|5|

2.6K 374 134
                                    

.
.
.
.
[Phoenix]
.
.
.
.

Sapuan tangga nada melantunkan irama hingga ke sudut ruangan, remang cahaya memantul dari meja cendana dengan ukiran anggrek hitam di tengahnya. Jendela megah terbuka beserta tirai merah yang menari oleh kecupan semilir alam. Lantai marmer dingin membuat tulang punggung nyeri dan melembut, bahkan chandelier bulat berhiaskan kristal mewah mulai bersembunyi di belakang sinar. Keangkuhan yang dominan menyelimuti pria Rusia-Korea itu, ketampanan yang menyembunyikan kekejian dan lirikan yang dingin menusuk jantung. Lihatlah, dia pandai sekali menyembunyikan perasaan di balik topeng dingin kasat mata dengan sempurna!

Beberapa ajudan berada tidak jauh darinya, berpakaian serba hitam dengan topeng yang menutupi identitas. Oh, siapa juga di dalam sana yang akan memahami maksud dan tujuan dari kedatangan Suga? Dia membawa cincin naga giok! Kali ini, kelompok mana yang akan menghadapi murkanya? Bahkan yakuza tidak akan berani menantang Suga, dan mereka memahami betul maksud tersirat cincin giok itu. Bagi underworld itu adalah kekuasaan mutlak yang disandang oleh keturunan Min, sedangkan untuk mereka? Itu adalah tanda kematian.

"Min Yoongi?" suara yang menjijikan dengan kesan manis yang dibuat-buat membuat Suga mendengus. Yoichi langsung merapikan kemeja satin metalic gold nya, lalu berjalan mendekati Suga dengan hati-hati dan anggun. "Slut, stay where you stand. You disgusted me," Yoichi tidak berada jauh dari Suga, tubuhnya menegang. "Yoongi?" suaranya bergetar, memanggil pria dingin yang berdiri dengan pijakan kekuasaan dan harga diri. Suga memandang rendah manusia sejenis Yoichi, diberi tumpangan dan dilindungi di balik rentangan sayap keluarga Min, namun dibalas dengan penghinaan dan pengkhianatan. Mata Suga memandang Yoichi lalu beralih ke pemuda berambut blonde yang berbalut dengan kain sutra merah di atas podium, sambil menggertak giginya dia berkata, "Who do you think you are so you dare to touch the next queen of the underworld. The Mighty Phoenix?"

*Dragon-Phoenix melambangkan kekuasaan mutlak di underworld."

"Dia hanya seorang pelacur kecil! Karena dia, Yoongi, kau pergi dariku! Dia merebutmu dariku Yoongi! Lebih baik dia --" teriakan Yoichi berhenti saat peluru tembaga mendarat tidak jauh dari kakinya. "Sejak kapan aku, The dragon among men, merendahkan diri untuk bersanding dengan pemuda yang akan membukakan pahanya untuk memanjat hingga ke langit? Kau menyebut kesayanganku dengan sebutan pelacur, tidak bisakah kau menatap dirimu sendiri di depan cermin bahwa kau jauh lebih tidak berharga dibanding seujung jari kukunya?" suara yang tegas, kilatan mata yang gelap dan tatapan yang intens namun tidak terlepas dari kata dingin. "Rantai dia, aku akan mengurusnya nanti," Suga melambaikan tangannya pada kedua ajudan terdekat, mereka langsung membanting Yoichi ke tanah, dan memukul tulang punggung pria berdarah Jepang itu.

Hentakan sepatu mahal mulai melewati karpet merah, hembusan angin melambaikan ujung jas dan dasi, pemuda cantik di atas sana, pujaan hati Min Suga yang lama hilang. Jimin mendudukkan dirinya di sofa, perlahan menggerakkan pundak kiri yang masih terasa nyeri, bulu mata seindah ekor merak dan warna mata seperti kayu cendana yang jernih. Langkah Suga terhenti di pijakan tangga pertama, tangannya terbuka di depan Jimin, "Ayo pulang." Jemari mungil Jimin perlahan menerima ajakan Yoongi, dia menaruh tangan kecil nya di atas telapak Yoongi yang lebar. "Hangat," Jimin melirik Yoongi, wajah pria itu melembut hanya untuk Jimin. Yoongi melingkarkan tangannya di pinggang Jimin, lalu mengangkat pemuda manis itu kedekapan nya.

"Jimin takut?" Yoongi bertanya dengan nada yang lembut. Kepala blonde itu menggeleng, "Kau tidak takut padaku?" sekali lagi Jimin menggeleng. "Maaf aku terlambat, yang bodoh ini baru menyadari kalau Jimin dan Fenghuang* dari kediaman Park adalah orang yang sama. Tunangan Min Yoongi yang disembunyikan oleh dunia, dan langit bahkan masih belum puas dengan penderitaan kita, sayang," kalimat terakhir tertahan di leher Yoongi, sesuatu kadang memang lebih baik jangan diucapkan.

Myth | YoonMin | MafiaAu [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang