.
.
.
.
[Truth]
.
.
.
.Puluhan lilin menyala dan padam, seumpama jiwa yang datang dan melenggang. Kehidupan ini terlalu rumit, dibatasi oleh garis cinta dan pembalasan dendam yang berbelit. Perhatikan tunas yang mati dikala belum bebas menikmati sinar matahari, dan tengoklah pohon tua nan kokoh yang berakar hingga inti bumi. Buku tentang kehidupan dipaparkan di seluruh penjuru, tapi apakah kau pernah sesekali menyadari? Berulang kali, manusia kadang terlalu mempedulikan dirinya sendiri. Maka dari itu, mundurkan langkahmu dan tanyakan pada langit, dimanakah kunci menuju angkasa raya? Dimanakah juga pintu menuju tempat sang ibu pertiwi terlelap dalam kehangatannya?
Kalau kau mempertanyakan tentang hidup, pergilah ke rumah sakit bersalin, perhatikan derita seorang ibu yang membawa buah hatinya selama sembilan bulan dan menderita ketika melahirkan. Lalu tanyakan, apakah itu sakit? Niscaya tidak sekali-kali, beban itu terangkat ketika mendengar tangisan nyaring bayi kecil yang mungil, tangan dan pipi kemerahan itu menyatakan kehidupan. Inilah manusia pada dasarnya, lahir tanpa pakaian dan harta, hanya disertai rasa kasih sayang serta kebahagiaan awal. Sebelum dunia menghantam dan menghancurkan harapan perlahan.
Ketika kau mempertanyakan tentang kematian, cobalah berjalan ke arah batu nisan berkumpul. Tidakkah kau tahu? Setiap lubang satu kali dua meter itu, memiliki manusia yang dulunya pernah hidup dengan cerita yang abstrak. Inilah kematian, kembali ke tempat nan jauh tak tersentuh dengan dalamnya misteri yang tak terselami. Datang tanpa membawa apapun lalu kembali menjadi debu tanah dengan tangan kosong. Kehidupan penuh dengan kebohongan indah, namun kematian dibenci karena kenyataan nya yang pahit. Inilah hidup. Hidup kita.
Cairan berbau asam itu keluar dari mulut Jungkook, malam ini dia seharusnya menjadi asisten Seokjin di ruang otopsi, entahlah hari ini ada angin apa, tapi mayat Yoichi benar-benar mengeluarkan aroma busuk. Tangan itu bergetar sambil memegang ujung toilet, wajahnya memerah dan keringat keluar dari pelipis itu. "Baby? What happened to you?" Taehyung berjalan cepat menuju bilik dimana Jungkook berada, dan yang menjadi pemandangan hanyalah wajah pucat Jungkook. Reflek, Taehyung kemudian menggendong kelinci manis itu dengan gaya pengantin baru.
Kepala hazelnut itu bersandar di dada bidang Taehyung, "Hyung, aku lelah." Bibir merah menjadi pudar dan kering, bahkan cekungan warna gelap di bawah mata Jungkook semakin tampak. "Ssh, tidurlah," dan langkah itu semakin terburu-buru menuju sofa panjang milik Namjoon. "Wow, is he fine?" pertanyaan itu muncul dari ujung ruangan, raut khawatir terlihat jelas di wajah Namjoon. Sejam lalu, ketika otopsi akan segera dimulai, baru bagian pembukaan pertama, Jungkook langsung berlari melepas sarung tangan karet dan menuju kamar mandi. Kini, penyandang nama samaran JK--atau lebih dikenal dengan nama debut Rabbite sang tangan kanan hacker terbaik, Tiger--terkulai lemah di antara bantal duduk bersama dengan Taehyung yang menjaga.
Mengetahui situasi tidak berjalan sesuai rencana awal, akhirnya Seokjin memanggil anak didiknya, Rose. Yoongi tidak akan bisa menunggu lama nanti, semuanya harus sudah siap ketika dia datang. Namjoon tidak mungkin memanggil Seokjin untuk memeriksa Jungkook, karena hasil otopsi ini sudah dinantikan oleh Bos Besar, Min Suga. "Taehyung, mungkin aku bisa ambilkan handuk untuk mengelap keringat Jungkook," dibalas dengan anggukan pelan, Namjoon berinisiatif untuk membawa handuk dan air mineral. Ditaruhnya di sebelah Taehyung lalu kembali menunggu di depan pintu ruang otopsi. Mata kelinci itu tertutup rapat dan bulu matanya terlihat basah, "Hyung, itu menjijikan." Suaranya terdengar lirih, Taehyung langsung memeluk erat Jungkook dan mengelus punggungnya perlahan. Menit terasa cepat hingga berganti menjadi hitungan jam.
Suara deru mobil mahal itu terdengar dari ruang tamu, beberapa ajudan Namjoon membukakan pintu masuk untuk pria tampan berpakaian serba hitam itu, dengan lengan kemeja yang dilipat ke atas serta satu kancing yang sengaja dibuka--baiklah itu bisa membuat spesies jomblo di luar sana mimisan. Melihat situasi yang tidak mendukung, alis Yoongi terangkat sebelah sambil bertanya dengan singkat, "Apa?" Namjoon muncul bersama dengan Seokjin, dibelakangnya ada anak gadis yang terlihat cerdas itu, kedua dokter dan asisten telah menyelesaikan otopsi disaat yang tepat ketika Yoongi menginjakkan kakinya di lantai pertama rumah Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myth | YoonMin | MafiaAu [DISCONTINUED]
FanfictionStart- 09 July 2018 Apa yang harus kutulis di kolom deskripsi? Sepertinya aku lebih menyukai saat kalian sendiri yang menarik diri untuk membuka lembaran dongeng manis ini. Jangan lupakan, aku adalah Andromeda sang pengantar jiwa-jiwa kecil ke alam...