Sepekan Dirumah Baru

85 10 3
                                    

Hari ini aku bangun lebih awal dari biasanya, karna aku belum terbiasa dengan kamar yang baru aku tempati ini. Lain denganku kakak ku, kak Meera dia tidur sangat pulas, karna dimana saja dia tidur pasti dia akan merasa nyaman.

Aku langsung menuruni anak tangga, menuju dapur karna perutku sudah berteriak - teriak minta makanan. Begitu sampai di dapur terlihat Bunda sedang memanggang roti untuk sarapan. Tanpa berfikir panjang aku langsung menghampiri Bunda.

" Good morning Bun." Sapaku

" Morning honey." Sapa Bunda kembali.

" Tumben jam segini udah bangun, biasanya kamu bangun lebih lambat." Ledek ayah dari ruang tamu.

" Yey emang aku putri tidur, bangunnya lama." Bela ku.

" Biasanya juga iya kan."

" Enggak juga tuh,."

" Mas...."

Belum selesai Ayah berbicara Bunda langsung menghentikan kegaduhan yang dibuat oleh ku dan ayah.

" Sttttt udah ah, lebih baik sekarang kalian berdua sarapan terus beres - beres rumah." Nasihat Bunda.

" Siap komandan." Jawab kami serempak.

" Oh ya kira kamu bangunin kak Meera yah, terus suruh dia segera sarapan. "

" Ok tenang aja bundaku yang cantik jelita."

" Yaudah gih, sana bangunin."

Aku tidak menjawab perkataan bunda, aku segera balik badan dan naik untuk menuju kamar.

Sesampainya di kamar aku melihat sesosok wanita sedang berdiri di pojokan kamarku, dia nampak seperti seorang wanita dewasa, aku merasa aneh, dan yang paling anehnya lagi kak Meera tidak ada di sana. Ku dekati wanita tersebut dengan hati - hati, langkahku makin dekat,,,,,, makin dekat dan saat satu langkah lagi mendekati wanita tersebut, tiba - tiba saja lampu kamarku mati.

Aku merasakan kekhawatiran dengan amat sangat. Saat ku sentuh punggung wanita tersebut, diapun membalikan badannya, aku sangat terkejut karena wajahnya begitu rusak dia terlihat sangat marah padaku karna ku telah mengusiknya.

Tanpa berfikir panjang aku sesegera mungkin keluar dari kamar. Akan tetapi sayangnya kamarku terkunci, aku menjerit keras meminta pertolongan.

" Bunda, Ayah tolong aku, tolong." Aku berteriak sekencang mungkin.

Tiada siapapun yang menjawab. Aku segera berteriak kembali akan tetapi sama saja tidak ada jawaban. Untuk yang ketiga kalinya aku berteriak sama saja tidak ada respon dari keluargaku.

Sementara itu wanita tersebut datang menghampiriku, jantungku berdegup begitu cepat napasku terasa begitu sesak. Dia terus dekat, terus mendekatiku dan tiba - tiba saja dia ada di sampingku. Aku kaget bukan main dia mulai berkata

" Help...... Help........ Help....... Help me please. Help me." Dengan raut wajah yang berubah.

Dia nampak memilukan, memang awalnya aku merasa takut akan tetapi setelah dia berkata begitu aku merasakan keibaan pada dirinya. Aku tidak mengerti mengapa dia meminta tolong padaku. Siapa dia?

" Mau apa kau disini? Dan kenapa kau meminta tolong padaku?" Tanyaku panik Karna dia terus berada di sampingku.

" Help me ..... Help me ..... Please!!!"

" Siapa kamu? " Tanyaku untuk yang kedua kalinya.

Akan tetapi, nihil dia tak mau menjawab. Tiba - tiba saja wajahnya kembali menampakan kemarahan yang sangat besar. Dia mendekatiku dan tiba tiba saja tangannya yang pucat itu mengarah ke leherku dan ya dia mencekikku. Aku segera berteriak meminta tolong.

Ghost In Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang