|2|

3.6K 478 152
                                    

.
.
.
.
[Fate]
.
.
.
.

Petang mulai memunculkan wajahnya yang sendu, membuat serigala malam bersahut-sahutan dengan merdu, dan semuanya tampak tenang hingga pasukan milik Kaisar datang menyerbu. Fokuskan pandanganmu, lihat sang naga tengah meredam amarah yang tidak kunjung mereda. Beliau menggunakan baju zirah yang paling berbeda, menandakan bahwa dialah yang paling berkuasa. Disana, terdapat pasukan elit milik negara yang penuh dengan rahasia. Kaisar mengerahkan jenderal-jenderal terbaik hanya untuk memasuki jenggala, dimana pohon berumur ratusan tahun berdiri dengan bangga.

Sebentar, kemana kah pasukan khusus milik Kaisar mengembara? Ada gerangan apa lagi ini? Astaga, tidak biasanya sang Kaisar turut mengikuti! Sesuatu yang serius pasti telah terjadi! Mata tajam milik kaisar menatap ke seluruh penjuru, nafasnya ikut memburu. Tersirat di balik sorot kilauan matanya yang tegas, beliau sedang takut dan gusar. Genap sudah hari kedua mereka mencari keberadaan seseorang yang amat dicintai oleh seluruh rakyat jelata. Mereka berkuda hingga ke utara, sebagaimana petunjuk mengenai sang permaisuri di atas coretan tinta.

Maharaja yang mulia, keturunan suci para naga penjelmaan dewa. Sudah seharusnya beliau tidak takut pada apapun yang ada di dunia, karena semua yang berada di tanah perjanjian ada di bawah kendalinya. Tapi semua itu sirna, saat kehadiran Jimin mulai menyelinap masuk ke hati kecil miliknya. Kehilangan Jimin--merupakan ketakutan terdalam yang paling kaisar hindari. Seketika kabar bahwa Jimin menghilang, kaisar membeku di tempat dia berdiri. Kini, pasukan itu sedang datang berkunjung ke perbatasan yang paling ditakuti--tempat para bandit dan jarahannya bersembunyi.

Kaisar hanya bergumam pelan, "Jimin, dimana kau?" Beliau merindukan kehadiran sang belahan jiwa, sangat amat merindukan sosok penuh perhatian yang selalu berada disisinya. Hingga teriakan salah satu jenderal membangkitkan harapan di dalam dirinya, "Yang Mulia! Disana!" Matanya memincing ke arah yang ditunjukan, dadanya berdebar murka terhadap segerombolan orang yang berusaha mengejar permaisurinya. Samar-samar dari ujung sana, terdengar teriakan Jimin dan beberapa orang yang tertawa. Dengan berani, segerombolan orang yang diperkirakan bandit itu mulai menelanjangi Jimin.

Kaisar membawa kudanya berlari dengan gagah, matanya berubah menjadi gelap begitu melihat keadaan Jimin. Si mungil itu bersandar di pohon rindang dengan rambut yang acak-acakkan, berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan kain tipis putih --yang sudah setengah terbuka-- agar tidak menunjukan tubuh mulusnya. Bertambah marah kaisar, saat melihat luka di sudut bibir Jimin, dipastikan bahwa permaisurinya menerima pukulan cukup kuat disitu. Beliau menggertakan giginya, sekejap para bandit sialan itu bergetar ketakutan karena aura haus darah mulai muncul di sekitar kaisar.

Satu kalimat dari kaisar kepada Jimin, sebelum beliau menghabisi nyawa manusia keparat yang ada di depannya, dengan tenang, "Tutup matamu." Secepat mungkin Jimin memejamkan matanya dengan erat dan menutup kedua telinga menggunakan telapak tangan. Ekor mata kaisar melirik, memastikan Jimin sudah melakukan perintahnya. Cukup sekali ayunan dari pedang yang memiliki sejarah nan kelam, membuat beberapa pasang kepala berpindah dari tempat yang seharusnya. Beberapa orang kesetiaan Kaisar berusaha membantu, tapi jenderal tertinggi--sahabat kecil sang Kaisar--menahan mereka dengan isyarat khusus, "Hentikan. Yang Mulia sudah gelap mata. Menjauh jika kalian masih sayang nyawa dan keluarga."

Mereka hanya mengangguk, diam tidak berkutik, bahkan untuk beberapa detik, mendadak seluruh pasukan lupa bagaimana caranya bernafas. Untuk pertama kali di dalam sejarah hidup mereka, pemandangan naga yang bermandikan darah amat jarang terjadi. Kaisar yang dihormati rakyat, kini menjadi pembunuh berdarah dingin yang tidak mengenal kata ampun. Kekuatannya tidak bisa diremehkan, segerombolan bandit yang membawa pedang tajam bisa dia lenyapkan dalam sekejap. Selesai sudah, dia menatap puas dengan tumpukan mayat yang ada di bawah kakinya. Beliau melepas baju perang itu, menjatuhkannya ke tanah bersamaan dengan pedang yang sudah merenggut banyak jiwa, "Berbalik kalian semua! Jangan mencoba menatap Jimin-ku, sebelum kutarik bola mata kalian, dan kuhancurkan dengan tangan!" perintah kaisar.

Myth | YoonMin | MafiaAu [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang