Pindah Rumah

92 11 2
                                    

" penyesalan mungkin Takan pernah memberikan solusi dan hanya berdampak buruk bagi seseorang yang mengalaminya."

" Huhuhu aku tidak mau. Pokonya aku tidak mau titik..." Tangis Arnold  tiada henti.

Dari kemarin adikku Arnold tidak mau berhenti menangis, pasalnya kami sekeluarga akan pindah rumah. Arnold memang masih lugu dan sedikit egois sehingga dia masih saja memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Ayah yang  sudah geram dengan sikap Arnold mencoba menasehatinya dengan nada bicara yang agak tinggi. Bukannya diam tapi tangisnya semakin menjadi - jadi. Akhirnya ayah menyerah dan melemparkannya pada Bunda. 

" Sayang.... Sttttt..... kamu gak boleh nangis. Ayah dipindahkan tugasnya ke Bandung jadi otomatis kita harus ikut sama Ayah!!! kan gak mungkin kalau kita disini hanya berempat, nanti kalau ada orang jahat gimana? Siapa yang mau jagain Bunda, kak Meera dan Kak Kira?" Jelas bunda

"  Tapi, tapikan. Satu tahun lalu, kita baru pindah Bun, masa kita mau pindah lagi, aku baru saja punya teman - teman yang baik dan sekarang aku harus berpisah dengan mereka."

" Iya sayang ...   Bunda ngerti kamu masih ingin tinggal disini dan gak mau jauh dari teman-teman kamu, Tapi masalahnya kamu harus tetep ikut Bunda dan Ayah. Katanya kamu anak baik  masa anak baik lawan orangtuanya."  Kata Bunda sambil mengelus - Elus kepalanya.

Memang sebenarnya akupun tidak mau pindah, rasanya berat sekali meninggalkan teman - teman dan rumah yang baru saja kukenal dan kutempati. Tapi harus bagaimana lagi mau tidak mau kami sekeluarga harus pindah kerumah yang baru.

Akhirnya, kami sekeluarga selesai mengemasi barang - barang, dan berencana untuk beristirahat karena besok kami akan menempuh perjalanan yang lumayan jauh yaitu Bali- Bandung.

°°°°°°°°

"

Kira, kira, lu mau tidur aja terus ketinggalan?"


" Hmmm, aku masih ngantuk ka."

" Bangun kebo, kita kan mau pindahan!!!! Masa lu tidur Mulu cepet bangun. Buruan. Syakira merlia syah. Teriak kak Meera memperjelas namaku.

" Iya, iya aku bangun nih, mataku melek."

" Yaudah buru mandi."

" Fine, udah sana kakak pergi aja deh, berisik."

Kakak ku dan aku memang sering berkelahi, walaupun itu hanya untuk masalah yang sepele. Tapi kami saling menyayangi.

Hari ini kami, akan pindah kerumah baru. Kami mulai memasukan barang - barang yang telah kami memasuki kemarin kedalam bagasi mobil.
Dalam perjalanan kami hanya diam dan sibuk pada aktivitas masing - masing.

5 jam kemudian.....

Setelah 5 jam dalam perjalanan  akhirnya sampai. Aku tertegun sejenak bangunan rumahnya sangatlah artistik tapi sayang bangunan rumah tersebut sudah usang dimakan usia.

" Ayah, ini rumah kita?" Tanya kak Meera.

"  Ya inilah rumah kita, baguskan.!!!!"

" What ???? This is we home ??? Really???"

" Apa sih kak jangan sok Inggris deh Kitakan orang Indonesia seharusnya kita patut melestarikan bahasa kita dong!!!!!."

" Ihh apa sih de, biasanya juga lu yang suka pake bahasa Inggris."

" ya juga sih, hehehe."

" Udah - udah mending sekarang kita masuk aja.! Yuk!!!!" Ajak bunda.

" Ok bunda." Serempak

Namun ketika hendak melangkahkan kaki masuk kedalam rumah tiba - tiba saja datang seorang lelaki paruh baya dengan memakai baju compang camping berkata.

" Ja.......nganm...... Jan.......and .....pergi...... Bahaya ...... Bahaya."

Setelah berkata begitu tiba - tiba saja dia pergi entah kemana. Misterius mengherankan, aku dan keluargaku tidak mengerti apa yang dia katakan tapi ada satu kata yang bisa kami cerna dengan baik " berbahaya".

" Bunda.... Tadi itu siapa aku takut." Kata Arnold sambil mencengkram pinggang kecil bunda.

" Nggak, kok itu bukan siapa - siapa cuma orang setres lewat. Yaudah kita masuk yuk.!!!"

Kami sekeluarga masuk dan memutuskan untuk beristirahat karena rasa lelah ini tidak bisa ditahan lagi......

🍁🍁🍁🍁

  

Ghost In Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang