, dia dengan cepat mengambil jaket musim dingin dan pergi keluar dari studio.
Tangannya masih memainkan ponsel, terlihat beberapa panggilan tidak terjawab memenuhi layarnya. "Astaga, sejak kapan si kelinci rakus menyebalkan merengek kelaparan," sambil menggeleng dia berjalan ke mini market terdekat. Membeli satu ramen pedas instan untuk dimakan, perutnya sudah berdemo sejak tiga jam lalu. Jangan lupakan kimchi sebagai makanan pendamping dan air mineral dingin sebagai pelepas dahaga. Merasa sudah cukup, Jimin berjalan menuju kasir. Dia harus mengantri untuk menunggu giliran, matanya yang tadi terfokus menatap layar, mulai memperhatikan pria yang berada di depannya membeli sekotak rokok.
"Ahjussi, merokok tidak baik untuk kesehatan," perkataan itu langsung keluar dari mulutnya tanpa bisa dihentikan. Bodoh, Jimin menutup mulut dengan kedua tangan, lalu berpura-pura tidak mengatakan apapun. Pria bersurai keperakan itu menoleh kebelakang, sedetik itu juga, jantung Jimin hampir meloncat dari tempatnya. Pandangan yang dingin dan warna mata yang gelap, disertai oleh rahang yang tegas dan hidung yang mantap, tubuhnya yang tidak jauh lebih tinggi dari Jimin ditutupi oleh pakaian serba hitam--yang tentunya Jimin yakinkan itu sangat mahal.
"Maaf," cicit Jimin. Pria berwajah datar itu hanya menyeringai kecil, menatap Jimin dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat yang diperhatikan merona hebat dan menunduk malu. Tangan kekar itu menarik pergelangan tangan Jimin, membuat tubuh keduanya berdekatan dan terpisah jarak beberapa senti. Mata mereka bertemu, bertukar pandang lalu yang lebih tua tersenyum miring. Suara baritone itu membuat Jimin merinding, "Finally, i found you." Petugas kasir hanya berdehem, membuat kedua manusia yang berada di depannya kembali terfokus. Jimin hanya memasang wajah kebingungan, sejauh yang dia ingat, dia tidak pernah berpapasan dengan pria ini, apakah mungkin dia hanya salah mengenali orang?
Pria pucat itu memutar kedua bola matanya karena merasa terganggu oleh petugas kasir. "Ck, menganggu," mendecak kesal, pria dingin itu mengambil belanjaan Jimin. "Eh? Anu, ahjussi--" yang dipanggil melirik menggunakan ekor matanya dan memotong perkataan Jimin, "Min Yoongi. Panggil aku Yoongi." Lalu, dia membayar dengan kartu berwarna hitam itu, membuat kedua orang selain Yoongi takjub. Selesai membayar, Yoongi langsung mengembalikan makanan cepat saji Jimin, "Makanlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Myth | YoonMin | MafiaAu [DISCONTINUED]
FanfictionStart- 09 July 2018 Apa yang harus kutulis di kolom deskripsi? Sepertinya aku lebih menyukai saat kalian sendiri yang menarik diri untuk membuka lembaran dongeng manis ini. Jangan lupakan, aku adalah Andromeda sang pengantar jiwa-jiwa kecil ke alam...